Bagian 7

145 4 4
                                    


Melihat seorang gadis dengan mata sembab dan wajah sedih membuat seorang CEO perusahan sekaligus anak dari pemilik perusahaan ini melirik kearahnya, gadis didepannya ini terlihat sangat menyedihkan. Dia pun tak berhenti memperhatikan gadis ini, entah apa yang membuat dia menyukai gadis ini, jantungnya langsung berdebar ketika gadis ini tersenyum manis kearahnya dan keluar dari pintu lift. Matanya tak berhenti memandang kearah gadis itu sampai pintu lift hampir tertutup, baru ia tersadar kalo ruangannya juga ada dilantai 5.

Laki-laki itu pun tak berhenti melihat kearah gadis itu, gadis itu nampak menunggu seseorang diruang tunggu.

"Pak Arkha." Sapa seorang OB yang mengejutkannya.

Ya nama laki-laki itu adalah Arkhairan Putra Aditama, seorang kaya raya yang baik hati, laki-laki yang banyak dgandrungi para gadis, dan seorang pekerja keras.

"iya, kenapa?"

"Bapak lagi liatin siapa?" Tanya OB itu lagi.

"Ngga ada." Kata Arkha sedikit gugup karena ia ketahuan sedang memperhatikan seseorang.

"Kalo begitu saya permisi dulu Pak." OB itu pun hendak pergi meninggalkan Arkha tapi tiba2 Arkha memanggilnya lagi.

"don, sini sebentar deh."

"Iya pak, ada apa? Ada yang bisa saya bantu?"

"Kamu liat gadis yang duduk disana?" Tanya Arkha sambil menunjuk kearah gadis yang sedang duduk itu.

"Oohh, itu anaknya Pak Firman."

"Oooo." Arkha terdiam sejenak. "Ya sudah kamu kembali kerja."

Xxxxx

Dua bulan setelah kejadian didalam kelas, Luna selalu menghindari bertemu dengan Alvien dikampus. Tetapi sesekali dia sering melihat Alvien sedang bermesraan dengan Mia. Sakit masih ia rasakan, tetapi akal sehatnya menolak untuk balikan dengan Alvien meski Alvien terus berusaha ngajak ia balikan.

Di brown universitas terlihat Arkha sedang berjalan menuju ruang rapat. Arkha adalah pewaris dari perusahaan Brown yang memiliki usaha diberbagai bidang salah satunya universitas ini. Langkahnya terhenti saat ia melihat kearah seorang gadis yang sedang berjalan didepannya. Gadis itu terlihat berbeda dari pertama Arkha bertemu. Senyum manis mulai merekah diwajah Arkha.

"Brrukkk." Arkha dengan sengaja menabrakkan tubuhnya kearah gadis itu, semua makalah yang mau dikumpulkan keruang dosen pun berserakan.

Gadis itu nampak kesal. Tanpa ia melihat kearah penabrak ia langsung mengumpulkan makalah itu. Arkha nampak tersenyum senang.

"Luna, kalo jalan hati-hati dong." Suara bentakan yang Luna kenal betul. Ia pun mendongakan kepalanya kearah suara, terlihat Prof.Awan sedang marah.

"Tapikan Prof bukan saya yang nabrak." Luna membela diri, ia lihat seorang laki-laki muda yang menabraknya tadi.

"Luna!!" Suara Prof makin meninggi.

"Siapa sih cowok ini, sampai2 semua Prof segan dengannya." kata Luna dalam hati dengan wajah kesal.

"Udah Pak, saya gakpapa, lagian saya yang salah. Kamu gak apa2??" Tanya cowok itu lembut dengan senyum manis yang membuat setiap gadis2 pasti menyukainya, tapi lain dengan Luna, tak semudah itu ia jatuh cinta dengan seseorang apalagi ia sedang patah hati.

"Iya saya gak kenapa2." Luna pun permisi dari iring2an orang2 penting.

Arkha tertawa senang dalam hatinya, selama ini ia berharap bertemu lagi dengan Luna, dan ia bertekad kalo ia bertemu tanpa sengaja lagi dengan Luna ia akan melamarnya. Dimatanya Luna bukan gadis sembarangan, dari awal ketemu Arkha sudah menyukainya.

"Mari Pak Arkha kita keruang rapat." Ajak Prof.Awan mengagetkannya.

"Iya Pak, mari." Arkha pun berjalan menuju ruang rapat dengan para Prof dan staf di universitas ini.

Semoga kalian suka ya... 😊
Jangan lupa tinggalin jejaknya ya... 😙😙
Makasih ...

Terima Kasih Cinta !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang