IXCHELLA POV
Bosan rasanya harus berada lama di tempat yang disebut Rumah Sakit ini. Aku sudah bilang kalau aku gak kenapa-kenapa. Aku cuman ingin pulang. Tapi mereka melarangku pulang karena kondisiku yang melemah. Aku gak tau apa yang terjadi dengan tubuhku ini. Aku pun membuka ponselku. Ku buka aplikasi line dan ada 245 message dan itu semua adalah support dari semua temanku. Aku pun tersenyum dan berusaha membalas semua itu.
“cel, kamu udah mendingan?” tanpa aku melihat ke arah sumber suara itu, aku sudah tahu jelas siapa pemilik suara itu. Ya, dia Stefan. Aku hanya mengangguk dan melanjutkan kegiatanku tadi tanpa menghiraukan keberadaannya. Selama aku dirawat, Stefan lah yang selalu menemaniku. Aku bukannya masih menyimpan dendam padanya. Aku sudah memaafkannya, tapi sebuah kesalahan itu susah untuk dilupakan bukan?
“Kamu kenapa sih cel?selalu aja nyuekin aku.” Suaranya terdengar frustasi.
Aku pun menarik nafasku dan menatap ke arahnya. “Oke mau kamu apa Stefan?apa maksud semua ini?Apa maksud kamu dateng lagi dan so baik sama aku?kamu mau nyakitin aku lagi?iya?kalau memang iya, mendingan kamu pergi dan gak usah kembali lagi.” Kataku ketus.
Terdengar suara hembusan nafas darinya. Dia selalu melakukannya kalau dia merasa frustasi. “Aku cuman mau memperbaiki hubungan kita ixchella, setidaknya kita jadi teman, gimana?kamu mau kan?” kutatap wajah penuh harapan darinya. Kurasa dia sungguh-sungguh kali ini.
Aku terdiam dan memikirkan tawarannya. Siapa tau dia bisa menyembuhkanku dari rasa sakit ini. Bukan kah aku memang menantinya untuk kembali selama ini? Dan tuhan memberikan kesempatan itu sekarang.
“Oke kita temenan sekarang.” Kataku sambil memberikan jari kelingkingku padanya.
Dia pun tersenyum tulus, senyum yang masih sama seperti dulu. “Pinky swear princess” katanya sambil tersenyum.
“Evan..” aku ragu untuk meminta ini, tapi..aku rasa dia orang yang tepat.
“Ya princess?” katanya sambil memegang tanganku. Getaran aneh saat dia memegang tanganku sudah tidak ada lagi. Hanya ada perasaan senang sekarang.
“Bantu aku ngobatin sakit hati aku ya?mau ya van?aku gak mau depresi kayak dulu lagi.” Aku berharap evan mau membantuku.
“SANGAT MAU PRINCESS, dengan senang hati aku bakalan bantuin kamu.” Mukanya sangat berbinar-binar sekarang dan senyum pun tak lepas dari bibirnya.
Aku pun terkekeh melihat tingkahnya yang seperti anak kecil yang diperbolehkan membeli mainan oleh ibunya.
“Oh ya princess, kamu masih suka mawar merah kan?” evan bertanya padaku. Aku menjawabnya dengan anggukan.
Dia langsung pergi keluar dari kamar inapku. Aku mengernyitkan dahiku. Apa dia marah aku jawab cuman ngangguk doing? Ah tapi gak mungkin, evan bukan orang yang childish.
“Aku cuman keluar bentar cel, gak lama ko hehe aku gak marah ko.” Katanya sambil hanya memperlihatkan kepalanya dari balik pintu. Aku terkekeh melihat tingkahnya.
Evan pergi keluar dan aku bosan disini sendiri. Aku memainkan iphone milikku dan membuka galeri di iphoneku. Disana masih banyak fotoku dan juga Rama, tuhan sedang apa rama sekarang? Aku sangat merindukannya. Apa dia merindukan aku juga? Apa dia sudah bahagia dengan alexa? Tak terasa olehku, bulir airmata keluar dari mataku. Memikirkan itu semua membuatku semakin saja terpuruk. Aku sangat merindukan rama, aku ingin rama yang menemaniku sekarang bukannya evan. Aku membuka aplikasi line dan mengetikan nama rama.
Ya, aku harus usaha dan coba lagi untuk mendapatkan rama kembali. Karena aku tahu, rama hanya untukku bukan untuk yang lain. Setidaknya aku ingin tahu responnya padaku, apakah dia sudah sangat melupakanku atau dia masih perhatian padaku.
YOU ARE READING
I Wanna Grow Old With You.
Romance“Dulu kamu selalu memberikan hal-hal kecil yang selalu membuatku bahagia, kenapa sekarang kamu sangat berat untuk melakukan itu?apa kamu malu memiliki pacar sepertiku? Sehina itukah aku dimatamu sampai-sampai kamu enggan untuk membiarkan orang tau k...