CHAPTER 4

1.2K 89 6
                                    




Kyuhyun berjalan melintasi sebuah gedung yang terlihat mewah. Dia mengamati sebentar bagian pintu masuk dan mencari sebuah amplop putih disudutnya. Begitu melihat amplop itu tersemat dipintu sebelah kiri, Kyuhyun cepat-cepat mengambil dan membukanya. Di surat itu tertulis ruangan dan pukul berapa dia harus menemui atasannya untuk memberikan laporan. Tidak ada perubahan ruangan ataupun waktu dalam surat ini, hanya saja kali ini dia harus menghadapi hal yang selalu dihindarinya.

Suara langkah Kyuhyun bergema diseluruh ruangan. Gedung ini memang tidak buka selain hari kerja dan karena itulah mereka telah mengatur pertemuan disini. Berpuluh-puluh lukisan terpajang di sepanjang lorong, di hiasi sebuah lampu bergaya Victorian yang membuat siapapun akan betah berlama-lama di Museum Lukisan Seoul ini. tapi tidak ada waktu untuk mengagumi karya-karya Masterpiece, Kyuhyun harus bergegas. Dia tidak ingin tinggal bahkan 1 detik lebih lama dari waktu yang seharusnya.

Begitu tiba diruangan yang bertuliskan VIP, Kyuhyun langsung masuk tanpa mengetuknya terlebih dulu. Dia melihat ruangan itu kosong dan langsung menghempaskan diri di sofa terdekat. Belum lagi Kyuhyun menarik nafas, pintu masuk terbuka dan seorang laki-laki berpakaian kantoran masuk dan tersenyum padanya.

Kyuhyun membungkuk melihat lelaki dihadapannya. Dia sebenarnya tidak ingin bertemu dengan lelaki ini tapi apa boleh buat, pekerjaannya sekarang menuntutnya untuk bersikap professional.

"Kau terlihat tampan dengan dasi itu, Kyuhyun-ah. Apa kau akhirnya bisa memakai dasi?" ujar lelaki yang terlihat begitu senang bertemu Kyuhyun.

Kyuhyun memilih untuk tidak menjawab dan dia segera membuka tabletnya lalu menghubungkannya ke in focus. "Aku akan menyampaikan laporan perkembangan misi kita selama seminggu belakangan," ujarnya mematikan lampu.

Lelaki itu mendengarkan dengan seksama tanpa menyela sekalipun. Ketika akhirnya Kyuhyun selesai menjelaskan dan menghidupkan kembali lampu ruangan, lelaki itu menatapnya penuh kecemasan.

"Apakah kau yakin bisa menyelesaikannya tanpa lebih dulu tertangkap oleh mereka?"

Kyuhyun mendengus sebal. "Apakah kau pikir aku baru 2 hari menjadi agen? Kau tidak percaya dengan kemampuanku?"

"Bukan begitu, Kyuhyun-ah, aku hanya mengkhawatirkanmu. Dan gadis itu.. apakah kau harus melakukan ini semua padanya? Bagaimana kalau dia benar-benar jatuh cinta padamu?"

Untuk sedetik Kyuhyun seakan membayangkan wajah Kenesha yang tersenyum. "Tidak usah ikut campur. Aku sudah punya cara untuk mengatasinya. Itu misiku." Jawabnya separuh kesal.

"Kau harus bersikap baik padanya, Kyuhyun-ah. Dia tetap saja seorang yeoja. Jangan mempermainkannya. Kalau almarhum ibumu tau tentang hal ini–"

"ABEOJI!" teriak Kyuhyun dan menatap wajah ayahnya yang sedari tadi dihindarinya dengan penuh amarah. "Jangan pernah kau sebut-sebut ibuku lagi! Dan ini terakhir kalinya aku menemuimu!" bentaknya lalu menghambur keluar ruangan, tidak menghiraukan panggilan ayahnya.

Dia mengendarai mobilnya dengan gusar. Spidometer telah menunjukkan angka 100 tetapi Kyuhyun tidak menunjukkan tanda-tanda ingin mengurangi kecepatan. Amarah membuatnya sulit berpikir dengan dingin saat ini. dia sudah menduganya dari awal, bahwa pertemuannya dengan ayahnya tidak akan berjalan lancar tetapi Kyuhyun tidak punya pilihan lain karena dirinya telah di perintahkan untuk bergabung dengan bagian lapangan dan satu tim dengan ayahnya. Menjadi seorang agen lapangan memang keinginannya tetapi dia tidak pernah berharap akan dihadapkan dengan orang yang paling ingin dihindarinya sampai-sampai dia membuat sebuah apartemen di gedung hotel.

A Genius Living Next To My Hotel RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang