(16)..........New Zealand part.4

21 4 0
                                    

Perjalanannya mengelilingi kota Auckland kesampaian juga, berpuluh-puluh kilo telah dilalui mereka dengan susah payah. Tiba disuatu tempat yang bernama Waitemata Harbour, yaitu juga sering disebut dengan Auckland Harbour, merupakan satu dari dua pelabuhan alam utama di Auckland. Pelabuhan ini terletak di sebelah utara dan timur kota ini dan menghadap ke Teluk Hauraki dan Samudra Pasifik. Pelabuhan ini juga memisahkan daratan utama kota Auckland dengan wilayah North Shore, Rangitoto Island, dan Waiheke Island. Dalam Bahasa Maori, Waitemata berarti “sparkling water”. Dari pelabuhan ini, wisatawan bisa menikmati pemandangan pusat kota Auckland dan Sky Tower dari kejauhan. Di pelabuhan ini juga terdapat landmark utama Auckland, lainnya yaitu Auckland Harbour Bridge.

Ditempat tersebut mereka berhenti dan menikmati suasana pelabuhan yang dikelilingi pemandangan yang menakjubkan, dari arah pelabuhan Chaira dan keempat temannya tersebut dapat melihat berbagai kapal yang sedang berlabuh maupun sedang berlayar. Waitemata Harbour menjadi obyek pertama yang mereka kunjungi. Sepanjang jalan yang ditempuh ternyata Erdhana sedang berdua dengan Fargh, entah apa yang terjadi padanya membuat ketiga temannya yang melihat kejadian tersebut sontak menjauh darinya dan selalu bertanya-tanya, apa yang akan dilakukan dia.

"Fargh gimana keadaanmu saat berada disini berdua denganmu," kata Erdhana yang terang - terangan berbasa-basi kepada Fargh yang kala itu berada didepannya.

"Kita berlima Er, apabila Kamu anggap berdua, berarti Kamu nggak pernah anggap mereka ada," telunjuk Fargh menunjuk ke arah Chaira, Jordan, dan Clienzydsun yang sengaja menjauh darinya.

"Fargh...? Emang mereka ada, tetapi asal Kamu tahu...? Aku....?" Kata Erdhana terhenti sejenak, kurang lebih 2 menit lamanya, "Aku cinta Kamu," tiba-tiba wajah Erdhana memerah tak karuan, hatinya yang berdebar-debar tak menentu, dalam hatinya hanya ada dua : ditembak atau ditolak.

"Bicara apa Kamu tadi? Seriusan...?? Atau cuman nyenengin Gua aja?" Tak ada hujan maupun angin, Fargh pun berlagak seperti mengharapkan cinta darinya, tutur bahasa yang digunakan terasa meyakinkan bahwa dua mencintainya.

"Kok Kamu begitu, Kamu tolak Aku..? Ya udah," tak terduga seketika itu Erdhana pergi menjauh darinya dan menuju ketiga temannya tersebut dengan sedikit air mata yang nampak ada dibola matanya.

"Kenapa Er, Kamu sakit?" Tanya Chaira yang menganggap prilaku Erdhana terlalu aneh baginya, "Kamu kenapa? Kok nangis," Clienzydsun juga memberikan pertanyaan yang wajar bagi Erdhana karena keadaannya yang biasanya tidak menangis menjadi nangis, bahwasanya ketika liburan seseorang akan cenderung bahagia ketimbang orang yang terlalu mempunyai fikiran.

"Aku nggak apa-apa kok, ya udah kita lanjutkan liburan kita. Lagian kita udah lama kok di Waitemata Harbour, yuks lanjut," sesekali air matanya yang menetes diusapnya.

"Tunggu-tunggu, Kamu kenapa sih Er. Gue heran banget sama Kamu, cerita dong sama Kita," Clienzydsun terbebani ketika sikap Erdhana yang tak mampu untuk diajak senang, air mata memang perlu keluar, tetapi lihat kondisi yang pasti agar tidak menjadi penyesalan.

Dilain sisi Fargh tetap mengejar dan menjelaskan semua yang terjadi kepada Erdhana, ketika Fargh datang wajah empat temannya mendadak menjadi garang, dalam hati mereka bahwa Fargh telah menyakiti hati Erdhana namun itu semua ditepis oleh Fargh.

"Oke Gua jelasin semua. Tadi Erdhana nyatain bahwa dirinya mencintai Gua tetapi Gua belum menjawabnya karena Gratis anggap kalo Erdha cuman berkata yang tak sebenarnya, dalam hati Gua sebenarnya, Gua cinta sama Erdhana pada saat dua hari di Auckland. Hati yang sepi ketika melihat Erdhana, berubah menjadi bahagia. Itu semua nyata adanya tanpa Gua rekayasa," terang Fargh dengan lugas dan tegasnya menyatakan cinta pada Erdhana walau cuman pembukaan.

"Untuk Kamu Erdhana, Gua cinta sama Loe. Maukah menjadi tambatan hatiku," seketika Fargh mengulurkan tangannya untuk Erdhana, "Jika Kamu menerimanya, Kamu boleh lompat dari laut!" Jrenggggggg, seketika itu suasana hening, wajah mereka kelihatan takut nan sedih, namun itu semua tidak pada raut wajah Fargh yang tertawa, "Sorry Er, bukan itu kok. Kalo Kamu mencintaiku, Kamu harus....... mencintaiku. Cukup itu saja," terangnya.

Senja Menampar ( Complete ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang