Bagian 5 - Wave

363 23 0
                                    

Laut berteman, bulan kesepian
Titip duka pada bintang -bintang
Tersuguh perih dan lara di guci arak
Kureguk seorang diri

Siapa peduli roh - roh kesepian bergentayangan di kota mati?
Seorang diri terpasung di negeri asing...

Sehelai kertas putih tanpa aksara,
Tinta duka tak tergoreskan...

Dalam keadaan putus asa,
Selain dendam apa yang bisa membuat aku merindu...

"Delvia...Delvia... Entah dia..." batin Ying.

"Hei...Ying sedang galau?" ucap Yue, "Ying...kamu mabuk...kenapa minum sebanyak itu?"

"A...aku tidak apa - apa daripada mengkhawatirkan diriku, bukankah kau kurang sehat, beristirahatlah di kamarmu."

"Jangan usir aku Ying, hatiku juga sedang kelabu" ucap Yue dengan senyum termanisnya..

"Dari mananya?"

Yue duduk disebelah Ying, dia melihat langit malam yang dipenuhi oleh bintang dengan mata menerawang jauh.

"Karena aku juga rindu rumahku, rumah nan jauh di sana...aku bahkan nyaris lupa dari mana aku berasal...apa bintang di langit ini juga menyinari bidang langit tempat rumahku berada?" kata Yue.

"Merindukan rumah? Emosinya terkesan datar - datar saja... Namun nada ringannya sarat nuansa sendu, jika kurang beruntung...usianya hanya tinggal belasan tahun" batin Ying.

"Ying...kamu masih membenci orang Dinasti Han, menurutku Lian bersikap baik denganmu, aku juga sangat menyukaimu" ucap Yue dengan menyungingkan senyum di bibirnya, dia memandang Ying lembut.

"Sangat baik? Apa semua orang Dinasti Han sama munafiknya? Jika memang baik kenapa negara sebesar ini tega menyerbu negeriku, Dinasti Shang? Setelah itu mereka berlagak baik menampungku sang pangeran sengsara sambil terus memantauku agar aku tidak membalas dendam, ini yang kamu sebut sangat baik?"

"Ying...hatinya..."

"Jika bukan karena orang Dinasti Han, aku takkan terdampar di negeri orang sebatang kara dan dijadikan budak, heh...dibilang sebatang kara mungkin aku lebih tepat dikatakan ditemani bayangan diri...tak ada lagi keluargaku di dunia ini...mereka sudah tewas terbunuh"

"Ying...dia pasti tentu sangat sedih, sangat merindukan ibunya...ibu aku, aku juga...sangat rindu...mommy!!aku sangat - sangat rindu..."

Air mata Yue membasahi pipinya, tubuhnya bergetar hebat, diselingi isakan pelan darinya, rasa rindu yang meluap - luap dari dalam dirinya...

"Kamu tidak apa - apa? Kamu menangis?"

Deep Blue SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang