Part 4

317 38 6
                                    

Tanpa terasa 2 minggu telah berlalu. Jihyun pun sudah membiasakan diri dengan tugas tambahannya sebagai dokter anestesi. Ia sudah membantu beberapa operasi yang dilakukan Jungkook walaupun harus di awali dengan pertengkaran.

"Selamat pagii !!!" Seru Jihyun riang ketika ia memasuki sebuah ruangan yang biasa digunakan para dokter untuk beristirahat.

"Wah, kau terlihat sangat ceria pagi ini, Dokter Yoo." Ujar seorang perawat perempuan yang duduk bekerja di dekat pintu ruangan sehingga membuat Jihyun bersandar di kusen pintu tersebut.

Jihyun mengangguk, "Aku senang adikku sudah bisa pulang hari ini, Hyemi-sshi." Balas Jihyun kemudian tersadar jika Jungkook berada di sana.

Menyadari Jungkook yang memperhatikannya, Jihyun mendelikkan matanya dan berusaha berbincang dengan perawat bernama Hyemi itu.

"Ahh.. baiklah, itu saja yang ingin aku sampaikan. Aku permisi." Kata Jungkook kepada lawan bicaranya kemudian berjalan menuju pintu tanpa mengalihkan matanya dari Jihyun.

"Aish, kenapa orang ini memperhatikanku seperti ini sih?" Umpat Jihyun ketika melihat mata tajam Jungkook. Tentu saja Jihyun gugup, bahkan ia merasa jantungnya berdetak cepat ketika Jungkook menghentikan langkah tepat di samping tubuhnya.

Jihyun memberanikan diri untuk memandang Jungkook. Wajah pria itu benar-benar sangat tampan jika dilihat sedekat ini, apalagi sorot matanya yang tajam seolah hendak menerkamnya.

Jungkook membungkukan badannya, menempatkan wajahnya tak jauh dari telinga Jihyun, "Bedakmu berantakan tahu. Dasar bodoh !" Bisikannya seketika membuat Jihyun membelalakan matanya.

"Hyemi-sshi, apa benar bedakku berantakan??!" Pekik Jihyun panik setelah Jungkook meninggalkannya. Hyemi mengangguk setengah meringis, "Aish ! Memalukan sekali !" Rutuk Jihyun sembari mengusap-usap wajahnya.

*

"Pola makan Yeri harus dijaga dengan baik, obatnya juga harus diminum dengan teratur dan jahitannya juga harus diperiksa secara berkala karena belum kering betul. Aku akan memberi resep obatnya pada Jihyun."

"Apa? aku?" Jihyun yang sejak tadi menggerutu tak jelas ketika Jungkook tiba-tiba saja menyangkut pautkannya pada urusan adiknya, "Kau bisa menyerahkan resepnya ke apoteker. Kenapa harus aku?"

"Karena kau kakaknya." Jawab Jungkook, "Sudahlah jangan membantah. Ah, nenek. Kau bisa membawa Yeri pulang."

Nenek Jihyun mengangguk mengerti dan membantu Yeri bangun dari kasur, "Terima kasih, Dokter Jeon."

Jungkook mengangguk seraya tersenyum, membuat Jihyun yang berdiri di sampingnya merasa jengkel.

Dddrrrrttttt !!!!! Dddrrrttttt !!!!!

"Ah, sebentar. Aku angkat telepon dulu." Ucap Jungkook kemudian berjalan keluar ruangan, "Yeoboseyo, Abeoji?"

"......."

"Apa?!! Ka-kapan kejadiannya?! Apa Abeoji dan yang lain baik-baik saja?!"

"......"

"Baiklah, nanti akan kuhubungi lagi."

Jihyun terkejut ketika Jungkook kembali dengan wajah pucat, "Dokter Jeon, kenapa wajahmu pucat seperti itu?"

"Busan... dilanda Tsunami."

"A-apa?!"

Ddddddrrrtttt !!!!

"Yeoboseyo, Dokter Han?"

"....."

"Ne? Ah, ye. Aku akan segera ke sana." Jihyun menutup teleponnya dan memandang Jungkook dengan wajah serius, "Kita harus ke ruang rapat. Dokter Han akan melaksanakan rapat dadakan."

[Song Fict]Love, That One Word | BTS FANFICTION ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang