Tujuh - Marsha

23 2 2
                                    

Tujuh

Marsha

"Nang.. lu ngapain disini?" Raka menoleh pada Danang yang sedang berbaring pada kasur disebelahnya.

"Mau jagain lo ka! Titah Baginda Raja Arab Saudi. Katanya siapa tau aja ntar lo disambet setan gudang belakang sonoh!"

Raja Arab Saudi?  Rasanya Raka belum pernah pergi ke Arab deh.

"Aah. Sonoh-sonoh! Bilang aja lu mau bolos pelajaran Bu Ratna. Make titah baginda raja segala!" Ucap Raka seraya menendang-nendang tubuh Danang dari sisinya, takut juga kalo tiba-tiba ada yang mergokin mereka dan berprasangka yang aneh-aneh.

"Eh ka! Biasa aja, kata si Mahmud lo lagi sakit, kok tendangannya maut gini sih?"

"Sonoh! Kalo gak gue timpuk nih!"

"Iya-iya! Gue cabut!"

Baru saja lima menit Danang meninggalkan Raka, terdengar suara-suara yang membuat Raka merinding.

Ia kembali teringat dengan gudang belakang sekolah.
Konon katanya.. Suka ada penampakan mbak kun disini.. Bahkan ada anak yang bilang kalo sore hari gamelan di gudang suka bunyi sendiri..

Apalagi dari jendela ruang UKS, Raka bisa langsung melihat fenomena langka itu
Engga.. Raka harus berani..
Yang perlu ditakutin cuman dua.. Allah dan orangtuanya

Entah kenapa Raka jadi teringat dengan acara tivi yang sering ia tonton sewaktu kecil, Sang Pemburu Hantu..

Ya Raka harus buktikan

Tapi suara-suara itu kini makin jelas dan Raka yakin ini bukan suara makhluk astral
Ah masa sih kunti jaman sekarang ngomong loe gue?

"Loe tu yah.. Anak baru kagak tau banget aturan sini. Jadi cewek jangan sok cantik deh loe! Dulu si nIa sekarang anak barumacam loe."

"Sory ya.. Gue bukan sok cantik. Tapi emang aslinya ya gini. Kalian tu kenapa sih? Emangnya salah gue apa sampai loe semua berani teriak didepan muka gue? Bokap nyokap gue juga gak pernah teriak-teriak sama gue"
Marsha mengerutkan keningnya.. Temen aja bukan berani banget teriak-teriak sama orang yang ga dikenal.

"Wah ni anak manja.. "

"Heh.. Loe tuh ya... Gara-gara loe.. Gebetan gue udah ga tertarik lagi sama gue. Dia bilang loe lebih manis dari gue!"

Marsha terdiam. Sebegitu berdosakah dirinya yang suci ini? Hingga menyebabkan seorang wanita kehilangan gebetannya?

"Napa loe diem heh?" salah satu anak dengan rambut dikuncir mendorong bahu Marsha pada dinding dengan keras.

4 lawan 1. Tidak adil memang.

Tapi Marsha juga tidak bisa melawan.
Selalu begini.

Setiap kali ia pindah sekolah, ada saja yang mencari masalah dengannya.

Hanya karena dirinya cantik dan manis (ehem.. Kali-kali muji sendiri gapapa lah ya)

Selalu begini. Ada saja yang membencinya. Ada saja mereka yang menyakitinya.

Padahal Marsha tidak pernah sekalipun melirik anak-anak cowok yang naksir dirinya.

"Ih.. Bisu loe ya!"

Dan mulai lah baku hantam itu.

Tarikan keras dirambut panjang Marsha dan beberapa cakaran ala cewek  mengenai tubuhnya.

Sementara Raka yang kebetulan sedang mengintip dari balik jendela UKS sedang bimbang.

Aduuhhh.. Berentiin ga ya? Tapi sayang.. Kapan lagi liat cewe berantem..
Biasanya Raka cuman liat cewe emosi pas pms sama main bola.. Itupun ngdrible bolanya berjamaah..

Tunggu.. Sebagai ketua OSIS yang baik. Raka akan mengabadikan momen ini dengan handphonenya..

Siapa tau bisa jadi hiburan buat ditonton di kelas bareng Mahmud-Alex kalo lagi ga ada guru.

Eh bukan-bukan..
Maksudnya kalo ada apa-apa ini bisa jadi bukti konkret..

Widih.. Kok jambakannya jadi beringas gini sih?

Raka tahu ini tidak dapat dibiarkan lebih lama lagi. Saatnya dia keluar dari UKS dan muncul sebagai pahlawan

"Hey.. hey.. Kalian.. Stop.. Stop.. Gue panggilan bu Sukanto loe. Berenti kagak?"

Deg...

4 orang anak cewek yang tengah menjambak rambut Marsha langsung terdiam..

Bukan karena Raka yang datang
Tapi karena satu nama terlarang telah disebut.

"Ca..cabut guys.."

Dan mereka lari. The end.

Ada satu hal terlarang yang gak boleh dilakuin sama anak-anak SMA sini.. Yaitu..

Menyebut nama Bu Sukanto sang wakil kepala sekolah.

"Loe gapapa?" Raka mencoba menghampiri Marsha yang tersungkur dipojokan gudang.

"Gue gapapa.. Thanks"

"Sini gue bantuin." Kini ia mencoba meraih tangan Marsha namun mengurungkannya.

"Gue gapapa.."

"Tapi.. Itu kayaknya loe susah jalannya.. Mau gue bantu?"

"Gue gapapa.."

"Loe.."

"Gue gapapa.. " Marsha berdiri dan memotong ucapan Raka.

"Loe gagap ya?"

"Hah?" Pertama kalinya dalam hidup Marsha ada seorang cowok yang manggil dirinya gagap.

"Astagfirulloh.. Lahaula walla kuwata illa billah.. Hil aliyul azim.. Astagfirullahaladzim.." hati Raka langsung bergetar..

"Heh loe kanapa sih? Kok tiba-tiba?"

"Ka-kagak.. Gue pikir loe kerasukan kunti sini.. Itu.. Rambutnya, sory rapihin.." Raka memejamkan matanya.

Tapi Marsha justru malah melangkahkan kakinya meninggalkan Raka..

Dikira dia lucu apa bercanda gitu didepan Marsha.

"Eh... Mau kemana? Jangan ke wc.. Banyak orang.. Nanti diliatin.  Ke UKS aja. Sepi."

###

Raka terdiam di kasur UKS.

Sakit kepalanya tadi siang kini sudah sembuh total. 

Tergantikan dengan aktivitas lain.

Raka sendiri sedang mencoba diam namun dirinya tidak bisa berhenti memperhatikan Marsha yang sedang mengobati luka-lukanya.

Tapi, saat Marsha merapihkan rambutnya. Lagu bang elvis kembali terdengar ditelinganya.

Preety woman.. Walkin' down the street..
Preety woman.. The kind i like to meet..
Preety woman..

'Tu anak baru.. Asal ente tau aja ya ka.. Dia itu anugrah yang sengaja diturunkan Allah SWT ke bumi ini.. '

Sesaat Raka sempat tidak percaya dengan perkataan Mahmud itu. Tapi entah kenapa ada yang tersenyum dalam dirinya saat ia melihat wajah Marsha.

###

Finally.. Panjang ya.. Setelah sekian lama hiatus.. Diriku kembali juga bersama Raka.. Hahaha
Mungkin ceritanya masih kurang greget..
Maklum sudah berbulan-bulan tidak menulis
╮(╯▽╰)╭
Jangan lupa vote dan comment nya ya...
See you in next chapter..

RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang