Ixchella POV
Hai aku Ixchella Oliveira Agistaputri, aku tidak cantik seperti model-model dimajalah vogue yang selalu aku beli tiap edisinya. Aku adalah salah satu mahasiswi dijurusan Design disalah satu Institut terbaik di Indonesia. Aku memang menyukai Fashion dari aku masih berumur 5 tahun. Aku menjadi incaran para seniorku di kampus ini. Ya, mereka bilang aku cantik dan juga ramah. Tapi aku tidak merasa seperti itu. Sekarang aku sedang duduk disalah satu taman yang banyak ditumbuhi pohon yang tinggi dan besar membuat tempat ini menjadi sejuk dan juga menenangkan. Aku menatap kertas-kertas yang berada di depanku dengan tatapan kosong.
“Deadlinenya jam 5 dan sekarang gue kehabisan akal padahal ini udah jam 2! Dewi fortuna tolong gue please..” Aku bergumam sendiri sambil menatap jam tangan berwarna pink yang melingkar manis di pergelangan tanganku. Aku melihat sekelilingku berusaha mendapatkan ide design pakaian apa yang akan aku gambar dan persentasikan sebagai Tugas Akhirku.
Dan setelah berpikir keras aku mendapatkan ide. Belum sempat aku menuangkan ideku dalam kertas sesuatu membuyarkan ideku. Aku mendengus kesal dan kuambil i-phoneku dari dalam tas.
Drrttt….Drrrttt…Drrrrrttt
Wajah kusutku yang sedari tadi melekat diwajahku ini berubah menjadi berbinar saat mengetahui siapa yang meneleponku. Terpampang nama “Rama Aditya Northman” dilayar handphoneku. Rama adalah pacarku semenjak aku lulus SMA. Dia juga salah satu teman SMA-ku, tepatnya salah satu gebetanku di SMA. Bagaimana bisa aku tidak menyukainya? Dia yang begitu tampan dengan tubuh atletisnya dan wajahnya yang cute tapi memancarkan kesan maskulin juga. Aku jatuh cinta ups bisa aku ralat, aku sangat sangat mencintainya!
“Haloo..Rama?Kamu kemana aja sih sayang, aku kangen banget tau gak kangen?” aku berbicara tanpa membiakan dia membuka suara terlebih dahulu. Rama masih diam belum menjawab pertanyaanku. Bisa aku dengar dari seberang sana dia menarik nafasnya panjang.
“Halo?sayang?kamu gak apa-apa kan?jangan bikin aku khawatir disaat Tugas Akhir menyebalkan ini menghantuiku tuan manis!” kataku khawatir karena dia belum juga bicara.
“Icel, maafin aku ya..” DEG! Sesaat perasaanku menjadi tidak enak. Ada angin apa dia tiba-tiba meminta maaf?
“Rama, ada apa?ko perasaan aku gak enak ya?” pensil yang sedari tadi aku pegang terjatuh karena perasaan khawatir bergemuruh didadaku. Terasa sesak, aku tidak tahu kenapa dadaku terasa sesak.
Rama menarik nafasnya panjang, “Ada yang harus aku omongin sama kamu, sayang. Kamu bisa kan ketemu di café biasa kita ketemu?” katanya dengan suara seraknya yang terdengar sangat lembut.
Ada perasaan tidak enak hinggap didadaku. “Oh oke, jam berapa kita ketemu? Aku harus beresin dulu tugas sebelum jam 5 kalau gak mau dosen pembimbingku ngamuk hehe” kekehku mencoba menghilangkan perasaan tidak enak yang menghantui hatiku saat ini.
“Jam 7 ya cantik, kamu gak usah khawatir atau mikir macem-macem sama apa yang mau aku omongin sama kamu.” Rama, dia memang selalu tahu apa yang ada dipikiranku.
“Oke kalau gitu, see you sayang, I love you Mwuaaaah hehehe.” Hatiku mulai sedikit tenang walau perasaan tidak enak itu masih mendominasi hatiku.
“See you cantik, I love you more my queen” dan telepon pun ditutup.
Aku segera menyelesaikan Tugasku karena aku sudah tidak sabar bertemu dengan Rama, aku kangen sekali wangi musk yang melekat ditubuhnya. Sudah tiga minggu ini aku tidak bertemu dengannya. Dia selalu beralasan dia sibuk dengan kerjaannya. Rama adalah CEO dari Northman Group perusahaan yang bergerak dibidang perhotelan. Rama memiliki beberapa hotel bintang lima yang tersebar diseluruh indonesia
***
Aku menggerutu kesal melihat jalanan saat ini. Macet dan banyak kendaraan yang tidak mengikuti aturan. “Hei bisa kah kamu lihat lampu itu berwarna merah seharusnya kamu berhenti bodoh!” ucapku dalam hati saat melihat mobil yang berusaha menerobos lampu merah.
Kulirik jam tangan pink kesayanganku ini. 18:34!
“Rama pasti marah kalau aku telat” kataku sembari melihat jalanan disampingku.
“Pak, ada jalan alternatif gak ke Second café?” tanyaku pada supir taksi yang sedang memperhatikan jalan.
“Ada neng, cuman jam segini pasti sama aja macetnya neng.” Jawab supir taksi itu.
Ya tuhan aku semakin tidak tenang. Aku takut rama marah.
Akhirnya setelah perjalan yang cukup memakan kesabaran aku sampai di depan Second café. Café ini banyak memberikan kenangan manis kepadaku. Di café ini lah rama menyatakan cintanya padaku. Dengan setengah berlari aku masuk kedalam café itu dan langsung menuju tempat biasa aku dan rama duduk. Disana sudah terlihat sosok Rama yang duduk membelakangiku. Aku menghampirinya dan langsung menutup matanya dengan kedua tanganku. Hal yang selalu aku lakukan saat rama yang sampai duluan ke tempat ini.
“Hai tuan rama, bisa kah kau tebak siapa aku?” Aku membuat suaraku terdengar serak. Padahal aku sudah tahu rama pasti dengan mudah menebaknya dan benar saja dugaanku.
“Aku tahu kamu adalah penggemar beratku, Ixchella Oliveira Agistaputri, perempuan yang selalu aku cintai” katanya yang membuatku tersipu malu.
“Hei, kamu salah tuan rama! Bukan aku yang penggemar beratmu tapi kamu yang penggemar beratku.” Kataku sambil melepaskan tangan yang sedari tadi menutup mata rama. Rama pun tersenyum mendengar ucapanku. Senyuman yang selalu membuat kupu-kupu di perutku berterbangan ke segala arah. Aku langsung mengambil tempat duduk di depan rama. Aku sengaja mengambil tempat didepannya agar aku bisa memandangi wajah tampannya. Mataku tertarik untuk melihat bibirnya yang berwarna merah muda. Bibir yang selalu mengejutkanku di waktu yang tidak terduga. Rama memang selalu menciumku disaat yang tidak terduga. Bahkan rama lah yang merebut ciuman pertama dariku. Rama memandangku sambil menahan tawanya.
“Kenapa kamu ngeliatin aku sampai kayak gitu?kamu kangen aku cium cel?” katanya mencoba menggodaku. Huh, bagaimana dia bisa menebak apa yang ada di otakku ini.
“ha..emm..aku gak mau kamu cium!” kataku gelagapan seperti maling yang kepergok mencuri pakaian dalam. “Bohong! Aku mau banget kamu cium rama..” kataku dalam hati.
“Oh iya? bener? kamu gak usah bohong ixchellaku, aku tahu kamu kangen banget sama aku kan?” godanya yang berhasil membuat pipiku bersemu merah seperti udang rebus.
“RAMAAAA!!!! hmm oh iya kamu mau ngomongin apa ma?aku jadi penasaran tingkat dewa zeus” kataku mencoba mengalihkan pembicaraan agar rama tidak menggodaku lagi. Aku pasang wajah seriusku seakan-akan aku siap menerima kabar darinya. Aku tidak tahan jika rama terus-terusan menggodaku! Aku bisa saja langsung melancarkan seranganku di depan umum ini.
“Oh itu cel…” senyum jahilnya berubah menjadi senyuman kecut.
DEG! Mendadak perasaan bahagiaku tadi berubah menjadi perasaan tidak enak.
“Aku mau kita…..” Rama menarik nafasnya sebelum melanjutkan kata-katanya.
*TBC
ayo di vote sama komentarnya ya soalnya cuman vote sama komen kalian yang bisa semangatin saya buat nulis hiks thankyou for reading :-)
YOU ARE READING
I Wanna Grow Old With You.
Romance“Dulu kamu selalu memberikan hal-hal kecil yang selalu membuatku bahagia, kenapa sekarang kamu sangat berat untuk melakukan itu?apa kamu malu memiliki pacar sepertiku? Sehina itukah aku dimatamu sampai-sampai kamu enggan untuk membiarkan orang tau k...