04 - Pelabuhan Pulau Dewata

1.9K 240 29
                                    

Pagi hari di kampus. Dita sudah duduk di salah satu kursi yang terletak di lobi kampus. Matanya terus menatap ke lorong utama. Tubuh itu akhirnya muncul. Edo memakai kemeja kotak-kotak dengan senyum mengembang melambaikan tangan kepada gadis itu.

"Tumben, datangnya telat?"

"Biasa si Arif. Hari ini dia terlalu bersemangat."

Dari kejauhan, terlihat Arif sedang berlari ke arah mereka berdua sembari berteriak. "Oe... oe... kabar gembira!"

"Kabar gembira?" Dita menoleh dan menatap wajah Edo.

"Ya. Kami baru saja mendapat tiket VIP Kapal Java Mary." Edo menyeringai, menggaruk kepala bagian belakang yang tidak gatal.

"Dita! Lihatlah ini!" Arif menunjukan dua tiket VIP itu.

Mata Dita berbinar-binar tidak percaya. "Apa ini nyata?"

"Sungguh."

"Kalian berdua lolos dari ratusan orang yang ikut kompetisi itu?" Dita mengernyitkan dahi.

"Tentu saja. Semua itu berkat, Edo." Arif menepuk bahu Edo. Memuji-muji.

"Itu cukup sulit." Edo menyengir.

"Soal itu bagiku sangat di menusuk akal pikiran. Tapi berkat Edo, kami bisa menjawab sepuluh soal teka-teki itu dengan baik dan benar semua, tanpa cacat."

Edo berkata, "Aku harap, kau tidak berbohong soal uang itu."

Arif tersedak, kemudian tertawa. "Tentu saja tidak, kawan. Kita akan mendapat uang."

***

Seminggu berlalu. Satu minggu yang terasa sangat lama. Edo dan Arif sudah bersiap diri. Mereka berdua kini sudah berdiri di bibir salah satu pelabuhan terbesar Pulau Dewata. Di depan mereka sudah berdiri gagah Kapal Java Mary. Terlihat sangat besar, sangat hebat, luar biasa, istimewa, megah, sungguh sebuah karya yang sangat indah.

"Setiap kali aku melihat kapal pesiar sebesar ini, aku jadi teringat Kapal Titanic." Arif menatap lamat-lamat kapal tersebut.

Di sisi lain. Di bibir pelabuhan. Sekelompok orang berpakaian mewah dengan tas ransel besar di punggung dan meneteng koper terlihat sedang takjub memandang Kapal Java Mary. Banyak orang yang berdatangan untuk melihat dan menyaksikan pelepasan kapal besar dan megah tersebut. Bahkan banyak sekali wartawan yang hadir di sana. Mulai dari surat kabar, pertelevisian swasta. Satu-dua dari wartawan sibuk mewawancarai seorang model cantik dan sutradara terkenal yang sudah meneteng koper.

Dari keramaian, salah seorang berteriak lantang, "Mark!."

Orang itu bernama Eza Pahabol. Dengan koper besar dia berlari patah-patah ke arah Mark dan Putu berdiri.

"Eza!" Wajah Mark terkejut.

"Kau mendapatkan undangan ini?" Eza memperlihatkan surat berisi tiket undangan khusus VIP tersebut.

"Oh, tentu saja. Bagaimana kabarmu, kawan?" Mark menyambutnya dengan pelukan hangat.

"Kabar baik. Bagaimana dengan perkembangan bisnismu, Mark?" ucap Fery dengan senyum mengembang.

"Ah, bisnisku akhir-akhir ini agak kacau. Ada sedikit penurunan." Ekspresi wajah Mark muram, tapi selepas itu senyum hangat menghias kembali wajahnya. "Tapi tenang saja, berkata bantuan pengusaha muda bernama Putu Gede inilah, usahaku kembali bangkit." Mark menunjuk Putu yang berdiri disebelahnya. Putu menyeringai tipis, lekas menjabat tangan Eza.

"Kau masih muda sekali, kawan?" Eza melempar senyum. "Kau juga mendapat tiket itu?"

Putu hanya mengangguk.

"Bagaimana dengan bisnismu, Eza?" Mark bertanya.

Eza menghela napas, "Naik turun, kawan. Sudahlah, jangan bahas masalah bisnis dulu, sebentar lagi kita akan berlibur, menikmati kapal megah milik sahabat kita ini. Hakan Arazi."

"Aku tidak menyangka kalau si Hakan bisa menjadi milyuner. Kegigihannya memang tidak dapat dipertaruhkan. Aku sangat menyukai pribadinya dan semangat kerja kerasnya," ucap Mark.

Eza berkata, "Dengar-dengar, Hakan mengundang dua model seksi itu?"

"Benar sekali," lanjut Mark, "temanku, si Putu ini sangat menanti-nantikan hari penting ini, dia rela meninggalkan setumpuk pekerjaan demi bertemu dengan Iliana dan Mery. Benar begitu kan?"

"Kau ini, suka asal kalau ngomong. Padahal kau sendiri kan yang mengidolai mereka." Putu mendengus sebal.

Mark tertawa, "Tidak usah kau cemberut gitu. Tenang saja, nanti akan aku jodohkan kau dengan salah satu dari mereka."

"Tidak usah. Terima kasih atas bantuannya."

Bunyi terompet yang nyaring dari kapal megah itu terdengar membahana di pelabuhan. Tangga kapal sudah diturunkan, Hakan Arazi beserta para nahkoda dan koki-koki handal sudah berdiri menyambut kedatangan para tamu.

Ada sekitar tujuh tamu undangan spesial yang datang. Dan mereka boleh membawa sanak saudara kandung mereka sendiri. Di barisan terdepan, Dokter Ryu datang sendirian, dia berjalan naik ke atas kapal beriringan dengan Jimmy, salah satu arsitek terbaik di negeri ini. Di belakang mereka ada Mark, Putu, dan juga Eza, berjalan dengan sangat cool. Di belakang mereka ada Fery yang datang bersama kekasihnya, Claudia. Mereka berdua bergandengan mesra layaknya pasangan suami istri baru. Di belakang mereka terlihat dua model seksi, Iliana dan Mery. Mereka berdua berjalan sangat anggun dan tampak akrab satu sama lain. Dan dibelakang mereka merupakan tamu undangan spesial yang lolos melalui tahap kompetisi yang teramat sangat sulit. Mereka bertiga mendapat iringan hangat dari beberapa warga lokal yang menonton disekitar. Mereka bertiga yakni; Edo, Arif, dan seorang gadis cantik bernama Friska.

Mereka melambaikan tangan bersama-sama kepada para warga dan wartawan yang sibuk memotret di bawah sana. Terompet kapal kembali terdengar, mengumandang hebat di langit. Perjalanan pertama menyebrangi laut jawa dimulai, Bali menuju Semarang, kemudian di lanjut ke Pontianak. Perjalanan yang mungkin tak akan pernah terlupakan bagi mereka, karena sesuatu yang misterius akan terjadi dalam waktu dua puluh empat jam kedepan.

Jam sepuluh pagi. Kapal Java Mary sudah resmi meninggalkan pelabuhan pulau dewata. Kapal itu sudah melesat membelah ombak di lautan. Tidak seperti peresmian kapal-kapal besar biasanya, kapal yang satu ini dilepaskan pada jam pagi, tidak sore hari.

Dengan Hakan Arazi sebagai pemilik tunggal Kapal mewah ini, mereka akan merasakan sensasi perjalanan di atas laut dengan kenyamanan hotel bintang lima.

Kapal Java Mary akan menjadi salah satu kapal pesiar paling mewah, paling megah, dan paling istimewa di negeri ini. Tidak hanya terlihat gagah dan besar saja, kapal ini juga mempunyai fasilitas yang luar biasa mewahnya. Kapal bermuatan 700 penumpang ini akan memberikan fasilitas berupa hotel bintang lima didalamnya. Fasilitas tersebut berupa gedung olahraga, berupa jenis olahraga yang dihadirkan di dalamnya, ada basket, futsal, tenis, bulu tangkis, tenis meja, kolam renang setiap lantainya, bahkan ada lapangam golf mini. Selain itu juga ada karaoke, wahana permainan anak, kafe, bar, restoran dengan masakan cepat saji super lengkap. Ada juga bioskop, taman dengan pohon-pohon alami di dalamnya. Sungguh kapal yang menakjubkan luar biasa.

Secara umum Kapal Java Mary memiliki luas 3.875 meter persegi dengan dua balkon, Didalamnya juga terdapat banyak sekali ruang pribadi untuk masing-masing penumpang. Untuk urusan makan kapal mewah yang dioperasikan oleh 300-an kru ini juga dilengkapi dengan restoran
mewah seperti restoran Italia La Veranda, steakhouse Prime 7, continental Compass Rose dan French Chartreuse. Kapal dengan 12 dek atau lantai ini membutuhkan waktu berhari-hari untuk menjelajah seisinya.

(Next)
Vote dan Komentarnya

7 Surat Berdarah (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang