Enam - Regina Marsha Hendrasari

18 2 0
                                    

Enam

Regina Marsha Hendrasari

Sudah sebulan berlalu sejak peristiwa penyelamatan Nia. Dan sudah sebulan pula Raka dirawat di rumah sakit dan ditemani suster Heny tersayang. Ditambah seminggu penuh Raka harus beristirahat di rumahnya. Dan hari ini adalah hari pertama Raka kembali ke sekolah.

Banyak yang Raka lewatkan. Dan banyak pelajarannya yang tertinggal. Tapi beruntunglah Raka mempunyai teman seperti Alex dan semacam Mahmud.

Alex kini bertanggung jawab penuh membantu Raka dalam mengejar ketertinggalan pelajaran di sekolah, meskipun dirinya dan Raka berada di kelas yang berbeda. Alex anak IPA sejati sedangkan Raka dan Mahmud murni anak IPS.

Mungkin kalian akan heran bagaimana cara Alex membantu Raka belajar, apalagi banyak materi berbeda antara anak IPA dan IPS, tapi percayalah. Seburuk-buruknya perbuatan Alex dimasa lalu, sekasar-kasarnya omongan Alex pada orang lain, dan sebego-begonya Alex saat dikibulin patungan bubur sama Mahmud, Alex adalah seorang anak jenius yang bisa diandalkan untuk menjadi seorang guru privat. Itulah sebabnya walau sedikit tidak peka, predikat juara umum tak pernah lepas dari dirinya.

Jika Alex membantu Raka dalam urusan bidang akademik. Maka Mahmud akan mengimbanginya dalam bidang 'Dunia dalam Berita'. Bukan berita sehari-sehari yang biasa diasiarkan tv, tapi Mahmud menghadirkan berita terpanas di sekolah yang telah resmi sebulan dilewatkan oleh Raka. Mulai dari berita penting seperti...

"Ente nanti katanya harus ulangan susulan PKN sama Bu Alya. Pokoknya ente hapalin bener-bener tuh buku paket! Susah bener dah soalnya!"

Atau seperti ini...

"Seminggu abis ente masuk rumah sakit, hapenya si Faiz dirampas terus dibanting sama Pak Gunawan di dalam kelas. Eh salahnya dia sendiri juga napa malah maen hape pas jam pelajaran guru killer."

Atau berita yang asalnya dari kantin...

"Ente harus cobain kweatiaw goreng kantin yang deket warung Bu Suk (nama lengkapnya Sukmawati, tapi Mahmud biasa manggil Bu Suk, nggak sopan ya! Jangan ditiru) beuh.. mantap ka!"

Sampai berita yang menurut Alex sih gak penting-penting juga untuk disampaikan ke Raka...

"Oh iya... dari dua minggu kemaren, makaroninya si Nanet udah naek serebu. Nanet bilang imbas dari naeknya harga bbm kemaren-kemaren. Jadi sekarang harganya tiga rebu sebungkus kecil. Yang bungkus gede jadi lima rebu."

Tapi karena sejatinya Raka adalah penggemar makaroni Nanet, jadinya itu berita diterima dengan respon luar biasa dari Raka.

"Itu sama aja? Yang asin sama yang pedes? Terus-terus.. harganya beda gak yang basah sama yang kering?"

"Sama aja semua rak. Kagak ada yang beda.. cuman naek serebu doang." Ujar Mahmud seraya berjalan menyusul Alex yang sudah terlanjur pergi menuju kantin.

"Lu mau pesen apaan ka?" Tanya Alex saat mereka bertiga sudah tiba di kantin.

Sebuah pergumulan batin mulai terjadi dalam diri Raka. Sebenarnya ia sudah kangen berat dengan aroma kantin sekolah.

Raka bahkan sudah membuat list makanan apa saja yang ingin dimakannya saat ia masih di rumah sakit dulu.

Siang ini rasanya Raka ingin sekali makan makaroni Nanet dan bubur ayam jumbonya Pak Samad. Tapi mendengar segmen dunia dalam berita Mahmud tadi yang menginfokan enaknya kwetiaw goreng sebelah kios Bu Suk, hati Raka mulai sedikit ragu.
Begitu Raka tiba di kantin.

Kios Bibi Dora (nama aslinya Bi Maryah, cuman biasa dipanggil Bibi Dora sama anak satu sekolah karena rambutnya yang pendek mirip Dora) dihadapannya mulai menggoda hatinya. Raka kangen dengan es jeruk dan gorengan ditambah dengan bumbu bubuk cabe disitu.

Saat Raka mulai duduk, aroma wangi mie ayam Mas Yono merusak jiwanya.

Dan saat Raka mencoba menghindari godaan itu, pandangannya tertuju pada kios elit Bu Suk yang menjual beberapa snack import yang jarang ditemui diwarung lainnya. Jajanan favorit Raka di kios Bu Suk adalah nasi gulung bersama aneka tusuk sate berisi sosis, baso goreng ataupun crab meat dan juga tempura-tempura an (bentuknya seperti risoles tapi lebih garing kulitnya, disebut tempura karena bahan isiannya dari daging udang giling). Kini hati Raka mulai tersiksa.

Hingga alarm di hapenya berbunyi sebagai tanda untuk minum obat. Terpaksalah Raka mengalah dengan memesan satu piring nasi kuning dari warung Nek Cahya. Sementara Mahmud memesan seporsi Kwetiaw goreng yang wanginya menyiksa hidung Raka. Dan Alex sudah menyantap mie ayam mas Yono bersama semangkuk bakso disampingnya.

"Eh... tuh anak baru belom ngelewat juga ya mud?" Pertanyaan Alex disampingnya langsung membuyarkan lamunan Raka tentang rencananya nanti sepulang sekolah membeli kwetiaw goreng.

"Hah? Anak baru?"

"Ah.. iye. Ane belum bilang sama ente rak. Ini berita terpanas akhir-akhir ini. Hot news. Sekolah kita kedatangan anak baru. Cewek. Anak 11 IPA 4. Beuh tuh anak cantiknya subhanallah gitu. Katanya sih blasteran tuh anak, Perancis-Menado. Pantesan muka-mukanya tuh mirip-mirip artis Perancis telenopela ditv dulu, Marimar, Esmeralda, Rosalinda, Paulina, Morena.. Kalo ane deskripsiin nih ye, kurang afdol rasanye.. Ente harus liat sendiri pokonye." Ujar Mahmud dengan berapi-api. Dirinya baru ingat kalau berita terpenting dari semuanya
telah luput ia sampaikan pada Raka.

"Telenovela mud. Pake huruf v. Dan itu dari Amerika latin, bukan Perancis!" Alex mengusap keningnya, ingin rasanya ia nimpuk Mahmud dengan mangkok mie ayam dihadapannya.

"Eh... eh.. tuh orangnye ngelewat... Tuh yang rambut panjang, kulit putih. Yang lagi jalan bareng sama si Sumi." Ucap Mahmud yang langsung memotong perkataan Alex.

Pandangan Raka mengikuti arah telunjuk Mahmud yang tengah menunjuk seorang anak perempuan berambut panjang tiga meja didepannya.

Seketika itu juga entah darimana asal suara musik itu mengalun, sebuah lagu berjudul Preety Woman mengalun lembut memenuhi telinga Raka. Ada sebuah sensasi aneh yang tak pernah dirasakan Raka memenuhi seluruh relung dadanya.

"Nah yang barusan ditunjuk Mahmud itu, yang namanya Marsha. Regina Marsha Hendrasari, si murid baru 11 IPA 4."

###

Tbc

RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang