Part 9

278 29 6
                                    

Kondisi Jungkook kian membaik. Yein bilang, keretakan dibahunya sudah hampir pulih dan kemungkinan beberapa hari lagi Jungkook sudah dapat beraktifitas kembali. Jihyun yang mendengar kabar itu pun merasa senang, itu artinya ia tidak harus berurusan lagi dengan Jungkook.

Semenjak kejadian hari itu di pantai, Jihyun tidak berusaha lagi memulai pembicaraan apapun dengan Jungkook. Ia hanya melakukan tugasnya dan kemudian pergi.

Ini dikarenakan jantungnya tidak pernah berdetak normal ketika melihat Jungkook, mengingat semua yang Jungkook katakan, dan... akkhh.. dia tidak mau mengingat itu lagi. Ia merasa risih sekaligus tidak enak, sejujurnya. Bagaimana jika Yein nantinya akan salah paham dengan kedekatannya? Itu akan membuatnya makin canggung.

"Apa lagi yang kau butuhkan? Aku ingin segera bekerja."

"Sekarang kau juga sedang bekerja," sahut Jungkook, "Kepadaku."

Jihyun menghela nafas kasar, "Sepertinya sudah tidak ada lagi yang harus aku lakukan. Baiklah, aku per-"

"Ini jadwalnya membuka perban." Jihyun tersentak mendengar kalimat Jungkook.

'Benar juga.. aahh sial !' Jihyun mengacak rambutnya. Ini yang paling ia tidak sukai, bukan benar-benar tidak menyukai sebenarnya. Hanya saja, ini akan makin canggung.

"Ah.. baiklah.." Jihyun menggumam, ia segera berjalan mengambil gunting dan handuk lalu duduk di pinggir ranjang Jungkook, "Buka bajumu !"

"Aku mana bisa?"

"Bisa !"

"Argh ! Kau ini.."

Jihyun memasang wajah sok tegas dan dingin ketika Jungkook mulai melepas satu-persatu kancing baju rumah sakitnya.

"Jangan memasang wajah seperti itu.. aku tahu kau suka melihatnya..." ledek Jungkook disela kegiatannya.

"Ti-tidak !!" Elak Jihyun. 'Maksudnya... Tidak salah lagi.'

Kini Jungkook benar-benar topless. Hanya saja dibagian bahu kanannya terdapat perban yang menutupi. Tubuh Jungkook sangat sempurna, membuat siapapun yang melihatnya pasti akan terpesona. Termasuk Jihyun, yang selalu terpesona dengan bentuk tubuh Jungkook.

"Jungkook-ah, apa kau tidak ada niat berbaikan dengan ibumu?" Jihyun membuka suara, berusaha mencairkan kecanggungan di antara keduanya.

"Kenapa kau tiba-tiba membicarakan ibuku?" Alih-alih menjawab, Jungkook malah balik bertanya. Matanya memandang Jihyun yang tengah membuka perban yang membungkus bahu hingga atas lengannya.

"Aku tahu ini terlihat seperti mencampuri urusanmu, tapi.. rasanya tidak baik. Kau harus berusaha memperbaiki hubunganmu, nenekku juga bilang begitu."

"Kau bercerita kepada nenekmu?"

"Ya, dengan nenek dan bibiku. Mereka selalu ingin tahu apa yang aku lakukan bersama-eh, maksudku bukan, tidak ! Maksudnya..."

Jungkook tersenyum simpul, "Tidak apa-apa. Aku menghargai saranmu. Terima kasih."

Jihyun terdiam. Ia jadi semakin salah tingkah sekarang, sesekali ia melirik wajah Jungkook namun pria itu bahkan masih memperhatikannya.

'Apa ada yang salah dari wajahku?'

***

"Kasihan sekali Dokter Jeon. Sampai saat ini ia masih belum bisa bekerja."

[Song Fict]Love, That One Word | BTS FANFICTION ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang