18. Menebus Kesalahan

12.2K 963 13
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Bye..." Lambaiku pada Rayi yang baru saja mengantarku pulang dan menurunkanku di depan rumah. Aku sengaja tak mengajaknya mampir, karena sudah cukup kami menghabiskan waktu bersama, dari sore hingga jam setengah 9 malam ini.

Sudah seminggu. Usai dari acara nikahan Miranti sahabatku, hubunganku dengan Rayi memang sudah cukup dekat. Dekat sebatas Bos dan bawahan, dan dekat sebagai teman tentu saja! Meski baru sejam lalu aku menolaknya.

Tolak? Iya. Aku baru saja menolak Rayi, karena ia telah menyatakan cintanya padaku tadi. Aku bukannya sok cantik atau sok jual mahal ya, tapi ini seriusan. Aku rasa Rayi itu terlalu gampang mengungkapkan cinta pada seseorang yang baru saja ia kenal. Padahal kami juga baru kenal, belum cukup sebulan malah.

Alasannya... Katanya sih dia suka sejak pertama kali kami bertemu di pantry dulu, saat aku dengan tidak sengaja menumpahkan teh panas ke bajunya. Nggak masuk akal banget kan? Kayaknya Rayi itu terlalu banyak nonton sinetron deh. mana ada orang jatuh cinta pada pandangan pertama cuma gara-gara disiram Teh Panas. Emang ada gitu ya, orang suka, katanya jatuh cinta terus langsung katakan cinta? Ngaco banget!!.

Dan apa kalian berpikir saat pertama kali aku bertubrukan dengan Ilsya waktu itu, aku juga langsung jatuh cinta padanya??

Ah, aku rasa tidak!!

Aku menolak jika itu di katakan cinta pada pandangan pertama.

Karenaaa....
Saat itu aku hanya suka saja melihat mata indahnya yang kebetulan berpapasan denganku. Apa itu bisa di bilang jatuh cinta pada pandangan pertama, nggak kan?.

Aku hanya suka saja dengan tatapannya yang bisa membuat tubuhku seperti membeku. Aku suka saja dengan tatapannya yang mampu meneduhkanku. Aku juga suka tatapannya yang mampu membuat jantungku berdebar-debar tak menentu. Aku suka tatapannya yang mampu membuat darahku berdesir dan mengalir lebih cepat. Aku suka tatapannya yang bisa membuatku meraskan waktu berhenti berputar saat itu juga. Aku suka tatapannya yang membuatku... Mm, aku suka, aku hanya... Aaaaahhh... terserahlah apa namanya. Aku juga tidak tahu pasti bagaimana rasanya cinta pada pandangan pertama itu.

Tapi saat aku bersama dengan Rayi, aku bahkan tak dapat merasakan perasaan apa-apa padanya, saat dia di dekatku, saat menatap mataku, sedikitpun tak ada debaran-debaran aneh yang timbul, bahkan saat ia menggenggam jariku seperti waktu di bioskop tadi , sengatan listrik sekecil apapun tak bisa ku rasakan darinya. Meski segera ku tepis genggamannya, yang justru membuatku jadi tak nyaman di dekatnya, karena aku memang tak suka di sentuh, dan paling nggak suka sama cowok yang agresif kayak gitu.

Emang pegang tangan agresif ya?? Terus, kalo di cium Ilsya waktu itu, apa namanya?! Au ah, terang!!

"Kamu dari mana?" tanya suara yang tiba-tiba muncul di depanku membuatku sedikit terlonjak kaget.

"Eee..!! Aahh... Ilsyaaa!! Kamu ngagetin aku aja!" Kejutku sambil mengusap-usap dada, karena Ilsya muncul tiba-tiba seperti hantu di teras rumahku.

My Little Monster - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang