Bagian 8

103 3 0
                                    

Wah... wahh... lama sekali ya aku gak nerusin cerita ini,, maafffff banget deh,, maklum jalan pikirnya lagi buntu gak dapet2 ide buat nerusin,, lagian juga bawaan dede dlm perut jadi malas bikin,,
Ceritanya aku lanjutin deh,, maaf ya baru update sekarang, ini juga dibikin dalam sekejap, mumpung dede dalam perut mau bekerjasama dengan emaknya,, hihihi...
Maaf membuat menunggu ya...
Silahkan menikmati...
😊😊😊😊😘😘😘😘😘

Xxxxxx

Rapat dengan para pengurus universitas
brown sudah selesai Arkha pun kembali menuju mobilnya. Saat ia mau menjalankan mobilnya tiba-tiba matanya tertuju kearah seorang gadis yang ia temui tadi pagi, Arkha pun tersenyum melihat kearah gadis itu. Ia berencana mengikuti gadis itu pulang, tetapi ia mengeluarkan handphonenya dari dalam saku celananya, dan ia arahkan kamera untuk memoto gadis itu dari kejauhan. Kemudian ia menekan tombol telpon.

Saat telponnya tersambung terdengar suara laki-laki diseberang sana.

"Hallo pak."

"Hallo Reza, saya mau minta tolong kamu, untuk nyari tao tentang gadis bernama Luna anaknya Pak Firman yang bekerja dikantor kita, dia kuliah di universitas Brown jurusan kedokteran. Fotonya nanti saya kirim lewat Wa ya."

"Kenapa Pak? Apa gadis itu membuat kesalahan kepada bapak?"

"Tidak! Hanya saja saya penasaran dengan gadis itu, tapi kamu jangan bilang sama mama papah dan kakek. Satu lagi jangan sampai Pak Firman mengetahui kalo kamu mencari tau tentang anaknya."

"Siap Pak."

Kemudian Arkha pun mematikan telponnya, dan ia mengirimkan foto Luna ke Reza sekretarisnya. Dilihatnya Luna sedang berjalan dengan temannya dan mereka masuk kedalam mobil dan mobil yang di tumpangi Luna pun pergi meninggalkan Arkha yang tersenyum bahagia melihatnya.

Xxxxxx

Keesokan harinya Reza memasuki ruangan Arkha untuk menyerahkan hasil penyelidikannya tentang Luna.

"Hanya ini saja yang kamu dapatkan??" Tanya Arkha sedikit kecewa.

"Iya Pak."

"Bagaimana tentang kehidupan pribadinya,, misalkan apakah dia mempunyai pacar atau teman dekat?"

Reza tersenyum mendengar pertanyaan Arkha. "Untuk hal itu saya tidak mendapatkan informasi apa2 Pak. Kalo saya bertanya langsung dengan teman dekatnya takutnya ketahuan Pak. Apakah Bapak menyukai cewek itu?"

"Hmm,, ngga. Terima kasih untuk informasinya. Silahkan kamu keluar." Kata Arkha dengan suara gugup.

Reza pun keluar dari ruangannya sambil menggelengkan kepalanya, ia berkata dalam benaknya, "gadis mana lagi yang mau ia jadikan mainannya."

Reza adalah sekretaris sekaligus orang kepercayaan Arkha dalam mencari informasi tentang gadis yang sedang ia incar. memang Arkha terkenal dengan kata playboy, tetapi sebenarnya ia bukan seseorang yang suka mempermainkan wanita, hanya saja banyak wanita yang menyukai dia karena kekayaannya dan juga ketampanan wajahnya, padahal setiap menjalani hubungan ia selalu ingin serius, entah kenapa hubungannya tidak berjalan baik, sedangkan Arkha adalah orang yang mudah jatuh cinta, sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk mencari pengganti. Karena saking mudahnya ia jatuh cinta sudah banyak wanita yang ia kencani, namun sampai ini belum ada wanita yang bisa ia jadikan sebagai istri.

Sekarang ia masih duduk di kursi kerjanya sambil menyandarkan kepalanya. Ia terlihat melamun, yang ada di pikirannya sekarang hanya lah Luna, gadis cantik yang beberapa waktu lalu terlihat sangat menyedihkan. Sudah cukup lama ia jomblo setelah putus dengan Bella, yaa sekitar setengah tahun lah dia jomblo.

Disaat Arkha asyik melamun tiba-tiba seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik memasuki ruangannya Arkha pun terkejut melihatnya.

"Mama, ngapain ke kantor?" Tanya Arkha melihat mama kesayangannya yang tiba-tiba datang kekantornya.

"kakek kamu kha, penyakitnya kumat lagi, sekarang papah kamu nemenin kakek kamu di rumah sakit kita." Kata Mama dengan panik.

"Terus mama ngapain kesini, kan bisa nghubungi Arkha lewat telpon?" Arkha pun terlihat panik, karena ia sangat menyayangi dan menghormati kakeknya.

"Gak segampang itu Kha, sebelum penyakit kakekmu kumat lagi, kakek sedang membicarakan pernikahan kamu dengan mama dan papa, kakek ingin cepat-cepat kamu menikah, dengan pilihan kita ataupun pilihan kamu sendiri. Menurut kakek umur kamu sudah cukup untuk menikah bukan untuk bermain-main lagi."

"Disaat papa minta pengertian kakek untuk membujuk kamu, kakek langsung marah, dan terjadilah penyakitnya kumat lagi. Mama papa langsung syok melihat keadaan kakek mu. Ia sangat ingin melihat cucu pertamanya menikah."

Arkha hanya diam, ia bukan tidak ingin menikah cepat, hanya saja ia belum menemukan wanita yang cocok dengannya. Ia pun memejamkan matanya sambil meyakinkan hatinya dan tekadnya.

"Oke Ma, Arkha sudah memutuskan dengan siapa Arkha menikah, hanya saja Arkha belum mengetahui apakah wanita yang Arkha pilih mau menikah dengan Arkha."

"Dengan siapa? Anak siapa? Dari kalangan yang bagaimana?" Pertanyaan mama beruntun.

"Ma, Arkha tidak pernah melihat seseorang dari status ekonomi, mama sendiri tau kan harta kita gak bakal habis dimakan 7 turunan, bahkan turunan ke 7 pun masih bsa di pakai sampai 7 turunan lagi." Arkha terlihat kesal.

"Mama, hanya tidak ingin kamu salah pilih sayang, karena pernikahan ini seumur hidup, bukan hanya sebentar."

"Makanya Ma, sekarang Arkha sudah memilih wanita ini sebagai calon istri Arkha,, kalau mama sama papah tidak setuju, Arkha tidak akan menikah dalam waktu dekat." Ancam Arkha dengan tegas.

Mama terlihat berpikir sejenak, dan menarik nafas dalam dan menghembuskan perlahan. "Baiklah, mama setuju apapun menurut kamu yang terbaik. Siapa wanita itu?"

"Arkha juga belum mengenalnya ma."

Mama terlihat bingung dengan pernyataan anak semata wayangnya ini. "Terus bagaimana kamu bisa menyukainya."

"Arkha pernah ketemu dan melihatnya dari jauh."

"Hanya itu?" tanya mama, dan Arkha pun mengangguk pelan.

Mama terdiam sejenak. "Siapa dia?" Tanya Mama.

Terima Kasih Cinta !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang