13

674 43 9
                                    

#CanYouLoveMe013

Sudah hampir jam Sepuluh malam, Kiandra masih berkutat pada ponsel yang menempel pada daun telinganya. Gadis itu berjalan mondar-mandir didalam kamar. Sesekali dengusan kembali keluar dari mulutnya itu. mengigit sudut bibir untuk mengalihkan rasa kesal dan jengkel sejak tadi bercokol didalam dadanya itu.

"Vin, apa susahnya sih besok bolos sekolah? Cuma sehari aja," kata Kiandra dengan embusan napas panjang dan juga lelah. Gadis itu meremas rambutnya yang berada di ubun-ubun kepala. Kiandra tengah menelefon Alvin, agar cowok itu tidak masuk sekolah besok. Ia masih khawatir kalau Edo and the genk bakalan membongkar rahasia Alvin. Dirinya tak mau melihat Alvin shock dan terluka jika rahasia itu diketahui oleh satu sekolah.

"jelaskan dulu kenapa gue harus bolos sekolah?"

Untuk yang kesekian kalinya, pertanyaan sama terlontar dari mulut Alvin. Kiandra mengerang hebat, menghentakkan kaki diatas lantai. Dirinya kesal bukan kepala pada Alvin. Cowok yang sangat susah di atur. Tidak mau menurut, seringnya ngebantah terus.

"Lo nggak perlu tau apa alasannya Vin, nurut sih apa kata gue. Sekali ini aja, pleas," mau tak mau Kiandra menurunkan nada bicaranya yang tadinya cukup tinggi hingga turun ke level sedang, atau lebih tepatnya sedikit memelas.

"ada masalah apa sampai pakai nada memohon sama gue? Lo kayak bukan Kiandra yang biasanya."

Kiandra menghempaskan pantatnya disisi ranjang. Memijit kedua pelipisnya yang mulai berdenyut sakit. Memikirkan perasaan Alvin yang akan hancur besok, rasa pening langgsung menyerang kepalanya tanpa ampun.

"Penting banget ya lo tau alasannya?" desah Kiandra frutasi mengacak-ngacak rambutnya yang sudah panjang melintasi bahu.

"Penting banget. Kalau lo nggak bisa kasih tau gue alasannya apa. Besok gue tetap masuk sekolah seperti biasa," balas Alvin yang berada diujung telefon sana.

Gadis ini terdiam beberapa detik. Memutar otak, memikirkan alasan yang tepat untuk dikatakan pada Alvin, si cowok keras kepala itu.

"Kalau nggak ada hal yang mau omongin sama gue. Sambungannya gue putus ya. Soalnya gue udah ngantuk berat. Dadah—Kiandra sayang,"

Pip

Sambunga telefon antara dirinya dengan Alvin terputus begitu saja. Kiandra terbengong-bengong untuk beberapa detik. Otaknya masih berkutat memikirkan alasan, Alvin malah menambag berat kerja otaknya. Mendengar kata ' sayang' dari Alvin. Wajah Kiandra merona merah untuk beberapa detik kedepan.

Lalu, sejurus kemudian Kiandra mengerjap dan dia sudah ditarik kembali ke alam sadar. Ia langgsung me—redail ulang nomer telefon Alvin. Gadis itu menanti dengan gusar. Ia tak tahu apa yang akan terjadi besok jika Alvin masih berkeras kepala dan masuk sekolah.

Telefonnya masih tak diangkat oleh Alvin. Kiandra masih menanti dengan sabar. Berharap cowok itu mau mengangkat telefonnya. Sampai sang operator bersuara. Kiandra memutuskan sambungan telefon sambil menurunkan benda pipih itu dari telinganya. Ia memandang langit-langit kamar sejenak.

"Gue nggak mau lo sakit hati Vin, besok mereka bertiga pasti ngejalanin rencana busuk buat ngejatuhin elo." Kiandra bergumam pelan seraya mengembuskan napas lewat mulut. Dirinya tak tahu kenapa bisa secemas ini pada Alvin. Selama ini dia bisa cuek dalam hal apapun. Tapi kalau sudah bersangkutan dengan Alvin. Rasanya Kiandra tak bisa cuek dengan masalah yang akan menimpa sahabatnya. Sahabat yang awalnya merisihkan namun lama kelamaan ia merasa nyaman dengan Alvin. Sudah hampir 6 bulanan Alvin satu sekolah dengan dirinya. Dan entah sejak kapan, Alvin berhasil mengalihkan dunianya, meblokir otaknya untuk memikirkan hal yang lain.

Can You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang