Malam itu kau hanya berdua saja dengannya
anggap saja penjual nasi goreng itu hiasan malam; bulan, bintang, udara dingin...malam itu bibirnya menggoda
begitu lezat: merah, lembab, basah
seperti telah dipersiapkannya
kau menelan ludah untuk yang kesekian
pada dua lubang kemeja yang tak berpagut dengan kancingnya dari kerahnya,
Di dalamnya ada dua mangkuk yang tak kalah merahnya
aku hanya butuh isinya, pikirmu.Kalian banyak diam
namun gelisah telah menggerayangi sejak tadi
kau tau dari nafasnya yang cepat
nafasmu memburunya
sejak tadi kalian sedang memanasi mesinkatanya padamu,"Udara sepertinya semakin dingin"
"Lalu kemana kita selanjutnya?" Pancingmu.
Kau siap tidak pulang malam ini
kau belingsatan, dia tertunduk
dari sana kau tau,
ini bukan bulan yang tepat
dia memerah, kau lesu
melenggangkan kesempatan
kau lipat birahi lalu kau simpan lagi dalam dompet
bisikmu pelan, "kulunasi saja besok, mungkin pada malam yang penuh kupu-kupu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisihkan Waktu Untuk Merindu
PoesiaRindu itu, kafein pada malammu atau pada waktu-waktu senggang pada waktu-waktu malas tak sama dengan kopi dia lebih kuat untuk membuatmu terjaga hanya karena hal yang itu-itu saja...