(18)..........New Zealand part.6

18 4 0
                                    

Malam yang sunyi selalu memberikan kesan tersendiri dari sebuah masalah, di kamar Chaira hanya bisa memandang foto Jordan yang berada di ponselnya sambil menahan air mata yang selalu mengalir begitu saja tanpa persiapan yang matang. Di tempat lain Jordan yang kala itu juga sedang tiduran sesekali memandang nomor telepon Chaira, dirinya berharap agar nanti apabila dia menelepon Chaira dia mau mengangkatnya, dipilah atas bawah selama beberapa menit kemudian Jordan lantas menelepon Chaira dengan senang hati tanpa perlu memfikirkan kejadian sebelumnya.

Tutt....Tuuuttt...
Bunyi nada telepon tersambung kepada Chaira.

Melihat ponselnya berdering, Chaira merasa kaget, "Siapa sih malem-malem nelfon Aku," katanya dengan dilanjutkan dengan melihat telepon yang memanggilnya, "Oh.... Jordan!!" Jeritnya yang histeris dengan keadaan ini, "Ngapain dia nelfon malam-malam," Fikirnya.

"Kok lama banget angkatnya," batinnya yang mengharapkan untuk sekali diangkat teleponnya.

"Angkat...tidak....angkat.....tidak...," katanya sambil menghitung jarinya yang berjumlah lima, "Angkat sajalah," lalu Chaira beranjak bangun dan menuju kedepan jendela sambil melihat indahnya pemandangan kota Auckland ketika malam.

"Alhamdulillah diangkat," semangat Jordan tumbuh dan bersinar dibalik wajahnya nan tampan.

Chaira : Iya ada apa? (Sentaknya yang tak ingin untuk ditelepon lagi)

Jordan : Tenang dong Chaiy, nggak usah semacam itu. Aku menelponmu karena ingin sekali meminta maaf kepadamu.

Chaira : Ah gombal, asal Kamu tahu! Aku udah kecewa banget dengan Kamu. Kamu lebih memilih dia ketimbang datang pada ulang tahunku.

Jordan : Chaiy.. dari lubuk hatiku yang paling dalam, Aku sangat mencintaimu. Asal Kamu tahu, apabila Aku tahu ulangtahun mu maka Aku akan tepat waktu, tapi kemarin yang Aku inget, Kamu cuman hanya bilang padaku kalau hati minggu adalah yang menyenangkan bagimu. Itu semua yang Aku dengar karena Apa? Disebelah ku ada balon meletu dan Aku tak mendengar apa yang Kamu bicarakan. (Katanya yang panjang kali lebar sambil berfikir)

Chaira : Aku udah tahu apa maksud mu. Tapi ini semua menyakitkan untuk Aku.

Jordan : Mohon Chaiy? Aku hanya ingin minta maaf darimu.

(Telepon berhenti berkata, suasana diam ditampilkan selama kurang lebih dua menit)

Jordan : Kok diam sih Chaiy? Jawab dong.

Chaira : Aku butuh Waktu untuk menjawab!!!

Lantas telepon pun dimatikan dengan secepat mungkin dan Chaira membalikkan badannya namun ternyata Erdhana dan Clienzydsun terbangun dan menatap Chaira, "Aheemmmzz..," kompak serempak dilakukan mereka berdua.

"Udahlah ngantuk, mau tidur dulu," Chaira berkata nyeleneh dan tidur tak mendengarkan ocehan kedua temannya itu, rasa marah masih menempel dihati Chaira.

"Iyelehh... marah nih ye?" Balas Erdhana yang terus terang tanpa menyinggung perasaan Chaira, namun Clienzydsun juga tidak mau ketinggalan dengan Erdhana, "Ndak usah kebanyakan ngambek! Nanti tua lo?" Sambung Clienzydsun, namun Chaira tetap saja tak mendengarkan melainkan dirinya kemudian tidur dengan menutup tubuhnya dengan selimut nan lembut.

*****
Pukul 07.30 a.m suasana University of Auckland terasa tegang ketika suasana beralih seram, mengapa demikian? Karena hari ini setiap mahasiswa menyerahkan hasil skripsinya. Ruang Faculty terasa panas dan menguap padahal cuaca saat itu masih dingin namun semangat mahasiswa University of Auckland takkan padam, satu persatu mereka menjalani skripsinya dengan perasaan dag...dig...dug... Beda lain dengan kelima mahasiswa asal Indonesia itu, mereka telat dengan jadwal yang ditentukan. Mobil yang melaju kencang seakan mengambang-ambang, setelah sampai di University of Auckland mereka melaju kencang untuk menuju ruangnya yaitu Faculty of Arts, nafas terengah-engah nampak dinadi mereka berlima. Untung saja absen dia belum sampai, tepat sampai ruang Faculty of Arts Chaira Salma Zaqhiawi dipanggil untuk melakukan uji skripsi.

"Chaira Salma Zaqhiawi," kata dosen yang berada di dalam Faculty of Arts dengan memegang kertas absen.

"Duhh! Aku dipanggil," batinnya yang nampak masih terengah-engah, "Dipanggil tuh," kata Fargh yang duduk di depan ruang Faculty of Arts dengan kursi yang panjang melentang.

"Iya," jawabnya sambil mengumbar senyum groginya, tanpa sengaja dirinya menatap Jordan dan raut wajahnya berubah menjadi jutek.

Tepat pukul 09.45 a.m Chaira memasuki ruangan, skripsi berjalan sangat lancar sampai akhirnya absen terakhir dipanggil. Keadaan yang asalnya tegang berubah menjadi tenang, mereka berlima sangat mengharapkan kembalinya ke Indonesia secepat mungkin karena sudah kangen dengan suasana kota,desa, maupun keluarga.  Setara dengan KKN mereka akan melakukan tugas Faculty of Arts tertempat di Auckland Art Gallery Toi o Tāmaki adalah galeri seni yang terletak diWellesley Street, pusat kota Auckland, tidak jauh dari Albert Park. Galeri berarsitektur French Renaissance ini pertama kali dibuka pada tahun 1888 dengan nama Auckland Art Gallery sekaligus Auckland Public Library. Pada saat itu, koleksi yang ada di galeri ini merupakan sumbangan dari Sir George Grey dan James Tannock Mackelvie. Saat ini, jumlah koleksi yang ada di galeri ini lebih dari 15.000 artwork, yang berasal dari wilayah Selandia Baru, Pasifik, dan Eropa. Bangunan utama galeri ini memiliki 3 lantai, dan dilengkapi dengan sebuah clock tower berlantai 6. Pada tahun 1971, Auckland Public Library dipisahkan dari galeri ini dan dipindahkan ke dekat Lorne Street. Galeri ini bisa dikunjungi setiap hari mulai pukul 10 pagi hingga 5 sore.

Mereka melakukan KKN dengan mengamati apa saja yang ada di Auckland Art Gallery selama lima hari lamanya. Waktu yang terus bergulir hari perhari mereka lakukan dengan senang,sedih, maupun susah, namun pada hari kelima Chaira dan keempat temannya tersebut antusias dalam menjalani pengamatan seni yang ada di Auckland Art Gallery Toi o Tāmaki karena beberapa bulan lagi akan selesai menyelesaikan kuliahnya, "Oh bahagianya, tinggal menghitung jari," batin mereka berlima secara kompak, padahal semua itu hatinya yang berkata tanpa harus bersuara.

"Chaiy? Kamu masih marah?" Tanya Jordan yang selama lima hari ini tak diajak bercanda oleh Chaira apalagi bercakap-cakap tapi Jordan sudah yakin pada dirinya sendiri bahwa Chaira mau memaafkannya.

"Ndak kok. Aku udah introspeksi diri, lagian ini semua salah paham antara Aku dan Kamu. Semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita agar bersikap menghargai satu dengan yang lainnya," sahutnya dengan senyum simpulnya.

"Ya udah, detik-detik kelulusan kita harus dirasakan dengan sepenuh hati agar tak menyesal ketika sampai di Indonesia," sambung Fargh yang kala itu sedang mengamati foto yang menempel didinding dan berbicara dengan mereka berempat.

"Kalo Aku sih simple, cuman pengen jalan-jalan di Auckland hanya kita berdua," Erdhana menjawab pernyataan Fargh dengan penuh pesona tanpa keraguan.

"Ya udah lakukan apa yang kita inginkan,, tidak usah terlalu terbebani . Setelah ini kita tinggal selesai melakukan KKN , jadi habis ini kita transit dulu baru besok kita pulang ke Indonesia," kata Chaira yang asyik memegang buku sambil berkata.

"Loh!? Bukanya kita liburan dulu di Auckland, nanti kurang dong kenangan kita," sahut Erdhana.

"Ndak usah!  Nanti uangnya kita buat piknik saja di Indonesia,, lagian kalian pernah piknik di Indonesia.. ya nggakan," balas Chaira.

"Ya udah ... buruan selesaikan secepatnya,," lalu Clienzydsun berkata dan disertai melakukan kegiatan KKN lagi.

Waktu pun terus bergulir dan tiba saatnya mereka selesai melaksanakan tugas lalu menerima hasil kuliahnya yang sangat bagus dan istimewa di University of Auckland dengan berdandan wisuda semester akhirnya, tak itu saja mereka sudah menerima transit untuk pergi ke Indonesia. Acara wisuda telah usai, kemudian mereka berganti baju dan membereskan barangnya untuk persiapan. Pukul 10.00 a.m mereka menuju bandara New Zealand yang berada di kota Auckland, sesampainya di bandara mereka melakukan cek barang untuk di masukkan ke bagasi pesawat , tepat pukul 02.00 p.m akhirnya mereka terbang juga menuju Indonesia.

Senja Menampar ( Complete ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang