Chapter 6

308 7 0
                                    

Ixchella POV

Hari ini adalah hari keberangkatan rama ke London, entah tapi aku merasa sangat tidak rela rama meninggalkanku. Berkali-kali dia memeluku untuk menenangkanku yang terus terusan menangis. Aku sangat tidak rela entah kenapa, kalau saja bisa aku ingin membujuknya untuk tidak pergi.

“Aku masih disini ko la, kamu jangan sedih gitu. Apa sih yang bikin kamu nangis kayak gini?” bahkan dia masih bertanya apa yang membuatku menangis?

“Jangan pergi rama..hiks..” aku berusaha menahan airmataku agar tidak basah membanjiri pipiku. Sangat sulit untuk menghentikannya, aku benci padamu mata. Aku lelah jika aku harus terus menangis.

“Udah ixchella, aku gak akan beda ko sama kamu ini cuman masalah jarak, selebihnya kita tetap masih sama.” Katanya mencoba menenangkanku.

“Tapi ma, semuanya udah gak sama lagi. Aku gak bisa kalau gak ada kamu, aku gak bisa ma..” Kataku masih airmata yang terus jatuh dari pelupuk mataku.

“Kamu pasti bisa gak ada aku ixchella. Aku kan udah bilang kalau kamu gak usah sok kuat kayak gini, semuanya udah telat ixchella. Keberangkatanku tinggal 2jam dari sekarang. Aku yakin kamu bakalan lebih baik tanpa aku disisi kamu.” Katanya masih dengan tatapan tenangnya.

Hatiku sakit tuhan, apa rama lebih memilih perempuan bernama lexa itu? Rama jadi berubah, sikapnya jadi dingin padaku bahkan perhatiannya sudah tak sama lagi. Aku takut tuhan, aku takut sakit hatiku yang dulu akan kembali lagi. Aku takut kalau aku harus merasa kehilangan lagi disaat aku sangat mencintai seseorang. Aku takut kalau aku harus merasa depresi lagi tuhan, aku benci rasanya ditinggalkan dan aku benci untuk sakit hati. Kenapa semuanya menjadi seperti ini tuhan? Memang aku yang memutuskan hubungan kami, karena aku terlalu sakit menerima kenyataan yang menimpaku. Dan keyakinanku semakin kuat sekarang dengan sikap rama yang terlihat menjauhiku. Padahal aku datang kesini untuk memperjuangkan cintaku lagi, tapi dia sudah tidak sama. Apa aku tak pantas untuk mendapatkan kasih sayang tuhan? Kenapa selalu aku yang harus terluka, apa salahku ya tuhan? Seingatku aku tak pernah menyakiti hati siapapun.

“Tapi aku masih boleh hubungin kamu kan ma?kayak dulu, aku nyesel udah mutusin kamu gitu aja, aku pikir aku kuat ternyata aku gak bisa kalau gak ada kamu ma. Kamu udah gak sayang sama aku lagi ya ma? Kasih aku satu kesempatan lagi, aku mau perjuangin cinta aku ke kamu ma, aku janji gak akan bikin kamu kesel lagi. Maafin aku ma..hiks..ma.. a..af..ra..ma, a-ak-ak-ku masih sayang banget sama kamu hiks..jangan gini ma.” Ini pertama kalinya aku mengemis cinta pada seseorang sungguh ini bukan aku. Tapi bukannya kita harus memperjuangkan apa yang seharusnya kita perjuangkan bukan?

“Kamu masih boleh buat hubungin aku la, tapi kalau kesempatan. Aku rasa aku gak bisa kasih buat sekarang. Aku masih sayang sama kamu, tapi kamu marah kemarin bikin aku males sama kamu cel. Aku malah gak nyaman sama kamu. Kamu mau pergi sama siapa aja skrg udah gak ada yang larang, lagian aku juga di London. Kamu pasti gampang kan buat ngelupain aku?” seenteng itukah jawabannya? Apa dia tidak tahu aku benci penolakan dan ini rasanya sangat sakit.

PLAKKKK!

“KAMU BISA BILANG GITU, KAMU PIKIR AKU GAMPANG BUAT LUPAIN ORANG GITU AJA?APALAGI ORANG ITU UDAH JADI HADIAH TERINDAH BUAT AKU! APA KAMU GAK MIKIR APA AJA YANG UDAH KITA LEWATIN BARENG?KAMU JAHAT RAMA, KAMU GAK SAYANG SAMA AKU SEBENERNYA! AKU BENCI KAMU RAMA!” Tanpa sadar aku telah menamparnya dan berteriak padanya. Aku sekarang berjalan menjauhinya, aku mengikuti kemana kakiku akan membawaku. Sakit hati datang lagi dalam hidupku, entah apa yang akan aku lakukan sekarang. Aku harus memikirkan skripsiku disaat seperti ini?

Aku berjalan bagai kehilangan sebagian nyawaku, panggil aku miss lebay tapi memang itulah yang aku rasakan. Hancur. Aku bagaikan mayat yang berjalan. Bahkan aku sudah tak memikirkan diriku sendiri, aku terlalu sakit dan hancur. Sebelumnya rama tidak pernah seperti ini. Aku sangat hancur tuhan!! Ambillah nyawaku jika itu akan membuat orang-orang berhenti menyakitiku.

“IXCHELLA AWAS” Aku merasakan ada seseorang yang menarik tanganku dan aku terjatuh menimpa badannya. Aku hampir mati kalau saja orang ini tidak menarikku tadi. Aku tak sadar kalau aku sudah berada dijalan raya. Sejauh ini kah aku berjalan dan tak sadar? Aku menolehkan kepalaku untuk melihat orang yang sudah menolongku dan mengucapkan terimakasih.

“Terima kas-“ aku terkejut, siapa sangka orang yang telah menyakitiku dan merubahku menjadi seperti ini yang telah menyelamatkan nyawaku.

“Kamu kenapa gak hati-hati cel? Kamu hampir mati, kamu bahkan tidak melihat ja- hey kamu kenapa cel?” wajahnya tampak khawatir. Tidak aku pedulikan lagi, ini seperti sinetron yang sering mbok ijah tonton. Kalau aku dalam keadaan sadar aku akan berkata kalau adegan ini sangat-sangat norak.

“Stefan hiks..aku..hiks…sakit..hati..aku..aku..hancur..hiks..to-to-long” kataku sambil menangis dipelukan Stefan.

“IXCHELLA KAMU KENAPA-“ “IXCHELLA” “BANGUN IXCHELLA” “YA TUHAN IXCHELLA” aku mendengar semua nada khawatir dari mulut Stefan. Tapi lama-lama suara itu memudar dan semuanya menjadi gelap.

I Wanna Grow Old With You.Where stories live. Discover now