Bagian 7 - Heartbeat

126 8 0
                                    

Huan Yue berlari menyusuri taman istana Han yang luas, ia berfikir banyak hal dalam hatinya...
"Qiao Lian...kupikir ia pasti sudah mendengar desas-desus...para penghuni istana yang sering melihatku menemui Ying, tapi dia tidak pernah menyingung tentang hal ini padaku... Sikapnya tetap lembut dan penuh pengertian"
Yue berhenti sejenak, ia memandangi tangannya yang tadi ia gunakan untuk menepis tangan Ying yang berada di pundaknya, kehangatan tangan Ying masih terasa di telapak tangannya, jantung Yue berdebar-debar kencang.
"Tadi...Ying bicara apa.."
Yue menggeleng-gelengkan kepalanya keras, ia menepis perasaan itu.
"Ah, sudahlah! Aku harus segera menemui Lian, roti ini sudah hampir keras..."

Kediaman Qiao Lian

"Lian, apakah rotinya enak?" Ucap Yue dengan tersenyum.

"Apakah ini roti yang sering kamu ceritakan? Ini sangat lezat..." Balas Lian tersenyum.

"Benarkah? Lebih lezat lagi bila dilengkapi menu steak! Lain kali akan kubuatkan untukmu!"

"Ya, rasanya aku sudah tidak sabar ingin menikmati menu lengkap itu, nanti Ying juga harus diajak."

"Ying diajak...Lian tidak keberatan?" Yue menatap Lian dengan tatapan tidak percaya, "Lian...apa pandanganmu tentangku dan Ying? Kamu tentu sering mendengar gunjingan orang tentangku dan Ying bukan? Aku tidak tahu pandanganmu tapi sungguh tidak ada apa-apa antara aku dengannya itu hanya sekadar perhatian...tapi para putri bangsawan bergunjing mereka berkata aku melukai hatimu, Lian apa kamu bisa salah paham?"

"Yue orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya, Yue mengapa hatimu mulai bimbang dan goyah?"
Lian terbelalak kaget mendengar penjelasan Yue, ia hanya tersenyum miris, "Bagaimana pendapatmu sendiri?"

"A...aku...aku...aku hanya..."kata - kata Yue menggantung, ia tak tahu harus berkata apa.

"Ha...ha... ha...Yue kau tak perlu khawatir, aku pernah mendengar desas-desus itu tapi aku lebih memilih untuk mempercayaimu" ucap Lian tertawa, ia memegang atas kepala Yue dan mengusapnya pelan.

"Benarkah?" Ucap Yue tersenyum, "Lian, kenapa rasanya ada yang aneh?"

"Ya....aku yakin itu bentuk kepedulian dan kebaikan hatimu yang menginginkan kita semua bahagia" jawab Lian, ia mendekap tubuh Yue dalam pelukanya.

"Ya, aku sungguh berharap Ying juga bisa ceria."

"Huan Yue, istana banyak pengujingan jangan sampai hatimu terluka ..."

"Benar, Lian memang penuh pengertian... dimanjakan olehnya yang begitu lembut dan penuh perhatian aku sungguh beruntung"
Yue melepas pelukan Lian, ia memegang kedua pundak Lian lalu mencium pipinya lalu menurunkan tanganya pada dada Lian, "Lian, kamu baik sekali sejak semula aku yakin kau tidak peduli dengan gunjingan itu!" Ucapnya tersenyum lebar.

"Yue, kamu ada dan begitu nyata tapi kenapa...aku senantiasa merasa setiap saat kamu bisa pergi meninggalkanku..." Lian merasa sangat bimbang karena hatinya merasa jauh dengan Yue, di tariknya kedua lengan Yue mendekatinya hingga keduanya memasuki zona karbon dioksida, Lian segera mencium bibir Yue yang sudah dekat dengannya.

"Eeeh...Lian, yang selama ini sangat santun...kenapa bisa..." Yue yang terkejut menepis kedua tangan Lian, ia mendorong tubuh Lian perlahan dan menutup mulutnya dengan jemarinya, ia berbalik berlari meninggalkan Lian.

"Yue!! Maaf aku yang tak mampu menguasai perasaanku...Yue!! Jangan pergi...maaf...."

"Lian, maafkan aku." Ucap Yue yang kembali berlari meninggalkan ruangan Lian.

Deep Blue SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang