At 06:00 A.M
"Semua bangun !!! Bangun !!"
Jihyun mengerjapkan matanya, ia berusaha sadar dari alam mimpinya. Ia melihat beberapa orang sudah keluar dari tenda dan berbaris di tengah kumpulan tenda.
"Huaaaahhh !!!" Jihyun menggeliat kemudian masuk ke dalam barisan. Matanya masih sangat berat untuk dibuka, namun sekuat mungkin ia berusaha untuk membuka mata.
"Hari ini kita akan ke posko pengungsian pertama. Semua obat-obatan yang sudah sampai semalam, akan kita bawa. Jadi, aku mohon untuk para dokter dan perawat saling bekerjasama untuk membawanya."
Semua dokter dan perawat tampak mematuhi perintah Dokter Han. Jihyun pun turut mengangguk. Dan para dokter pun mulai bergerak membawa dus-dus berisi obat-obatan dan peralatan medis.
"Ugghh !! Apa ini?! Kenapa berat sekali?!" Jihyun terus menggerutu sambil membawa dus menuju perahu karet yang sudah tersedia.
Jihyun sedikit kewalahan karena dus yang ia bawa rupanya cukup berat dan jarak menuju perahu karet cukup jauh.
"Sini, biar aku yang bawakan !"
Jihyun menoleh ketika seseorang berusaha mengambil dus di tangannya, "Jimin-sshi?! Ka-kau kenapa bisa ada di sini?"
"Aku meminta bergabung menjadi relawan. Apa kau terkejut?" Jihyun tak menjawab pertanyaan Jimin, ia tetap fokus pada langkahnya agar tidak terjatuh, "Biar aku yang bawa."
"Ah, tidak, Jimin-sshi. Kau sudah membawa tas-tas itu. Pasti kau makin repot. Aku-"
"Jangan memaksakan ! Aku tahu kau keberatan membawanya." Sela Jimin seraya mengambil dus dari tangan Jihyun.
Jihyun tertegun dan memandang Jimin heran, "Terima kasih banyak, Jimin-sshi..." ucapnya dengan suara pelan, "Ah.. kau sangat kelihatan kerepotan dengan tas dan dus itu. Apa kau yakin?"
Jimin tersenyum, "Aku baik-baik saja selama kau baik-baik saja."
Jihyun tersentak dan makin tak mengerti dengan sikap Jimin, "Kau ini.. ada-ada saja."
*
Mereka sudah sampai ke posko pengungsian yang pertama. Rasa iba para dokter dan perawat yang tiba pun seketika memuncak melihat keadaan para pengungsi yang tidak terlihat baik.
"Semuanya, lakukan pemeriksaan standart. Periksa apakah para pengungsi mengalami penyakit yang berat atau tidak. Mengerti?" Perintah Jungkook.
"Mengerti !"
Semua dokter dan perawat pun berpencar dan saling menanyakan keadaan pasien.
"Apa ada rasa sakit yang kau rasakan, Nyonya?" Tanya Jungkook pada wanita berusia 30an yang tengah mengandung.
Wanita itu menggeleng, "Tidak, Dok. Hanya saja, perutku sudah mulai merasa tidak enak."
Jungkook yang masih sibuk dengan peralatan medisnya hanya tersenyum, "Itu tandanya, kau akan segera melahirkan. Aku akan terus memantaumu, mungkin aku bisa membawamu ke klinik terdekat agar kau bisa melahirkan di sana." ucap Jungkook.
"Terima kasih, Dok. Kau sungguh baik."
"Beristirahatlah yang banyak, aku akan pastikan makananmu terjaga nutrisinya." Setelah berbincang singkat dengan wanita itu, Jungkook beralih menuju pasien lain.
Jihyun pun turut sibuk memeriksa pasien hingga akhirnya tersadar Jungkook sudah tak ada di posko pengungsian itu.
"Apa semua pasien sudah diperiksa, Dokter Yoo?" Tanya Dokter Han yang sudah berdiri di belakang Jihyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Song Fict]Love, That One Word | BTS FANFICTION ✔
Fanfiction"Padahal aku sudah bersusah payah menjauhimu. Kenapa kita harus bertemu lagi?" Kisah cinta sejak masa sekolah yang kembali berlanjut hingga saat ini. Mereka dipertemukan kembali dalam sebuah situasi yang berbeda. Akankah mereka bersatu?