Thank You

1.9K 230 11
                                    

"Aku percaya kau ini lelaki yang baik Junhoe. Bisakah kau menjaga putriku ini? Dia segalanya bagiku".



















"A-arra. Saya akan menjaga Rose".









°°°









Rose benar-benar mematung ditempatnya setelah ia mendengar jawaban Junhoe. Matanya enggan berkedip sedikitpun dan masih menatap Junhoe yang kini berdiri tepat disebelahnya. Ia tidak menyangka jika Junhoe yang justru malah menerima perjodohan ini.







Junhoe tidak habis pikir. Kata-katanya terlontar begitu saja. Setelah menjawab pertanyaan Tuan Park, Junhoe benar-benar kikuk. Ia bahkan tidak berani untuk memandang Rose yang kini tengah duduk disampingnya sembari mengenggam lengan Appa-nya. Dapat ia lihat dari ekor matanya, Rose kini menatapnya tak percaya.










°°°









"Rose? ". Panggil tuan park.

"Nde Appa". Rose yang tengah membalas line dari Jennie mendongakkan kepalanya.

"Sepertinya Eomma-mu tertidur, Tolong selimuti dia". Ucapnya sambil tersenyum.

Mendengar perintah Appa-nya,  Rose menolehkan kepalanya ke sofa di ruangan tersebut.






"Aigoo.. Dia pasti sangat lelah". Gumamnya pelan. Ia mengambil selimut di loker dan segera menyelimuti Eomma-nya.





"Rose,  apa kau tidak lapar? Appa belum melihatmu makan hari ini".

"Ngh..  Aniyo Appa. Aku sudah makan roti tadi. Aku tidak begitu lapar". Rose menggaruk tengkuknya.

"Jinjja?? Aishh kau harus makan Rose, jika nanti kau sakit Eomma-mu pasti akan sangat sedih".

"Ne Appa. Nanti aku pasti makan". Rose tersenyum.

"Aniya, pergilah membeli makanan sekarang.  Appa tidak ingin kau telat makan dan kemudian sakit nantinya".

"Mwo?  Lalu bagaimana de-".

"Tak perlu khawatir,  peralatan diruangan ini tidak akan membunuh Appa dengan sendirinya".

"Appa!"






Tuan Park tertawa.







"Belilah makanan Rose,  kau bisa kembali lagi setelahnya. ".

"Ne. Arraseo".






Rose beranjak meningalkan kamar Appa-nya.









°°°









Kriet..  (?)







Langkah Rose terhenti ketika mendapati seseorang tengah duduk di kursi tunggu di depan ruang inap Appa-nya.






Rose memutuskan untuk duduk tepat dua bangku dari sisi pria tersebut.






Namun sepertinya kedatangan Rose sama sekali tidak membuatnya tergugah dari permainan game di gadget miliknya.







Rose menghela nafasnya.






"Mengapa kau menerimanya? ". Tanyanya sama sekali tidak melirik pria di sebelahnya.




Mendengar pertanyaan Rose pria itu mem-pause gamenya dan melirik wanita disebelahnya.

"Apa ada cara lain?". Tanya Junhoe, Pria itu.

"Mwo? ". Rose bingung. Kali ini ia menatap lawan bicaranya itu.

"Apa menurutmu aku harus menolaknya? ". Tanyanya lagi dengan muka datarnya.









Rose tidak menjawab. Ia menundukan kepalanya kemudian mendongakkan kepalanya dengan mata terpejam sembari membuang nafasnya kasar.








Junhoe tidak salah dengan keputusannya,  dan menolak perjodohan disaat keadaan genting yang menimpa Appa-nya saat ini sangatlah tidak mungkin. Karena hal itu tentu saja akan berimbas buruk nantinya. Namun bagaimana dengan hatinya?  Hatinya amat menolak keputusan Junhoe. Tapi Appa-nya?. Ya, kali ini Rose tenggelam dalam gelisahnya.








Rose melirik Junhoe yang kini melanjutkan gamenya kembali.










"Gomawo". Ucapnya pelan. Kata itu entah kenapa terucap dari mulut Rose begitu saja.








Junhoe yang merasakan keganjalan mem-pause gamenya lagi.

"Ha? ". Ucapnya sembari memegang sebelah daun telingannya.

"Mwo?!". Rose sewot karena melihat prilaku Junhoe yang meledek.

"Kau tadi bilang apa?  Aku tak dengar".

"Yakk!!  Aku tidak bilang apa-apa barusan. Kupingmu mungkin bermasalah Junhoe! ". Rose meninggalkan tempat duduknya dan segera pergi.













"Sama-sama".







Kalimat itu terdengar saat Rose berjalan meninggalkan Junhoe. Ia memperlambat langkahnya dan membalikan badannya. Dilihatnya, Junhoe, calon suaminya kelak, sedang menatapnya tanpa senyuman.









Sedikit ya?!  😂 Maafin gue deh,  ini lagi buntuu banget tapi maksain update u, u jangan lupa tinggalkan jejak guys..  Yap!  Don't forget to Vomment 👊😘

_Claudee

FAKE 彡 Junhoe;RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang