Bagian 8 - Dream

63 6 27
                                        

Menimbun mimpi...
Sehingga suatu ketika seseorang tidak tahu lagi, mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.

Kediaman Putri Lien Hua.

Putri Lien Hua yang simpati terhadap Pangeran Qiao Lian memanggil Chang Ying ke ruangannya untuk berbicara. Mereka berdua saat ini terduduk berhadapan satu sama lain, Putri Lien Hua mengatakan bahwa kedekatan Chang Ying dengan Huan Yue banyak menuai perdebatan di kalangan istana.

" Merusak hubungan?  Putri Lien Hua sengaja memanggil hamba gara - gara urusan seperti ini? " ucap Chang Ying dengan senyum terkekeh, " jangan mendekati Putri Huan Yue, kalau begitu beri alasan yang tepat."

" Sikap keras kepala orang ini sungguh menyebalkan... " batin Putri Lien Hua, " alasan... Apa kamu tidak sadar bahwa hubungan kalian dipergunjingkan?" ucap Putri Lien Hua geram.

" Lalu? " tanya Chang Ying yang beranjak dari tempat duduknya.

" Gunjingan seperti itu dapat merusak nama baik Pangeran Qiao Lian! Lagi pula sehebat apapun, jangan lupa bahwa statusmu budak terhukum! " ucap Putri Lien Hua sambil mengarahkan jari telunjuk pada Chang Ying, " kamu takkan mampu mengalahkan beliau, kau paham? Sama halnya denganku yang memahami bahwa aku putri yang menjaga reputasi istana, aku tak dapat memilih jalan hidup yang kuinginkan jadi harus ada pengorbanan. " ucapnya lagi dengan suara bergetar.

" Budak terhukum... Heh... " batin Chang Ying dengan senyum getir, " pengorbanan... apakah yang kau maksud adalah cintamu pada Pangeran Qiao Lian? " ucap Chang Ying menohok relung hati Putri Lien Hua, ia berjalan mendekati Putri Lien Hua yang terpaku.

" Jangan lancang! Tahukah kau jika hal ini tersebar, akan menimbulkan pergunjingan yang fatal! " teriak Putri Lien Hua keras, ia berjalan mundur ketika menyadari bahwa Ying mendekatinya.

" Heh... berarti kamu paham bahwa sia - sia menasehatiku, mari bicara sejujurnya... apa bedanya Putri dan aku... sama - sama pantas dikasihani, ingin mencintai namun cinta kita terlarang, " ucap Chang Ying dengan mata teduh menerawang, " kamu ingin aku mengalah dan menyatukan mereka, kalau begitu siapa yang akan mempersatukanmu dan dia? Putri dapat berlapang dada, tapi aku tidak! " sambung Chang Ying lagi.

BRAK!

Chang Ying memukul tembok tepat di samping Putri Lien Hua, tanpa sadar Lien Hua sudah berjalan mundur hingga terbentur tembok dan terkejut karena hantaman tangan Ying.

" Kalian... Kerajaan yang boleh merampas negeriku, kenapa aku tidak boleh merampas seorang wanita, sungguh lucu... " ucap Ying tepat di hadapan Putri Lien Hua, kemudian ia berbalik dan pergi keluar dari ruangan itu, " tapi seorang putri yang mencintai kakaknya sendiri sungguh absurd... " sambung Ying dengan melangkahkan kakinya.

" BERHENTI! " teriak Putri Lien Hua, " aku tidak peduli kau mau atau tidak... Jika masih ada pergunjingan maka kepalamu taruhannya, tidakkah kau sadar akan statusmu wahai budak terhukum, apa yang bisa kau berikan pada Putri Huan Yue? " ucap Putri Lien Hua menekankan perkataannya membuat Chang Ying menghentikan langkahnya,  " jika Putri Huan Yue ikut tersesat bersamamu... statusnya akan berubah dari calon istri Pangeran menjadi budak terhukum! Tidakkah kau sadar betapa berat dosa yang dipikulnya... Berselingkuh! Berkhianat! Tidak ada tempat berpijak bagi kalian... Jika Putri Huan Yue melanggar titah Kaisar atas perjodohannya, hukuman paling ringan adalah pengasingan dan hukuman terberatnya dikurung seumur hidup... bahkan hukuman mati!" ucapan Lien Hua berbalik menohok relung hati Chang Ying, mendengar perkataan itu membuat Ying mengepalkan tangan dengan perasaan geram yang tertahan.

"Jika kamu menginginkan semua itu terjadi... itu terserah pada pilihanmu." ucap Putri Lien Hua tersenyum penuh kemenangan.

" Terima kasih atas peringatan Putri, mungkin kekhawatiran anda terlalu berlebih... Mohon pamit." ucap Chang Ying sambil berlalu keluar dari ruangan itu, karena tidak dapat menahan amarahnya ia melampiaskan pada tampungan air di depan ruangan itu hingga pecah berkeping-keping.

" Huh... Kukira kamu mampu mengekang emosi." batin Putri Lien Hua yang menatap kepergian Ying.

Hati Chang Ying kembali kalut. Ia memutuskan pergi dari istana sejenak dengan memacu kudanya tanpa arah dengan kecepatan berlebih, hingga ia sampai pada gunung dimana dahulu dirinya bersama Huan Yue dan Qiao Lian menanam biji bunga Blue Leadword di tempat itu. Kuda itu berhenti, di susul dengan jeritan suara hati Chang Ying.

"KEPARAT!" teriaknya keras - keras, " siapa yang telah merampas hakku untuk mencintai seseorang, bahkan hanya sebuah perhatianpun tak sanggup kuberikan padamu... terhukum, ha... ha... ha... hanya lantaran diriku seorang budak terhukum. Chang Ying... bukankah sejak dahulu kau seharusnya menyadari hal itu, seharusnya kau membiarkan perasaanmu itu mati dan layu." batin Chang Ying berkecamuk, ia terduduk lesu dengan menyentuh jidatnya.

" Ternyata kita sama - sama mempunyai insting untuk datang ke tebing gunung ini... tentu kedatangan kita kemari untuk hal yang sama dan orang yang sama." ucap Pangeran Qiao Lian membubarkan lamunan Chang Ying, pandangan mata Ying dengan Lian beradu menjadi satu.

" Lian... " ucap Chang Ying terkejut, " cih! Demi satu hal yang sama... " sambungnya. Kemudian Chang Ying beranjak berdiri dari tempatnya terduduk.

" Ying... ijinkan aku memohon padamu, jangan masuk di antara hubunganku dengan Huan Yue, hal itu tidak baik baginya." ucap Qiao Lian dengan sikap tenang.

" Kenapa kamu tidak langsung mengatakan bahwa perbuatanku dapat membahayakan posisinya Lian,"   batin Chang Ying dengan hati remuk redam, " aku seorang terhukum, aku memahami maksudmu. Tapi sudah takdir manusia memiliki rasa cinta, apa aku tidak punya hak atas perasaan yang secuil ini? Huan Yue betapa dia sangat berarti bagiku, kamu juga tahu hal itu... Kamu tak menginginkannya terkena masalah tentu aku mengerti, apalagi perjodohan ini titah dari Kaisar terdahulu... " ucap Ying dengan senyum palsu kemudian berbalik mengengam baju Qiao Lian, " apa mungkin ada setitik celah bagiku untuk menyusup, aku tak sehebat itu! " sambung Ying lagi.

" Jika kamu dapat memahaminya, tentu saja itu sangat baik." ucap Qiao Lian.

" Huh, soal paham aku memang paham... Tapi mana mungkin aku ikhlas, kalian Dinasti Han telah  merampas hakku mencintai seseorang, bahkan perhatian ala kadarnya tak mampu kuberikan padanya, kenapa kesempatan untuk bersaing sehat aku tak punya? " ucap Chang Ying tak mampu mengendalikan emosi yang meluap-luap.

" Bukan tidak punya, tapi kamu tak mampu memberikannya! Hanya statusmu yang tak bisa kuubah, aku dapat berusaha semaksimal mungkin dari sisi lain untuk memperlakukanmu layaknya saudaraku sendiri... Apapun yang kumiliki aku ikhlas berbagi, tapi untuk urusan Huan Yue aku tak bisa mengalah demi dirimu! " ucap Qiao Lian menepis tangan Ying dari bajunya, " kamu dan aku tak bersalah ketika mencintai orang yang sama, tapi aku tak bisa menggenapi keinginanmu itu... Kumohon pengertianmu, sejak Yue bangkit dari kematian aku yang menuntunnya setapak demi setapak memahami kehidupan ini... Aku bersumpah meski nyawaku taruhannya, aku tetap mengharapkannya... " ucap Qiao Lian kembali menegaskan tiap perkataannya.

"Tak perlu kamu teruskan aku mengerti! Jika dia ikut denganku maka semua ketentramannya akan hancur di tanganku, tak perlu kau meniru Putri Lien Hua yang berpura-pura baik hati mengingatkanku! Ujung-ujungnya demi ego dan kepentinganmu sendiri, kau tak perlu berlagak bijak! " ucap Ying lantang kemudian meninggalkan Lian, ia segera memacu kudanya.

" Ying... Maafkan aku, entah demi egk atau kepentingan diriku... Aku tak bisa mengalah, aku juga mencintai Yue." batin Lian menatapi kepergian Ying dengan nanar, akankah hubungan baik mereka selama bertahun-tahun akan kandas di terpa badai besar yang dinamakan cinta?

TBC

Author note :

Pagi semua, maaf updatenya terlambat bahkan sangat terlambat....maafkan aku yah, oke aku sudah lanjutin ceritanya aku harap degan itu kalian memaafkanku...
Saya bukan PHP, kok ...

Cya later~

😶

Deep Blue SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang