Part 8

257 38 3
                                    

Dengan panik Jungkook berlari menuju ruang kerjanya. Ia tak peduli dengan tulangnya yang masih dalam pemulihan, beberapa kali ia menabrak orang saking paniknya.

"Astaga !" Jihyun terkejut bukan main ketika melihat Jungkook sudah berada di depannya dengan wajah pucat. Ia baru saja menutup pintu ruang kerja Jungkook.

"Apa yang sudah kau lihat? Apa kau sudah melihat semuanya? Apa.. kau.."

"Kau kenapa? Aku tidak melihat apa-apa." Sela Jihyun kemudian menyodorkan ponsel kepada Jungkook, "Ini."

Jungkook memandang ponselnya dan wajah Jihyun bergantian, "Kau tidak melihat sesuatu di dalam sini kan?" Tanya Jungkook dengan mata penuh selidik.

"Memangnya ada ap--Yak !!" Jihyun bersorak ketika dengan sigap Jungkook merampas ponsel di tangannya.

"Kau tidak perlu tahu !" Ucap Jungkook dengan ketus kemudian melangkah meninggalkan Jihyun yang masih keheranan.

"Bodoh ! Kenapa aku tidak sekalian saja berbuat jahat dengan ponselnya?! Arrgh ! Jihyun bodoh !" Umpat Jihyun kemudian berjalan menuju ruang kerjanya.

*

Jungkook kembali ke kamarnya. Ia bernafas lega karena Jihyun tidak melakukan apapun pada ponselnya. Sebenarnya yang Jungkook takutkan hanya satu.

Rahasianya terbongkar.

Ia menekan tombol kunci pada ponselnya dan memandang sebuah foto yang menjadi wallpaper ponselnya.

Seorang gadis. Tengah tersenyum. Dengan bunga dan piagam di tangannya. Dengan senyum yang bahagia. Senyum yang paling indah.

Siapa lagi kalau bukan Jihyun? Tentu saja hanya Jihyun.

Jungkook mendapatkan foto itu dari website sekolah tinggi Jihyun. Karena tak mungkin Jihyun mempublikasikan foto itu ke akun media sosialnya. Jihyun bukan tipe perempuan yang seperti itu.

Foto yang sudah beberapa tahun ini tidak pernah ia ganti. Jungkook pikir, selamanya ia tak akan bertemu lagi dengan Jihyun. Nyatanya, takdir berkata lain. Jihyun bahkan menjadi rekan kerjanya. Meskipun masih sangat singkat, rasanya sudah banyak kenangan yang bisa ia ingat ketika bersama Jihyun.

"Dokter Jeon?"

Jungkook menoleh, sedikit terkejut ketika melihat siapa yang datang mengunjunginya, "Apa yang kau lakukan di sini?"

Perempuan tua itu, Dokter Han, menghela nafas, "Bagaimana keadaanmu? Kau sudah lebih baik?" Dokter Han membuka suara.

Jungkook menyeringai, "Kau peduli? Waah.. tidak biasanya." Sindir Jungkook tanpa memandang Dokter Han.

"Jungkook-ah, aku ibumu !!" Pekik Dokter Han. Jungkook menoleh memandangnya dengan wajah pura-pura terkejut.

"'Aku ibumu'? Ohh.. lalu? Apa aku anakmu? Bukankah beberapa hari lalu kita adalah orang asing?" Kata Jungkook sarkatis, "Saat ini aku bahkan sudah merasa tidak memiliki seorang ibu. Kenapa kau tiba-tiba datang dan mengatakan seolah kau adalah seorang ibu?!"

"Jungkook-ah, aku..."

"Sudahlah. Aku ingin istirahat. Kumohon tinggalkan aku sendiri !" Jungkook menyela.

Dokter Han kembali menghela nafas, "Jungkook-ah.."

"KELUAR !"

"Aku salah. Maafkan aku." Lirih Dokter Han kemudian melangkah keluar dari kamar Jungkook.

Jungkook tak bergeming. Ia hanya memandang ponselnya, kemudian ia teringat sup rumput laut yang dibawa Jihyun.

'Pasti sudah dingin..' pikirnya sambil mengambil kotak makan itu. Ia membukanya dan melihat bahwa supnya masih hangat. Sup itu dimasukkan kedalam tempat yang terbuat dari besi dan dapat mempertahankan panas.

[Song Fict]Love, That One Word | BTS FANFICTION ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang