Jungkook menjadi seseorang yang berbeda setelah mengetahui kondisi keluarganya. Ia bahkan tidak mau memakan jatah sarapannya dan memilih berdiam diri di tenda penginapan.
"Jungkook-ah, makanlah sesuatu. Sejak pagi kau belum makan." Bujuk Yein sambil menyodorkan sebungkus makanan siap saji pada Jungkook.
"Aku tidak lapar, Yein-ah.." lirih Jungkook kemudian memutuskan untuk berkeliling area penginapan.
"Dokter Jeon !"
Langkah Jungkook terhenti ketika mendengar sebuah suara memanggil namanya. Ia membungkuk setelah mengetahui Dokter Han lah yang memanggil.
"Aku turut berduka cita atas meninggalnya ayah dan adikmu. Kapten Lee sudah menceritakan semuanya kepadaku. Aku harap kau bisa tabah dengan semua ini."
Jungkook tak merespon bahkan tak memandang Dokter Han yang sejak tadi memandangnya.
"Dokter Jeon, aku-"
"Apa kau tidak sedih?" Sela Jungkook. Dokter Han mengernyit, seolah bertanya apa maksud Jungkook, "Apa kau benar-benar tidak merasakan seperti yang aku rasakan?"
"Dokter Jeon, apa maksudmu?"
"Sampai kapan kita akan menjalankan drama ini?!!" Suara Jungkook meninggi, tangisnya pun tak bisa dihindari, "Sampai kapan aku harus menganggapmu sebagai atasanku, Eomma?! Sampai kapan?!!"
"Jeon Jungkook !! Ini tempat umum !! Kecilkan suaramu !!" Pekik Dokter Han setelah melihat keadaan sekitar, "Ini sudah bagian dari perjanjian ayahmu dan aku. Anggap kita tidak saling mengenal, termasuk padamu."
"Gila... kau benar-benar gila..." lirih Jungkook seolah tidak percaya dengan apa yang Dokter Han katakan.
"Kalau kau ingin membahas hal seperti ini, aku tidak mau. Aku masih ada urusan yang lebih penting daripada hal ini. Permisi." Ujar Dokter Han seraya berjalan meninggalkan Jungkook.
"Padahal aku sangat membutuhkan hangatnya kasih sayang seorang ibu saat ini !! Kenapa kau sangat egois?!! Kau benar-benar jahat !!"
Dokter Han berusaha tidak menangis, ia tetap berjalan meninggalkan Jungkook mesti hatinya perih saat ini.
"Aaarrrrgggggghhhhhh !!!!" Jungkook menjerit frustasi. Kondisinya saat ini bahkan lebih buruk dari semalam.
**
"Ternyata, tidak lama juga ya kita di sini. Lusa kita sudah bisa pulang." Seru perawat Bae Joohyun.
Jihyun yang sedang mencatat persediaan obat-obatan segera menghentikan kegiatannya dan memandang perawat berwajah barbie itu, "Lusa kita pulang?"
Perawat Bae mengangguk, "Eum ! Itu karena semua korban hilang sudah berhasil ditemukan dan banjir juga sudah mulai surut. Menurut Kapten Lee, rumah sakit kita lah yang akan dipulangkan lebih dulu."
Jihyun mengangguk mengerti, "Lalu.. bagaimana dengan Dokter Jeon? Apa dia juga ikut pulang?"
"Sepertinya tidak. Dia akan tetap tinggal untuk mengurus jenazah ayah dan adiknya." Jawab Perawat Bae, "Eo? Dokter Yoo, kenapa kau menanyakan itu?"
"Eh? Eung.. a-aku hanya bertanya. Aku turut simpati karena keluarganya jadi korban tsunami, dia pasti sangat terpukul." Ujar Jihyun beralasan.
Perawat Bae mengangguk seraya menyipitkan matanya, "Kau benar, Dokter Jeon sungguh tidak dalam kondisi yang baik. Dokter Jung bahkan bercerita kalau Dokter Jeon tidak mau makan dan jadi pendiam. Isshhh.. padahal itu sangat bukan sikapnya."
Jihyun tertegun. Ia jadi semakin mengkhawatirkan Jungkook. Tetapi kemudian, di otaknya tercipta sebuah cara agar Jungkook kembali menjadi dirinya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Song Fict]Love, That One Word | BTS FANFICTION ✔
Fanfiction"Padahal aku sudah bersusah payah menjauhimu. Kenapa kita harus bertemu lagi?" Kisah cinta sejak masa sekolah yang kembali berlanjut hingga saat ini. Mereka dipertemukan kembali dalam sebuah situasi yang berbeda. Akankah mereka bersatu?