-The Last Chapter-
『Takdirku untuk mencintaimu,
Hingga akhir hayatku..』
"Wake up! Wake up!" teriak seseorang di ujung kesadaran Kyuhyun. Tubuhnya limbung ke kanan namun tetap terasa seakan melayang. Kyuhyun tidak bisa merasakan apapun selain rasa sakit di sekujur tubuh. Ketika satu ember penuh air dingin mengguyur wajahnya, kesadarannya perlahan timbul. Dia berusaha mengerjap beberapa kali sekaligus memerintahkan otot lengannya untuk segera mengusap wajah namun lengannya bagaikan mati rasa.
Ada sesuatu yang menahan kedua tangannya agar tetap diam diatas, menolak perintahnya untuk segera mengusap wajah. Dan kini, rasa kaku itu mulai terasa menyakitkan. Kyuhyun berusaha membuka matanya yang masih dipenuhi tetesan air dan dia melihat beberapa bayangan didepannya.
Astaga.
Dia mengerti dengan baik apa yang sedang terjadi. Kedua tangan Kyuhyun di ikat di sebuah tiang yang berukuran kurang lebih satu setengah meter. Tubuhnya merosot kebawah dan otomatis membuat besi-besi di pergelangan tangannya melekat erat. Kedua lututnya yang bertumpu diatas tanah berbatu sepertinya mulai terasa perih, akibat tumpahan air yang mencapai permukaan tanah. Dia menduga bahwa mereka menyeretnya sepanjang jalan melihat celana katunnya robek dibagian lutut. Dan yang paling parah adalah kepalanya berdenging tidak menyenangkan.
Kyuhyun menunduk dan melihat genangan air dibawahnya yang berwarna gelap, bercampur darah. Itu menjelaskan rasa sakit yang dideranya di kepala dan kedua lengannya.
"Already wake up (Sudah bangun)?" tanya suara didepannya. Kyuhyun segera waspada. Suasana remang yang menyelimuti ruangan ini sungguh tidak menguntungkannya.
"Stay over there, baby. You should know why there's no lamp here so that your analytic skill will be useless. (Diam disitu, sayang. Kau harusnya tahu kenapa tidak ada lampu disini, dengan begitu kemampuan analisismu tidak akan berguna)"
Batinnya mencelos. Benar. Kyuhyun tidak akan bisa menganalisis tempat ini untuk mencari celah agar bisa kabur. Dia terperangkap di kegelapan dengan indra pendengaran sebagai kekuatan utamanya sekarang. Jadi Kyuhyun berusaha mengidentifikasi semua bunyi yang ada diruangan ini.
"I bet you know I am genius. (Aku yakin kau tahu bahwa aku jenius)." Ucap Kyuhyun dengan volume suara lebih keras dari biasanya. Dia harus bisa mengukur ruangan ini melalui gema yang ditimbulkan suaranya.
"No, you're actually kind of stupid, baby. Because you never thought that I was the wrong person, did you? (Tidak, kau itu bodoh, sayang, karena kau tidak pernah tahu bahwa aku adalah orang yang salah, bukan?)" suara itu semakin mendekat bersamaan dengan langkah kaki yang bergerak kearahnya.
Tiba-tiba saja kilauan cahaya memenuhi penglihatan Kyuhyun. Matanya terasa pedih dengan cahaya yang muncul tiba-tiba, membuatnya memalingkan wajah dan menutup matanya agar bisa beradaptasi dengan perlahan. Tapi seseorang menjambak rambutnya, menarik paksa untuk segera kembali melihat cahaya yang ternyata berasal dari sebuah senter besar.
Kyuhyun menyipitkan matanya ditengah sorot lampu yang kini membuat pandangannya dipenuhi bintik-bintik semu. "Yeah," jawabnya berusaha santai. "I didn't know if it was you because I always think CIA can't be believed. But it's still a surprised. Never thought you turned to be a traitor, James. (aku tidak tahu itu kau karena aku selalu berpikir CIA tidak bisa dipercaya. Tapi ini tetap sebuah kejutan. Aku tidak pernah berpikir kalau kau akan menjadi pengkhianat, James.)"
"Russia pays me much better. (Rusia membayarku lebih banyak.)" ucap James sambil menyeringai. Namun tetap menjambak Kyuhyun dan menyoroti wajahnya dengan senter.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Genius Living Next To My Hotel Room
ФанфикKenesha Osidils tadinya berpikir bahwa liburannya ke Seoul, Korea Selatan akan menjadi hal yang paling membahagiakan dalam hidupnya-hal yang sudah ia nantikan seumur hidup. Tapi siapa sangka Kenesha malah terlibat dengan kejadian-kejadian aneh semen...