"Anjir beneran mirip!" Keira menangkup wajah bete Devian dan menolehkannya heboh ke kanan dan kiri seraya memperhatikan wajah itu dengan seksama.
Devian mendengus. "Bisa gak sih lo gak usah al- aaaanjir!" Devian meringis saat Keira kini mencubit dan menarik kedua pipinya seenak jidat.
"Njir! Gak nyangka gue bakal semirip ini!"
Devian berdecak seraya menarik paksa tangan Keira yang sama susahnya seperti menarik lintah jika sudah menempel di tubuh.
"Lo ngapain sih!"
Keira tertawa keras. Sedangkan Adit yang menontonnya sedari tadi merekam momen itu, sesekali tertawa terbahak hingga menggebrak gebrak meja saat melihat ekspresi tersiksa Devian.
"Ih, gue itu cuma mau buktiin aja. Dari jauh tadi gue liat lo kaya Manu Rios. Waktu gue udah ke sini, eh ternyata lo beneran mirip babang Manu gue tersayang. Aaaa!!! Seneng deh gue! Meskipun lo KWnya, gue tetep sayang kok." Keira berucap dengan heboh.
Para lelaki di kelas menatap mereka dengan iri karena Devian si lelaki berwajah datar bisa dengan mudahnya terlihat sedekat itu dengan Keira. Sedangkan kubu wanita iri karena Keira bisa melakukan itu kepada Devian.
"Gue gak peduli! Bodo amat! Mending lo jauh jauh sana, jaga jarak sama gue!" Devian mendorong pelan pundak Keira agar sedikit menjauh darinya.
Keira cemberut. Tetapi sedetik kemudian dia langsung tersenyum lebar. "Ohhhh!!! Gue tau, lo gak mau deket gue tuh karena lo pasti deg - degan kan? Aaa!! Gak usah deg - degan gitu deh, my prince."
Devian mendesah. Susah emang ngomong sama parasit.
Eh tunggu. Parasit?
Tak lama Devian tersenyum miring. Dia kembali menoleh ke arah Keira yang sedang meniup ujung poninya.
"Oy!"
Keira menoleh dengan semangat, " ya? My prince charming?"
What? Apa katanya? Prince charming?
Devian mendengus sebelum menjawab. "Lo tau Loranthus?"Keira menggeleng.
"Loranthus tuh benalu! Lo tau tanaman itu?"
Keira menggeleng kembali, "gue gak tahu tentang begituan. Yang gue tahu tuh cuma cara mencintaimu!"
Anjir!
Adit kembali tertawa heboh seraya memegangi perutnya yang sakit karena sedari tadi tertawa keras.
"Parah! Parah nih cewek," ucap Adit disela - sela tawanya.
Devian menghembuskan nafasnya keras. "Lo tau, benalu tuh parasit. Sama kaya elo!"
Keira mengerucutkan bibirnya.
"Makanya, mulai sekarang gue peringatin. Jangan terlalu deket sama gue kalo gak mau sakit hati karena denger kata - kata gue."
Keira terdiam. Sedangkan dalam hati Devian tertawa puas. Akhirnya kalimat gue bikin dia diam juga. Gue jamin bentar lagi dia bakal ke toilet buat nangis di sana.
"Hahaha!" Keira tertawa membuat Devian mengernyit menatapnya.
"Gue seneng banget deh akhirnya lo juga mirip - miripin gue sama... Apa tuh tadi. Lo- lo apa? Lo mampus?"
Devian mendengus. "Loranthus."
Keira menjentikkan jarinya. "Ah iya! Loranthus. Seneng deh gue. Lo tau? Dengan lo bilang gitu, gue jadi ngerasa lo tuh orangnya perhatian banget sampe bisa nyamain gue sama lo mampus itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Past Memories
Fiksi RemajaBeberapa part diprivate karena belum direvisi. Part yang belum direvisi bakalan beda sedikit alurnya. Jadi lebih baik kalian baca yang udah direvisi dulu. :) Hanya kisah klise yang menceritakan cinta segitiga antara Devian, Keira, dan Adit di masa p...