Firasat

43 4 0
                                    

*di rumah
  Malam itu Andrean, Sesita, juga Andika berkumpul diruang keluarga. Mereka membicarakan tentang balapan di Sentul yang akan diadakan beberapa hari lagi.
"Kak Andrean kau sudah siap untuk balapan di Sentul lagi?" tanya Sesita
"Hahahaha, tentu saja Aku sudah siap. Lagipula mobilnya sendiri sudah siap" jawab Andrean
"Tapi Kak, mobil itu kan memakai transmisi otomatis. Sedangkan peraturannya mewajibkan seluruh pembalap harus memakai transmisi manual" sahut Andika
"Tenanglah, besok siang setelah latihan Aku dan Ichsan akan mengganti transmisinya" ucap Andrean
"Hah? Langsung? Bukannya mengganti transmisi itu lama ya?" tanya Sesita
"Tidak juga sih, lagipula besok Aku dan Ichsan dibantu oleh para kru. Jadi bisa menghemat waktu" jawab Andrean
"Wah Kak Andrean, Sesita lihat. Sekarang sudah hampir jam 11 malam. Kita harus tidur, besok kan harus latihan lagi" sahut Andika
"Wah iya juga ya. Ya sudah ayo tidur" ucap Andrean.
Mereka mulai meninggalkan ruang keluarga dan masuk kekamar masing-masing dan tidur.
   Berbeda dengan Andika, sesudah masuk ke kamar dia malah mencari ponselnya yang lupa dia letakkan dimana. Hingga akhirnya Andika menemukan ponsel itu dibawah meja
"Ah ini dia ponselku" ucap Andika.
Ketika Andika ingin meletakan ponselnya diatas meja, ada telepon masuk dari nomor tidak dikenal. Andika lalu menjawab panggilan itu
"Ya halo? Siapa ini?" tanya Andika
"Oh kau lupa denganku ya Andika? Aku menelponmu karena Aku ingin mengambil janjimu" jawab penelpon itu
"He...hei? Siapa kau? Jangan main-main! Cepat jawab siapa kau?!" Andika mulai emosi
"Tak perlu emosi Andika. Ini Aku, Joe David yang membuat Dirimu babak belur hingga akhirnya kau masuk kerumah sakit" betapa terkejutnya Andika ketika mengetahui bahwa yang menelpon Dirinya adalah Joe David.
"Jo...Joe? Kurang ajar. Apa maksudmu berkata seperti itu?" tanya Andika
"Aku hanya ingin mengambil janjimu. Kau pernah bilang kalau kau menerima tantanganku, sebelum dirimu babak belur" jawab Joe
"Tantangan? Tantangan apa?" Andika mulai kebingungan
"Hahahahahahahahaha DASAR PELUPA KAU!" bentak Joe "KAU LUPA KALAU KAU MENERIMA TANTANGANKU YAITU BALAPAN DENGANKU!" lanjut Joe. Andika seketika teringat dengan ucapannya waktu itu.
"Ba...balapan? Tapi Aku tidak mau menerima tantangan itu" ucap Andika
"Tidak mau? Yasudah, tapi jangan salahkan Aku jika keluargamu, dan juga kawanmu si Ichsan itu akan mati ditanganku" ancam Joe. Andika sendiri terdiam mendengar ancaman dari Joe. Hingga akhirnya Dia terpaksa menerima tantangan dari Joe
"Ba..baiklah. Kapan balapannya? Dan mobil apa yang kau gunakan?" tanya Andika
"Besok jam 12malam. Aku tunggu digaris start depan terminal bis. Aku akan memakai Accord twin charger,jadi tenanglah saja. Kau pasti kalah. Hahahahahahahahahahaha" jawab Joe
"Baiklah Aku akan datang" ucap Andika
"Oh ya aku lupa. Accord itu sedang bermasalah. Aku akan memakai Porsche 911 turbo terbaru yang baru saja Aku beli kemarin. Jadi bersiaplah kalah, sang pecundang. Hahahahahahahaha" Joe langsung menutup teleponnya. Andika yang awalnya tenang menjadi panik
"Apa? Porsche 911 turbo terbaru? Itukan mobil yang sangat hebat. Dan memiliki tenaga yang sangat besar. Sial dia memakai cara licik!" ucap Andika. Belum selesai bicara , Andika dikejutkan dengan Adiknya, Sesita yang mendengarkan pembicaraan Andika didepan pintu.
"Kak Andika, apa maksud ini semua? Kau ingin balapan dengan siapa?" tanya Sesita
"Se...Sesita,, i...i..ini A..Aku bisa jelaskan..."
"Cepat jawab Kak!" Sesita langsung memotong ucapan Andika
"Baik. Baik! Ya Aku akan balapan. Melawan Joe David. Diarena itu! Arena, tempat Kak Andrean mengakhiri karir balap liarnya" jawab Andika
"Untuk apa kau lakukan ini Kak? Untuk apa? Kau ingin bunuh diri?" Sesita kembali bertanya
"Ka..ka...karena, Aku diancam. Jika Aku tidak menerima tantangannya, Kau, Kak Andrean, Bang Ichsan akan dilenyapkan olehnya! Oleh karena itu..... oleh karena itu....." jawab Andika terbata-bata
Mendengar itu, Sesita langsung memeluk kakaknya itu
"Kak Andika kenapa kau tidak mengatakan ini padaku Kak? Kalau aku tahu aku kan bisa membantu dirimu. Kenapa Kak?" air mata Sesita mulai mengalir
"Maafkan Aku Sesita, maafkan Aku"

*Keesokan harinya

   Andrean bangun lebih awal seperti biasa. Tapi kali ini dia ingin mengajak kedua adiknya. Setelah barang-barang yang dia perluka sudah dimasukkan kedalam bagasi mobil, dia berjalan menuju kamar Andika untuk membangunkannya.
"Andika,, bangun. Kau mau ikut tidak" Andrean mengetuk pintu kamar Andika. Ketika Andrean mencoba membuka pintu, pintu kamar Andika tidak terkunci. Setelah membuka pintu Andrean sedikit terkejut ketika melihat Andika dan Sesita tidur bersama.
"Andika? Sesita? Kalian tidur bersama semalam?" tanya Andrean
"Eh... a...a..anu Kak Andrean. Aku tadi malam tidak tahu kenapa takut tidur sendirian. Jadi aku tidur bersama Kak Andika" jawab Sesita
"I....iya Kak Andrean. Tidak tahu kenapa tumben-tumbennya Sesita tidur bersamaku" sahut Andika
"Kalian berdua ini lucu ya. Ya sudah cepat mandi sana. Mau ikut denganku kan?"  Andrean kembali bertanya
"Tentu saja Kak" jawab Andika
"Pasti dong" sahut Sesita.
Mereka berdua langsung bergegas untuk mandi. Setelah mandi mereka menyiapkan barang yang mereka perlukan.
"Kak Andrean, barang-barangku sudah siap" ucap Sesita
"Ya Kak, Barangku juga" sahut Andika
"Ya sudah, tinggal menunggu Ichsan datang. Kalian kan tidak bisa masuk kemobil ini sekarang. Soalnya kursi belakangnya sudah dilepas" ucap Andrean.
"Baik Kak" jawab Andika dan Sesita bersamaan.  Menunggu selama 10 menit, Ichsan akhirnya datang. Kali ini Ichsan tidak membawa Mazda Astinanya namun membawa mobil barunya, Mazda 2 Sedan.
"Hai semua. Sudah siap?" tanya Ichsan
"Wah ini mobil barumu? Dimana Astinamu?" tanya Andrean
"Mobil itu? Sedang diperbaiki. Jadi Aku membeli ini. Irit bahan bakar, juga praktis. Dan ini bertransmisi otomatis. Jadi tidak perlu repot-repot menginjak kopling" jawab Ichsan
"Hhhmmm begitu. Yasudah. Andika,Sesita kalian masuklah ke mobil. Aku akan mengikuti kalian dari belakang" ucap Andrean.
"Baik Kak" jawab Mereka bersamaan. Mereka berdua lalu masuk ke mobil Ichsan. Mereka lalu berangkat ketempat latihan. Sesampainya ditempat latihan mereka sudah ditunggu Rani dengan mobil Swift milik Ayahnya itu
"Hai Rani. Maaf membuatmu menunggu" sapa Ichsan
"Ah tidak apa-apa. Lagipula aku baru saja datang. Yasudah ayo kita mulai latihannya" ucap Rani
"Baiklah. Ayo lakukan!" sahut Andrean. Rani lalu masuk kedalam mobilnya. Begitu juga dengan Andrean. Setelah masuk kedalam mobil masing-masing mereka bersiap-siap digaris start. Seperti biasa, Sesita yang memulai hitungan
"Baik semuanya siap?"
Andrean dan Rani menganguk
"Oke. Aku mulai hitungan mundur. 5..."
Mesin mobil Rani mulai meraung
"4..."
Diikuti mesin mobil Andrean yang juga meraung
"3..."
Suara supercharger dari mesin M18 mulai terdengar
"2..."
Suara turbo mobil Andrean juga sudah melengking sangat tinggi
"1..... Mulai!!!"
Kedua mobil akhirnya melaju. Kedua ban mobil itu sampai overspin dan mengeluarkan asap karena tenaga yang terlalu besar. Seperti biasa, Rani berada didepan Andrean. Mereka berdua melewati tikungan dengan mulus tanpa kesalahan sedikit pun. Anehnya, hari itu Andrean merasa ingin mendahului Rani. Berbeda dengan kemarin, hingga secara tak sadar Andrean menambah injakan pedal gasnya. Hingga akhirnya Andrean tersadar sudah ada didepan Rani
"Tu...tunggu? Kenapa Aku ada disini? Harusnya Aku ada dibelakang Rani" ucap Andrean. Setelah tersadar Andrean mulai mengurangi kecepatannya dan mempersilahkan Rani untuk mendahului. Setelah latihan selesai, seperti biasa Andrean dan Rani beristirahat.
"Ichsan, bagaimana waktuku?"
"Waktumu sudah bagus. Oh ya kau tadi kenapa mendahului Rani?" tanya Ichsan
"Iya Aku tadi sampai terkejut melihatmu ada didepanku" sahut Rani
"Emmm.... anu Aku juga tidak tahu kenapa. Aku merasa tidak ada siapa-siapa didepanku" jawab Andrean
"Ah baiklah. Itu berarti hanya halusinasimu saja. Oke sekarang saatnya kebengkel. Kita ganti transmisinya. Besok kau latihan lagi" ucap Ichsan
"Oke. Ayo berangkat" sahut Andrean. Setelah mereka membereskan barang-barang yang diperlukan, mereka berangkat ke bengkel. Sesampainya di bengkel , Andrean memarkirkan mobil Adiknya itu kedalam bengkel. Setelah mesin mobil dingin, Andrean dan Ichsan mulai bekerja. Andrean dan Ichsan dibantu Andika,Sesita,dan Rani bahu membahu melepas gearbox otomatis dari mesin monster itu. Setelah gearbox dilepas, gearbox baru mulai dipasang.
"Andrean, ini gearboxnya. Manual 6speed. Dengan ini tenaga mobilmu makin membaik" ucap Ichsan
"Baiklah, ayo kita pasang!" ucap Andrean
Gearbox baru itu mulai dipasang. Pemasangan dilakukan secara hati-hati agar hasil akhirnya sempurna. Dua jam setelahnya, pemasangan gearbox baru itu selesai.
"Akhirnya selesai juga. Besok kita test lagi mobil ini. Kau siap Andrean? Test akselerasi saja" tanya Ichsan
Andrean menganguk
"Ya aku siap!" jawab Andrean



-bersambung-

The 3600second DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang