Rama POV
“Rama, apa kamu sudah kasih tau ixchella tentang kepergianmu ke London minggu depan?” pertanyaan mommy yang membuatku tersentak. Bagaimana aku bisa lupa untuk memberitahu ixchel tentang kepergianku yang tinggal menghitung hari ini. Well, sebenarnya aku memang sengaja tidak memberitahukannya dari jauh-jauh hari. Karena aku tidak yakin aku akan pergi ke London kalau aku melihatnya menangis karena tahu aku akan pergi selama itu.
“Belum mom.. Rama gak tega kasih tahu ixchel mom.” Kataku sembaru melepas kacamata yang sedari tadi menemaniku membaca laporan hasil meeting tadi pagi.
Mommy datang mendekatiku dan duduk di sampingku. Mommy mengelus punggungku dan tersenyum manis kepadaku. “Mau tidak mau kamu harus memberitahu ixchel rama, mommy yakin ixchel akan mengerti.” Kata mommy sambil mengelus kepalaku.
“Bukan ixchel yang tidak akan mengerti mommy, tapi aku. Aku yang tidak mungkin bisa jauh dari sisinya. aku yang mungkin akan membatalkan keberangkatanku ke London jika aku melihat ixchel menangis karenaku mom. Aku sangat mencintainya mommy, bagaimana bisa aku pisah dengannya selama 2 tahun kedepan. Bahkan aku sudah mencoba menjauhinya dan menjaga jarak darinya. Itu membuatku tersiksa, tersiksa karena melihat dia merasa kecewa karena ulahku yang tiba-tiba. Dia menangis dan aku harus bersikap dingin kepadanya..” ingin aku mencurahkan apa yang ada dihatiku ini kepada mommy namun aku mengurungkan niatku.
“Baiklah mom, sepertinya rama bakalan kasih tahu ixchel lusa.” Kataku yang disambut dengan senyuman dari mommy. Aku menarik nafas panjang. Apa aku bisa melakukannya?apakah aku tega?
***
Aku tidak bisa focus kepada perkerjaanku. Karena yang ada di pikiranku saat ini adalah bagaimana reaksi ixchel saat aku beritahu kabar ini. Apakah dia akan kecewa kepadaku atau dia akan mengerti dan mau menungguku? Kurasa jelas dia akan menungguku, seperti yang dia katakana dulu saat aku bilang padanya kalau aku ingin melanjutkan kuliahku ke Australia.
“Mau kamu pergi berapa lama juga, kalau kamu berjanji sama aku, kamu gak akan kepincut cewek lain disana dan bakalan balik lagi buat aku. Dengan senang hati aku bakalan nunggu kamu dan setia sama kamu rama.” Tiba-tiba aku teringat perkataannya dan itu menguatkan hatiku untuk memberitahukan hal ini kepadanya.
Aku mengambil i-phoneku dan dengan cepat aku sudah menekan nomor telepon ixchel.
Baru saja aku akan mengeluarkan suaraku ixchel sudah dengan cepat mengeluarkan suaranya, suaranya yang aku rindukan tiga minggu terakhir ini. Ya aku memang sengaja menjaga jarak darinya.
“Haloo..Rama?Kamu kemana aja sih sayang, aku kangen banget tau gak kangen?” Aku juga kangen kamu ixchelku.. Tiba-tiba suaraku seperti hilang dan tertahan ditenggorokanku.
“Halo?sayang?kamu gak apa-apa kan?jangan bikin aku khawatir disaat Tugas Akhir menyebalkan ini menghantuiku tuan manis!” Bisa kudengar jelas suaranya yang menyiratkan kekhawatiran. Senyum pun menyinggung dari bibirku dan aku beranikan untuk bicara.
“Icel, maafin aku ya..” hanya itu yang bisa ku keluarkan dari mulutku. Lidahku terasa kaku.
“Rama, ada apa?ko perasaan aku gak enak ya?” Kamu memang peka cel.. Aku memang mau kasih tahu kamu sesuatu yang mungkin bakalan buat kamu nangis
Aku menarik nafas panjang menenangkan hatiku, “Ada yang harus aku omongin sama kamu, sayang. Kamu bisa kan ketemu di café biasa kita ketemu?” Ya café tempat aku menyatakan cintaku kepadanya. Dan saat itu dia sangat terkejut mendengar pernyataan cintaku yang jauh dari kata romantic. Dia menjawab “ya” diatas kertas tissue karena aku yakin dia terlalu terkejut sampai dia tidak berani mengeluarkan suaranya. Wajahnya yang memerah membuatku semakin gemas dan langsung saja ku kecup pipi kanannya. Dan dia terkejut, itu berhasil membuatku tertawa geli yang dihadiahi bibirnya yang mengerucut.
YOU ARE READING
I Wanna Grow Old With You.
Romance“Dulu kamu selalu memberikan hal-hal kecil yang selalu membuatku bahagia, kenapa sekarang kamu sangat berat untuk melakukan itu?apa kamu malu memiliki pacar sepertiku? Sehina itukah aku dimatamu sampai-sampai kamu enggan untuk membiarkan orang tau k...