Bagian 9

37 2 2
                                    


Mama terdiam sejenak. "Siapa dia?" Tanya Mama.

"Dia salah satu anak dari staf diperusahaan ini Ma." Jawab Arkha.

"Apakah orang tuanya yang mengenalkan kamu kepada anaknya?" Selidik mama.

"Ngga Ma, Papanya ngga tao sama sekali kalau aku menyukai anaknya, jangan mama berpikir kalo papanya menjodohkan anaknya karena melihat jabatan kita."

"Baiklah kalo begitu, sebaiknya kita kerumah sakit sekarang, semoga saja pilihan kamu tidak salah. Nanti kita bicarakan lagi." Mama pun meninggalkan ruangan Arkha di ikuti oleh Arkha dari belakang.

Di pintu depan ia ketemu dengan Reza sekretarisnya. "Za, tolong urus dulu masalah kantor hari ini, aku mau kerumah sakit, karena kakek sakit lagi." Kata Arkha.

"Baik Pak. Semoga tuan besar cepat sembuh."

Arkha dan mamanya pun pergi meninggalkan kantor dan langsung menuju rumah sakit.

beberapa saat kemudian mereka sudah berada di ruangan tempat kakek dirawat, terlihat papa yang sedang berada di samping bed kakek.

Arkha langsung masuk kedalam dan memeluk kakek kesayangannya. "Bagaimana keadaan kakek?"

Kakek hanya diam dan tak menjawab pertanyaan Arkha. Beliau nampak kesal dengan cucu kesayangannya ini.

"Arkha, mungkin kamu sudah mengetahui apa maunya kakek mu ini, sampai sampai beliau dirawat di sini." Kata Papanya Arkha.

Arkha terdiam sejenak sambil melirik kearah kakeknya. "Kek, arkha sudah punya calonnya."

Seketika wajah kakek berubah menjadi senang. "Benarkah? Kenapa kau tidak mengajaknya kesini, jangan2 ini semua cuma alasan kamu biar kakek senang. Arkha kamu itu sudah cukup mapan buat memulai kehidupan berumah tangga, kakek tidak ingin kamu terlalu lama sendiri."

"Benar kek, arkha sudah siap menikah, tinggal kakek aja bersedia tidak meminangkan dia untuk Arkha?"

"Tentu kakek bersedia, sekarang pun kakek mau." Kakek terlihat bersemangat sekali.

"Ayah, tapi Arkha belum mengenal cewek itu." Kata Mama Arkha.

"Maksudnya?" Tanya Papa dan kakek berbarengan, dan mereka terlihat bingung.

"Arkha mau menikah asal sama dia, meski arkha belum mengenal cewek itu." Kata arkha tegas.

"Baiklah, Rani biarkan saja Arkha memilih calon istrinya sendiri." Kata Kakek menyetujui pilihan arkha, dan Arkha pun terlihat senang sekali.

"Benarkah Kek?" Terlihat sekali kegembiraan di wajah tampan Arkha.

"Iya cucu ku, apakah kamu mau kakek pergi kerumahnya sekarang?"

"Ayah, biar nanti aku sama Rani yg pergi melamar gadis itu, ayah istirahat saja." Kata papa Arkha.

"Tidak, mana mungkin aku membiarkan acara lamaran ini tanpa adanya aku. Aku ingin melihat calon istri cucu ku. Tolong panggilkan dokter, tanyakan apakah aku boleh pulang sekarang?" Kakek terlihat sangat antusias sekali.

"Terimakasih Kek." Kata Arkha sambil memeluk kakek

Xxxxx

Arkha POV

Seminggu sudah setelah kakek dirawat di rumah sakit, hari ini kami sekeluarga akan pergi ketempat gadis yang akan ku nikahi. Perasaan ku tak karuan, semuanya campur aduk, takut ditolak, bahkan takut menerima kenyataan kalo dia punya kekasih, tidak pernah aku merasa seperti ini.

"Arkha, kamu kenapa?" Tanya mama yang melirik kearah ku.

"Ngga apa2 ko ma." Sahut ku dengan nada gugup.

"Hahaha.." kakek tertawa melihat kearahku." Arkha pasti deg degan, pasti dia grogi."

"Ngga ko kek." Jawab Arkha sesantai mungkin agar terlihat biasa.

Sesampainya dirumah Luna kami sekeluarga turun dari mobil dan menuju pintu masuk. Akupun mulai menekan bel.

"Ting..tong.."

Terima Kasih Cinta !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang