Dua bulan kemudian...
Putri Lien Hua terduduk di sudut ruangan bertiraikan biru laut, di sebelahnya tampak Qiao Lian sedang berdiri hendak menulis beberapa bait puisi dalam lukisannya, ia memandangi putri Lien Hua dengan tatapan binggung, sudah lebih dari dua jam ia berada diruangan itu bersama Lien Hua tanpa ada percakapan sedikitpun."Lien Hua..." Ucap Lian dengan menatap Lien Hua.
Sementara itu Lien Hua masih terdiam dalam lamunannya, ia berfikir keras hingga mengabaikan panggilan Qiao Lian.
"Lien Hua...kamu kenapa? Sejak tadi kamu duduk di sana dan diam saja...apakah ada sesuatu yang kamu pikirkan?"
"Eh..Aku..." Ucap Lien Hua terkejut mendengar Lian bertanya hal itu, "Haruskah aku mengatakannya...jika tidak kuberi tahu...rasanya itu sangat tidak adil bagi Lian...bagaimanapun juga aku tak ingin hati Lian terluka, cukup diriku saja yang berkorban untuknya..."
"Ada satu hal... Aku tidak tahu apa harus kukatakan..." Lien Hua meremas roknya, pandangannya menunduk melihat tangannya yang bergetar.
"Tak apa...katakan saja agar hatimu lega" Balas Qiao Lian datar.
"Ng...itu...anu...ini mengenai Huan Yue dan Chang Ying..." Ucap Lien Hua dengan suara beratnya, tenggorokannya tercekat dia merasa tidak tega melanjutkan perkataannya,
"Mereka semakin akrab... dan aku bahkan sempat melihat...""Huan Yue dan Chang Ying?" Batin Lian, segera ia beranjak dari tempatnya menghampiri tempat Lien Hua duduk, ia meletakkan kedua tangannya pada bahu Lien Hua.
"Tidak! Lien Hua, kamu pasti salah paham... Yue dan Ying tidak seperti yang kamu pikirkan!" Bentak Lian keras.
"T...tapi aku melihat sendiri..."
"Lien Hua, kupikir kamu terlalu khawatir...maaf tadi perkataanku kasar" Qiao Lian tersenyum kepada Lien Hua.
"Lian...kamu pasti punya pandangan tersendiri, jika tidak...Kenapa kamu sibuk membantahnya padahal semakin kamu membantah...aku justru semakin merasa itu tidaklah adil bagimu!"
"Lian, kenapa kamu tidak mempercayai ucapanku? Kamu orang yang sangat berarti bagiku, aku mengingatkanmu...karena...karena aku tak ingin hatimu terluka!" Ucap Lien Hua dengan berteriak keras-keras, ia membenamkan kepalanya pada dada Lian.
"Orang yang sangat berarti...apa kamu..." Qiao Lian terbelalak kaget mendengar pernyataan Lien Hua, ia menarik bahu adiknya itu mendongakkan kepala dan ia melihat sorot mata orang yang jatuh cinta, "meskipun kita saudara, wanita dan pria tidak boleh..." Ucapnya.
***
Dapur istana
Huan Yue sedang memasak roti croissant khas London, ia tersenyum bahagia ketika roti itu mengembang dengan baik sesuai yang ia mau, sedangkan dua pelayan yang sedari tadi membantunya merasa lega karena Huan Yue tidak terluka saat memasak di dapur, meskipun dengan raut wajah terheran - heran dengan bentuk roti yang aneh bagi mereka."Putri Huan Yue, apakah itu bisa dimakan?"
"Apa itu sejenis bao?"
Huan Yue menatap kedua pelayan yang sudah membantunya tadi dengan senyuman, ia menaruh roti croissant di keranjang dan menyisakan beberapa untuk pelayan yang telah membantunya.
"Ini adalah roti croissant, ini adalah makanan mewah... hidangan pokok untuk para bangsawan di Inggris, aku mau memberikannya pada Lian dan Ying" ucapnya.
Kemudian Yue berlari meninggalkan dapur istana menuju tempat Ying.
"Hei, kamu pernah mendengar perihal Putri Huan Yue?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Blue Sea
FantasyHighest Rank #100 Fantasy on May 1st 2017 Delvia gadis berambut blonde bermata biru yang memiliki darah campuran China - London, terpaksa pindah dari London karena ingin bertemu ayahnya yang berada di China. Namun kecelakaan terjadi, pesawat yang di...