Hari pertama kuliah menurut kebanyakan orang adalah hari yang pastinya akan menyenangkan. tapi tidak bagi Luna, pertama masuk kuliah ia sudah melihat kemesraan Alvien deng cewek lain. Seseorang yang selama ini dianggapnya pacar ternyata mempunyai kekasih lain.Seminggu sudah berlalu setelah kejadian hari itu, Luna nampak terlihat sehat, sebelumnya ia langsung jatuh sakit karena melihat Alvien menyakitinya, sepulang dari ospek hari pertama ia langsung jatuh sakit, tidak ada nafsu makan, yang ada hanya menangis dan menangis.
"Luna, makan dulu yuk sayang." Ajak mama sambil mengetuk pintu kamarnya.
"Luna gak enak badan ma, luna mau tidur, makannya besok aja." Teriak Luna dari dalam kamar.
"Nanti kamu sakit sayang."
"Ma.. kali ini aja Luna pengen sendiri dulu."
"Ya sudah sayang, kalo ada apa-apa panggil mama ya." Mama Luna pun beranjak dari depan kamar Luna. Terlihat sekali diwajahnya ia sangat khawatir dengan anaknya. Ia tidak ingin memaksa anaknya untuk cerita apa yang terjadi, karena ia tau anaknya gak mungkin cerita sekarang, Luna selalu bisa menghadapi masalahnya sendiri, ia baru akan cerita kalo masalahnya sudah selesai.
Sejak kejadian itu ia langsung menonaktifkan hpnya, ia belum siap menerima kenyataan tentang hubungannya dengan Alvien.
alvien melihat kearah hp yang sedang ia pegang, ia mencoba nelpon Luna tapi gak bisa nyambung, ia terlihat bingung, apa yang terjadi dengan kekasihnya. Hari sudah terlalu malam untuk ia bertamu dengan Luna, ia pun mengurungkan niatnya untuk pergi kerumah Luna.
Keesokan harinya, Alvien berniat untuk pergi kerumah Luna sepulang acara ospek dikampus, ini adalah hari ketiga acara ospek dan juga hari terakhir. Alvien terlihat terburu-buru menuju motornya, tiba-tiba saja seseorang memanggil namanya.
"Vien." Teriak seorang cewek dikejauhan dan ia pun melangkahkan kakinya kearah Alvien.
Alvien pun berbalik kebalakang, ia tau suara siapa itu."kenapa yang?"
"Kamu mau kemana?"
"Ada janji sama teman basket. Kenapa?"
"Papah ngajakin kita makan malam. Bisakan?"
Alvien nampak berpikir keras, ia gak mungkin menolak kemauan Mia, apalagi makan malam bareng keluarganya. "bisa dong, kapan sih aku gak bisa." Ia tersenyum manis kearah Mia sambil mengusap kepala Mia dengan lembut.
"Ok, nanti aku tunggu dirumah jam 7 ya, jangan telat."
"Iya sayang. kalo gitu aku pulang dulu ya, nanti jam 7 aku pasti dateng." Alvien pun mencium kening mia dan pergi.
Sesampainya ia dirumah Luna, ia pun mengetok pintu rumahnya, namun tidak ada satupun orang rumah yang membukakan pintu. Diraihnya handphone didalam saku celana ia mencoba menghubungi Luna kembali, masih tak ada jawaban, ia pun bingung apa yang sedang terjadi dengan Luna. alvien mulai berpikir sejenak dan pergi meninggalkan rumah Luna. Ia berencana pergi kerumah Tasya menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dengan Luna.
"Tokk...tookkk..." alvien mulai mengetok pintu rumah Tasya.
pintu pun dibuka oleh pembantunya Tasya. "Nyari siapa ya tuan?"
"Tasyanya ada bi?"
"mba Tasya lagi keluar."
"Ohh ya sudah kalo gitu. Makasih ya bi." Alvien pun beranjak pergi, ia merasa khawatir dengan Luna, apa yang sebenarnya terjadi katanya dalam hati.
xxxxx
Pagi ini Luna terlihat sudah sehat, dan ia berencana untuk masuk kuliah hari ini, ia sempat libur selama 4hari dikarenakan ia masuk rumah sakit.
Jam tangannya menunjukan jam 8 pagi, ia turun dari mobil papanya didepan kampus brown. "Makasih ya Pah." Katanya sambil mencium punggung tangan papahnya.
"Kamu nanti makannya jangan telat ya sayang, papah berangkat kerja dulu." Mobil yang dikendarai papanya melaju cepat meninggalkan luna.
Luna melangkahkan kakinya menuju ruang kelas, meski hatinya masih merasa takut untuk bertemu Alvien, dan masih belum siap melihat kemesraan alvien dan mia. Sesampai dikelas ia lebih memilih duduk dikursi paling belakang, kelas hari ini akan dimulai, salah seorang dosen memasuki ruang kelasnya dan di ikuti oleh 2 orang asisten beliau. Luna tampak tak memperhatikan kearah depan, ia hanya melihat kearah layar handphone yang sedang dipegangnya. Ia mulai menekan tombol on dan menunggu handphonenya mulai aktif. Banyak sekali pesan dari Alvien yang masuk ke handphonenya, ia baca satupersatu pesan tersebut dan ia mulai kembali menitikkan air mata.
"Luna Rezkia Amelia." Panggil Prof.Awan yang mau mengajar dikelas ini.
Nampaknya Luna belum menyadari namanya dipanggil, akan tetapi seseorang yang dari tadi menemani Prof. Awan sangat terkejut mendengar nama Luna dipanggil ia langsung mengarahkan pandanganya keseluruh mahasiswa dikelas tersebut.
"Luna Rezkia Amelia." Suara Prof. Awan sedikit lebih nyaring dari sebelumnya.
Luna pun kaget dan langsung berdiri mendengar namanya dipanggil. "Iya Prof." Luna mengarahkan pandangannya kedepan dan tatapannya terhenti saat ia melihat sosok Alvien didepan yang juga menatap kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima Kasih Cinta !!
Ficção Adolescente"Ahhh,, kenapa kau Tega melakukan itu." Luna menangis sekencang-kencangnya dikamar. Percintaan Luna dan Alvien ternyta berjalan tidak semulus perkiraannya. Akan kah Luna mampu bertahan tanpa Alvien di sisinya, atau kah ia menemukan pengganti Alvie...