03 - Surat Bersampul Merah

2.2K 251 18
                                    

Jakarta. Malam itu di hari yang sama. Di tempat yang lain. Di salah satu rumah arsitek ternama di negeri ini. Pria berusia 27 tahun, bernama Jimmy sedang sibuk merancang desain rumah. Dia duduk takzim di hadapan laptop sembari menyeruput kopi hitam dan menghisap rokok dengan sangat nikmat.

"Pak! Ada surat!" Suara Bibi berseru dari luar kamarnya.

"Masuk saja, Bi. Tidak dikunci."

Bibi kemudian membuka pintu kamarnya yang terlihat remang-remang, dan menyodorkan surat bersampul merah itu.

"Surat dari siapa, Bi?"

"Tidak tahu, Pak." Bibi menyodorkan surat.

"Makasih, Bi."

Bibi langsung cabut keluar dari kamar Jimmy dan menutup kembali pintu kamarnya.

Jimmy lantas menyobek ujung surat tersebut dan membacanya.

"Tiket VIP Kapal Java Mary!" Jimmy tersenyum. "Hakan Arazi. Ternyata kau tidak lupa denganku. Aku akan datang tentunya."

Dia tidak membaca surat itu dengan teliti, lantas melipat kembali dan memasukannya. Saat itu, ponselnya berbunyi nyaring, dengan gerak cepat dia menyambar ponsel yang ditaruh di atas kasur tidurnya dan mengangkat telepon masuk yang datangnya dari Dokter Ryu.

"Halo!" Dokter Ryu menyapa diseberang sana.

"Halo, Dokter Ryu. Apa kabar?" Jimmy menyambut sapaannya dengan hangat.

"Baik-baik. Bagaimana proyek barumu?"

"Lancar. Kau sendiri, masih di rumah sakit swasta itu?"

"Ya, beginilah. Eh, ngomong-ngomong, apa surat dari pengusaha kaya raya itu sudah sampai?"

"Hakan Arazi?"

Dokter Ryu tertawa disebarang sana. "Tentu saja."

"Ya, surat itu sudah sampai."

"Apa kau akan datang dan tidak mengingkari janji itu?"

"Aku pasti akan datang. Kapal itu sungguh mewah, dan aku merasa terhormat bisa menjadi salah satu orang pertama yang bisa menikmati kapal milik Hakan Arazi."

"Baiklah. Nanti kita berangkat bersama. Aku akan jemput kau."

"Kau kan di Pontianak. Tidak langsung saja terbang ke Bali."

"Tidak. Aku ingin bertemu dengan kau dululah. Ada banyak hal yang ingin aku bicarakan mengenai bisnis." Dokter Ryu kembali tertawa.

Malam itu, Jimmy dan Dokter Ryu menghabiskan waktu istirahatnya dengan bercerita satu sama lain. Bercerita tentang kemajuan bisnis masing-masing, keluarga mereka, rencana bisnis ke depan. Obrolan mereka sangat asyik.

***

Di dalam pesawat terbang. Seorang wanita yang tidak bisa tertidur itu berusaha membuka sebuah surat yang didapatkannya tadi siang sebelum dirinya terbang ke Jakarta. Wanita yang berprofesi sebagai model dan sering menghiasi layar kaca di pertelevisian negeri ini menghembuskan napas panjang.

Dibukalah surat bersampul merah tersebut, dan dibacanya dengan teliti.

"Saya Hakan Arazi, dengan hormat meminta anda Nyonya Joseph Iliana untuk hadir di acara persemian Kapal Java Mary yang akan di laksanakan pada hari minggu depan di Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Saya harap anda sebagai salah satu teman terbaikku, bisa hadir di acara-ku."

HORMAT SAYA
HAKAN ARAZI.

"Hakan Arazi. Sang milyuner itu kah?" Wanita bernama Iliana itu tersenyum tipis. Dia kembali membuka isi surat yang didalamnya terdapat tiket VIP dan satu keanehan lain ia temukan.

7 Surat Berdarah (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang