Bagian 3 - Alive

514 25 3
                                        

Hidup harus menerima...penerimaan yang indah, hidup harus mengerti...pengertian yang benar, hidup harus memahami...pemahaman yang tulus.

Kediaman istana dinasti Han

Tok! Tok! Tok!
Qiao Lian pagi - pagi sekali mengetuk pintu kamar Huan Yue bersama dengan Chang Ying.
Beberapa saat kemudian, Ushi membukakan pintu kamar putri Yue.

" Selamat pagi! Lian, Ying !" ucap Yue yang saat itu masih menggosok gigi, ia hanya menoleh kepada dua orang pemuda yang baru saja masuk ke ruangannya.

"Selamat pagi, Yue. Apa kau sedang sikat gigi? Sejak masuk istana kemarin, kamu sudah bisa menyesuaikan diri." kata Lian lembut, ia tersenyum bangga.

"Hah? Sikat gigi? Apa itu" batin Ying, dia menutupi sikapnya yang terkejut dan kebingungan, Ying memijat kedua pelipisnya seakan berfikir berat tapi percayalah...Ying hanya kebingungan.

"Lumayan, aku merasa justru dia yang tidak bisa menyesuaikan diri, coba lihat tatapan mata Ying yang kaku itu" Yue cengegesan sambil mengigit sikat giginya, ia menunjuk Ying dengan bangganya. Ying yang tak kalah terkejutnya memasang ekspresi aneh, membuat Yue tertawa terbahak-bahak.

"Huh? Lagi-lagi putri ini...itukan bukan urusannya" ekspresi muka Yue saat itu alisnya satu naik dan satu turun, ia tidak menyadarinya namun batinnya terus ngedumel tidak jelas.

"Yue, jangan bergurau seperti itu dengan Ying" ucap Lian sambil menghembuskan nafas panjang dan dalam dahinya berkerut tanda tidak suka.

"Why?" kata Yue yang merengut dan mengembungkan pipinya.

"Ying, kamu boleh pergi dulu."

Tanpa menjawab sepatah katapun, Ying menundukkan kepalanya lalu pergi berlalu meninggalkan tempat peristirahatan putri Yue.

"Lian, kenapa sikap Ying seperti itu?" Yue menatap langkah Ying yang menjauh dengan rasa penasaran yang tinggi, seakan meminta penjelasan lebih kepada Lian.

Menghembuskan nafasnya dalam-dalam, Lian menatap Yue datar, memalingkan muka dan menatap taman yang ada diluar ruangan itu.

"Chang Ying...dia sebenarnya pangeran dari dinasti Shang di wilayah sebelah timur, ketika usianya 8 tahun..Ayahku, pangeran Xiao Qing menjalankan tugas menumpas pemberontakan wilayah sebelah timur...Ayahku tak tega menumpas tuntas mereka sekeluarga dan membunuh Ying...Ayahku membawanya ke Baginda dan memohon pengampunannya. Baginda memberi syarat, jika kelak dia memberontak atau melarikan diri, hukum harus tetap ditegakkan..."

" Lalu...apa yang terjadi?"

"Permohonan dikabulkan baginda, lalu menghadiahkannya sebagai pelayanku, Ayah berniat baik agar bakatnya dapat dipupuk... Guna mengikis amarah dan dendam dihatinya. Meskipun dia dihadiahkan sebagai pelayan, aku tidak pernah memperlakukannya sebagai budak...aku menganggapnya teman dan belajar untuk saling mengisi...aku selalu mendukungnya, Ying sangat cerdas punya bakat diberbagai bidang."

"Begitu ceritanya, pantas dia memberi kesan sulit didekati..." kata Yue menatap langit biru "rupanya di dalam hatinya tersimpan rasa sakit itu." batin yue, memegang dagunya dengan tangannya.

"Dia bertekad ingin membuktikan dirinya tidak kalah hebat dengan prajurit dinasti Han. Ayo kita masuk ke dalam, anginnya mulai dingin."

Lian menarik tangan Yue perlahan untuk memasuki ruangan, sementara itu tanpa disadari Ying berada dibalik tembok mendengarkan apa yang dibicarakan oleh Lian dan Yue, tersenyum getir jelas tersungging di wajahnya. Langkahnya menjauhi bangunan itu dan berkata,

"Membuktikan diri? Ini memang fakta yang tak terbantahkan..."

Ying terkejut, mendengar teriakan dayang - dayang yang tidak jauh darinya.

Deep Blue SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang