(5)..........Love Story part.4 : Ketika Cinta Melambai

60 8 1
                                    

"Udahlah, Islam sama aja dengan ilmu dunia. Tinggal kamunya aja mau atau tidak, nanti setiap pagi kamu berangkat ke pondok ya?" Gibran memberi saran Zahra.

Sambil berfikir, "Ya udah deh, nanti pagi Aku dijemput ya,"

"Iya," lalu Gibran pergi menuju rumahnya dan Zahra memasuki rumahnya. Sambil berjalan akhirnya Zahra langkahnya dihentikan orang tuanya.

"Etha, bener nih Kamu akan balikan lagi sama Samuel?" Bu bhitana bertanya dengan penuh misteri.

"Lihat sajalah Mam," Zahra menduduki kursi.

"Kok gitu jawabannya, yang pasti dong."

"Tapi Mam, kalo dia udah punya yang lain gimana?"

"Katanya cinta, apalagi sayang. Tapi kok nggak diperjuangin."

"Udahlah Mam," Zahra pun meninggalkan ruang tamu.

Lalu orang tuanya mengikutinya, dan pergi meninggalkan dirinya.

*****
Pagi yang telah menjelma menawankan senyum yang merobekkan hiasan bibir, sebuah mobil sport melaju dengan kecepatan konstan. Dilain sisi Zahra yang sedang persiapan untuk melakukan pendaftarannya di sekolah yang dulu dia tempati sedang prepare menuju ke sekolah dengan didampingi orang tuanya. Zahra lalu melanjutkan perjalanannya menuju sekolah lamanya, karena setahun tidak memandang deretan bangku yang kosong.
Setibanya di sekolah Zahra melihat Samuel yang sudah sampai di sekolahan dan memarkirkan mobil sportnya.

"Itu Mam dia," bola matanya mengarah ke Samuel.

"Siapa toh Nak," bertanya padanya.

"Samuel Mam, sekarang kok keren banget ya Mam," Zahra sambil menggigit bibirnya.

"Gimana kerennya, nggak ada tuh Nak. Biasa aja tuh Anak," lalu mereka berdua menuju ke ruang kepala sekolah.

Setibanya di ruang kepala sekolah, Zahra dan mamanya memasuki ruangan tersebut.

"Assalamuala'ikum Bapak," salam di lantunkan di mulut Zahra.

"Waalaikum salam, silahkan masuk," jawab Pak Barotomangung Sentoro yang akrab di sapa Pak Barma dari kata Bar dan ma.

Zahra pun memasuki pintu ruangan kepala sekolah.

"Pak bolehkah Anak saya kembali untuk bersekolah di SMA ini," tanya Bu Bhitana.

"Silahkan Ibu menyekolahkan disini akan saya terima dengan penuh kesenangan," Kata Pak Kepala Sekolah.

"Makasih ya Pak," kesenangan terlukis dihati Bu Bhitana dan Anaknya, setelah syarat yang diajukan Kepala Sekolah kemudian Bu Bhitana dan Zahra keluar dari ruangan tersebut.

"Mama pulang dulu ya Nak," kata Bu Bhitana.

"Iya Mam, hati-hati ya?" Zahra menjawabnya.

Lalu Bu Bhitana melangkah dan dilanjutkan untuk pulang ke rumahnya. Akan tetapi menikmati awal sekolah Zahra mengisinya dengan berjalan ke depan perpustakaan, disana terdapat tulisan bacalah ilmu dengan bijak!! Melihat tulisan tersebut Zahra kemudian memasuki perpustakaan. Tanpa di sangka ternyata Samuel lebih dulu datang di perpustakaan, sambil melangkah menyusuri buku-buku ternyata Zahra Melihat Samuel.

"Sedang apa itu Samuel sekarang ya?" Perkataan yang diucapkan Zahra bertolak belakang dengan dirinya yang satu tahun lalu.

Semakin penasaran, Zahra mendekati jarak Samuel sambil mengambil buku non fiktif di rak buku, tanpa sengaja Zahra menjatuhkan buku tersebut.

"Berisik amat suara itu!!" Tegas nada Samuel yang sedang memandang arah suara.

"Aduuhhh... gimana nih," Zahra ketakutan.

Senja Menampar ( Complete ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang