===========
#FLASH BACK#
ILSYA POV
Kata orang bahagia itu sederhana. Sesederhana saat kau bernafas, simple.
Mungkin definisi bahagia bagi setiap orang berbeda-beda. Karena bahagia untuk satu orang tidak berarti bahagia untuk orang lain.
Bahagia bagiku itu seperti saat aku merasakan ketenangan di hidupku. Saat tak lagi ada tali yang mengekangku, tak ada tangan yang mencekikku, dan tak ada beban di pundakku.
Bahagiaku sederhana, alasannya satu. Yaitu Andin.
Mungkin kalian berpikir kalau aku lebay? Biarlah, itu mungkin karena kalian belum pernah merasakan bagaimana rasanya mencintai seseorang dengan sepenuh hatimu.
Hari ini aku baru saja menghabiskan waktu seharian bersama si pemilik hatiku. Andin. Siapa lagi?
Seharian ini kami telah menghabiskan banyak waktu bersama. Olah raga, makan di restoran holland, jalan-jalan hingga nonton ke bioskop. Aku rasa jika aku jadi ke Swedia nanti, aku pasti akan sangaaaaat sangat merindukannya. Aah, Andinku. Baru juga 5 menit lalu kita berpisah, sekarang aku sudah di hujam rindu itu lagi.
Sudah pukul 7 malam, dan kami baru tiba di rumah. Dengan segala aktifitas full kami seharian masih membuatku bersemangat sampai detik ini. Sampai senyumku pun tak jua luntur hingga sekarang. Aku terlalu bahagia.
Ku langkahkan kakiku menapaki anak tangga rumahku sambil berdendang-dendang pelan. Hingga bunyi bel memanggilku untuk kembali.
Andin?! Apa dia? Bukankah kita baru saja pisah beberapa menit lalu. Apa sekarang dia juga merindukanku lagi?
Aku yang baru tiba dilantai dua depan pintu kamarku, kembali melangkahkan kaki terburu-buru menuruni anak tangga. Ingin segera membukakan pintu untuknya.
"Ada apa lagi saaay...mhhh, eh?!!" ucapanku terhenti, saat melihat seseorang yang telah berdiri di depan pintu rumahku. Seorang wanita setengah baya, berumur kisaran 40 tahunan yang masih terlihat muda dan cantik sudah berdiri dan tersenyum kearahku.
"Boleh Tante masuk?!" tanyanya sambil tersenyum padaku.
"Ehh... Mm... I-iya Tante." jawabku tergagap, belum hilang dari rasa terkejutku dengan kedatangannya tiba-tiba, dan mempersilahkannya untuk masuk. Dialah Ibu dari gadis yang ku cintai, dia Mamanya Andin.
Kulihat tangannya sedang tak memegang sesuatu. Bukan berharap apa-apa, tapi karena biasanya dia datang kerumah dan membawakanku sesuatu, seperti kue atau buah.
"Duduk dulu Tante!" kataku ramah, mempersilahkan duduk. Lalu pamit ke dapur sebentar.
Ini sedikit aneh, tak seperti biasanya ia tampak begitu serius. Aku bahkan merasa dia terus memandangi saat berjalan kedapur meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Monster - Completed
RomanceMata itu tiba-tiba terbuka dan menatapku. Langsung ke manik mataku. Aduh, copot deh ini jantung. Tali mana tali, buat ikat jantungku biar nggak jatuh. Hiks tolong.... "Kamu jangan pergi, temani aku disini," ucapnya pelan lalu memejamkan mata...