08

539 48 6
                                    

#CanYouLoveMe08

15:00 Wib

Matahari mulai condong secara perlahan. Namun sinarnya masih ketara dan masih bisa menyengat kulit hingga terasa panas. Kiandra menyeka keringat lalu menarik napas dalam-dalam. Wajah gadis itu tampak serius sekali. Berpikir keras kemana lagi ia harus mencari keberadaan Alvin. Bahkan setelah Bel tanda sekolah sudah usai. Dirinya dan Keenan bergegas berangkat menuju Rumah Alvin, namun sesampainya disana. Kiandra tak menemukan siapapun. Rumah itu kosong tak berpenghuni.

Demi Alvin, dirinya rela bolos latihan Basket. Walau terkesan ia tak begitu peduli dengan Basket. Tetap saja ia punya tagung jawab untuk terus mengikuti latihan Basket karena dalam waktu dekat sekolahnya-tim Basketnya akan bertanding dengan sekolah lain.

"Udah sore Kia, kita balik aja yuk. Besok aja kita cari lagi,"bujuk Keenan yang benar-benar sudah lelah mengubek seluruh Warakas hanya untuk mencari manusia yang bernama Alvin. Mereka berdua berdiri di Halte Bus. Beristirahat sejenak menghilangkan penat yang mendera. Kiandra-bukanlah tipe gadis yang mudah putus asa. Jika Alvin tak dapat ia temukan di Rumah, maka ia akan mencari ketempat lain. Tempat yang kemungkinan besar Alvin datangi.

Kedua tangan Kianra berada di pingang, memandang Keenan sambil memayunkan bibir, "lo pulang dulua aja. Gue masih mau nyari Alvin,"katanya lalu menyandarkan punggung pada tiang listrik terdekat.

Keenan memutar bola matanya jengah, "Mau nyari kemana lagi, coba? Kita udah jalan 2 jam lebih Kiandra. Gue udah capek, memangnya lo nggak capek apa?"desah Keenan dengan wajah super lelah. Berjalan mendekati gadis itu.

"Kalau capek pulang aja. Gue bisa cari sendiri Keen,"

"Gue nggak bisa ngebiarin elo sendiri Kiandra. Udahlah pulang aja dulu, besok kita cari lagi."

"kenapa nggak bisa biarin gue cari sendiri?"balas Kiandra dengan wajah tak mengerti kenapa Keenan mengatakan hal demikian. Dirinya bisa jalan sendiri, bisa mencari sendiri orang yang ingin ia temukan langgsung.

Keenan membasahi bibirnya yang kering dengan lidah, mendesah berat, "Lo itu kalau dibiarin sendiri ada aja masalahnya, Kia." Pemuda itu menelengkan wajahnya. Kiandra mendelikkan kelopak mata, "kayaknya gue nggak sesering itu deh bikin masalahnya, Keen,"sahutnya cepat. Kelewat cepat sampai Keenan memandang Kiandra tanpa kedip.

"Lo itu terlalu sering buat masalah Nona Kiandra. Ingat pertama kali kita ketemu? Lo ngikutin gue, terus malah lo di cegat sama musuh-musuh yang entah dari mana elo dapatkan,"

"Oh-malam itu, gue lagi sial aja. Lagian nggak semua tempat ada musuh gue Keenan. Udah deh lo pulang aja sana, bilang sama Bunda gue ada kerja kelompok gitu. Biar Bunda nggak khawatir," Kiandra masih mendebat ucapan Keenan. Membela diri mengatakan bahwa dirinya tidak mungkin memiliki musuh disemua tempat yang ia datangi.

Pemuda bermata sipit itu mengecap mulutnya sekali, jujur saja ia tak bisa pulang sendiri kalau belum berhasil membujuk gadis keras kepala ini pulang. Dia tidak ingin gadis ini terluka. Setidaknya rasa sayangnya sudah tumbuh didalam dada bersamaan waktu yang telah ia habiskan dirumah Keluarga Karisma. Mungkin harus di ingatkan sekali lagi. Bahwa, Keenan menambah daftar wanita yang harus ia jaga sebisa mungkin. Pertama, Kiara kembarannya yang manis. Kedua-Kiandra yang egois.

"Ayo kita cari sampai maghrib nanti. Kalau masih nggak ketemu juga, lo harus pulang sama gue,"kata Keenan pada akhirnya dia menyerah membujuk Kiandra untuk pulang sore ini juga.

"Jadi? Lo masih mau ikut gue,"

"Tentu saja, gue nggak bisa biarin elo sendiri. Kalau ada apa-apa sama el-,"

Can You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang