"Apa kalian sudah selesai membersihkan lapangan ini?" suara bu Ary membuat Devian dan Keira menoleh seketika.
"Oh iya lupa," gumam Keira.
Devian menghela nafasnya pelan. "Lupa, bu."
Bu Ary mendengus, "kalian ini ya disuruh memperhatikan penjelasan saya saat saya menerangkan saja tidak mau, dikasih hukuman kaya gini malah pura - pura lupa lagi. Mau kalian itu apa sih?"
Devian menggaruk keningnya. "Sebenarnya saya dengerin waktu pelajaran, bu. Cuma tuyul satu ini ganggu konsentrasi saya."
Keira menatap Devian ngeri. "Emang di kelas ada tuyul ya?"
Devian mendesah. "Maksud gue tuyul itu elo, bego!"
Keira menyengir seraya memainkan mata menatap Devian. "Kamu ih, suka ganti - ganti nama panggilan aku. Jadi makin sayang deh."
Devian menyentakkan kepalanya. Apa tadi? Kamu? Aku? Makin gak beres kan otaknya.
"Sarap lo!"
"Love you too." Keira mengedipkan sebelah matanya.
Devian mengusap wajahnya frustasi. Apa gue harus jedotin kepalanya ke tombok dulu?
Bu Ary menatap Devian dan Keira dengan lelah. "Baiklah, kalian bersihkan sekarang atau tidak, nanti kalian tidak diperbolehkan untuk pulang!"
"Yah bu kok gitu sih!" Devian berseru tak terima.
"Saya tidak peduli, kalian tinggal pilih bersihkan atau menginap di sini," telak bu Ary sebelum meninggalkan Keira dan Devian dalam keheningan sesaat.
"Kalo aku sih pilih nginap di sini sama cogan."
Devian menatap Keira seraya bergidik ngeri. "Nginap aja sendiri. Gue mah ogah!"
Keira terkikir geli melihat Devian.
"Oke gini deh, lo bersihin lapangan ini ntar gue traktir," tegas Devian.
"Emm.." Keira menggantungkan kalimatnya seraya berfikir. "Oke fix ya. Demi ditraktir cogan mah apapun aku lakuin deh." Keira kembali mengedipkan sebelah matanya sebelum berlari mengambil sapu di ujung lapangan.
"Serah lo," gumam Devian. Lelaki itu kembali duduk di tempatnya tadi dan memasang headsetnya.
Keira bersenandung kecil dan mulai menyapu lapangan besar itu dengan semangat 45 nya.
Bagi Devian, melihat Keira yang saat ini sedang sibuk dengan aktivitasnya sendiri dan tidak lagi mengusiknya adalah sebuah anugerah yang sesungguhnya. Dia harus menikmati suasana ini karena Devian sangat yakin bahwa ini tak akan berlangsung lama.
Devian tersenyum tipis seraya menatap langit - langit gedung yang damai. Ini baru dunianya.
Dunianya yang sunyi dan damai.
Brakkkkk..
Dan benar saja. Anugerahnya tidak berlangsung lama. Bahkan kurang dari 5 menit.
Lelaki itu menghela nafas.
"Anjir kaget gue!" pekik Keira.
Devian dan Keira spontan menolehkan kepalanya menuju pintu.
Di sana berdiri Adit dengan cengiran khasnya.
"Ternyata beneran di sini." Adit melangkahkan kakinya menuju Devian.
Adit menoleh ke arah Keira yang mengusap dadanya karena kaget. Dia tersenyum sekilas. "Sorry Key. Gue gak bermaksud ngagetin. Haha.. Peace." Tangannya menggantung di udara membentuk huruf V.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past Memories
Teen FictionBeberapa part diprivate karena belum direvisi. Part yang belum direvisi bakalan beda sedikit alurnya. Jadi lebih baik kalian baca yang udah direvisi dulu. :) Hanya kisah klise yang menceritakan cinta segitiga antara Devian, Keira, dan Adit di masa p...