08 (telah direvisi)

227 92 19
                                    

Devian merutuki dirinya di dalam hati karena pertanyaan yang keluar dari mulut tak sesuai dengan apa yang ada di dalam pikirannya.

Keira mengernyit bingung, "kamu ngajak aku ke sini cuma buat nanya siapa cowok yang sama aku tadi?"

Devian mendengus. "Abaikan!"

Keira tertawa cukup keras hingga membuat beberapa orang yang berlalu - lalang di dekatnya menatap mereka berdua bergantian.

"Cie.. Cemburu ya? Hahaha.. My prince, aku kan udah bilang gak akan selingkuhin kamu. Kamu posesif juga ya ternyata. Jadi makin sayang deh."

Devian menghentakkan kepalanya, " bukan itu maksud gue." Lelaki itu terdiam sejenak. "Gue ngajak lo ke sini itu buat minta tolong. Please kali ini jangan ngubah topik pembahasan. Gue serius."

Keira menggerakkan tangannya di depan bibir seperti sedang menutup bibirnya dengan resleting invisible.

"Oke kalo itu maunya my prince charming aku. Baydeway, mau minta tolong apa sih say serius amat? Kaya mau netapin tanggal nikahan kita aja." Keira kembali tertawa.

Devian mengangkat sebelah alisnya yang membuat Keira bungkam seketika dengan mata berbinar. Tanpa lelaki itu sadar, wajahnya yang seperti itu membuatnya berkali - kali lebih tampan dari biasanya yang datar tanpa ekspresi dan memancarkan aura mematikan. "Lo diem dan dengerin dulu!"

Keira bergeming. Bukan karena perintah Devian melainkan karena dia yang tiba - tiba mengingat ada suatu kejanggalan tadi. Dia berpikir sejenak, sebenernya yang tadi di sebelah Devian siapa ya? Kok imut gitu sih. Jadi ngiri bisa ke dufan bareng doi.

Devian mengibaskan tangannya di depan wajah Keira. "Woy! Loranthus! Back to earth! Maksud gue diem bukan ngelamun!"

Keira mengerjapkan matanya beberapa kali, "i-iya sorry sorry, kamu mau minta tolong apaan?"

Devian menatapnya bingung. Baru kali ini dia mendapati Keira yang sedang melamun. "Tolongin gue buat kabur dari hadapan Lyra, please gue udah capek ngikutin segala kemauan dia."

Keira memiringkan kepalanya. "Oh.. Lyra si cewek imut tadi?"

Devian mengerutkan keningnya. "Baru tau gue ada cewek yang muji cewek lain yang belum dia kenal di depan cowok."

Keira menggembungkan pipinya. "Kan aku kalo ngomong selalu jujur apa adanya tanpa ditambahin pemanis buatan ataupun MSG."

Devian menahan senyumnya saat melihat wajah Keira yang terlihat... Imut?

Lelaki itu bergidik seraya menghilangkan tanggapannya barusan. "Terserah lo deh."

"Emang Lyra siapa kamu?"

"Adek sepupu gue," jawabnya acuh.

Keira mengangguk anggukan kepalanya sembari tersenyum lebar. "Oh iya. Kalo kamu mau kabur gimana caranya?"

Devian menyipitkan matanya. "Ya makanya pikirin dong. Gue kan minta tolong ke lo. Yang terpenting gue bisa kabur dari dia secepatnya."

Keira tampak menimbang - nimbang permintaan dari Devian, "tapi kan kamu tau sendiri kadar kecemerlangan otak aku jauh banget di bawah kamu."

Past MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang