[12] Beautiful Night

7.3K 767 15
                                    

Sorry for typos (feel free untuk kalian yang mau koreksi).
Enjoy!

******

"Kenapa lama banget sih, Ca?" tanya Ellie sesaat baru saja aku kembali dari toilet.

"Gue pup dulu tadi," jawabku asal.

"Eww, jijik banget sih! Pantesan duluan Melody dari pada lo!" hardik Ellie sambil meringis. Gadis itu mengibaskan tangannya seolah menghalau bau di sekitarnya.

"Oh jangan-jagan bilik yang lama banget itu punya Kakak ya?"

Aku mendengus saat suara anak-anak itu muncul kembali. Berbeda sekali dengan suara si toilet tadi.

Aku tersenyum tipis lalu mengangguk. "Iya, bau nggak?"

"Ica!" pekik Ellie dengan kernyitan di dahinya dan matanya yang menatap tajam diriku. Aku terkekeh melihatnya.

Melody pun ikut tertawa saat melihat tampang Ellie yang seperti itu. "Enggak bau, kok, Kak. Cuma bunyinya kedengeran."

"Melody!"

Aku tertawa saat mendengar Ellie memekik tapi seketika terdiam saat Melody juga ikut tertawa.

Ellie menatapku bingung saat tiba-tiba aku diam dan detik berikutnya Melody juga terdiam.

"Ehm!" Aku dan Ellie melirik Melody yang berdeham. "Aku duluan, ya, Kak. Aldi nunggu aku di rumah." Gadis itu beranjak dari duduknya. Merapikan sedikit midi skirt pink yang digunakannya.

"Bye." Aku membuang muka saat ia melambaikan tangannya ke arahku. Rasa benci itu muncul tanpa bisa kucegah karena sikapnya yang kurang ajar.

"Lo kenapa sih, Ca?" tanya Ellie saat Melody sudah tak nampak di jarak pandang.

Aku menggeleng, "Nggak kenapa-kenapa."

"Lo aneh semenjak dari toilet," ujar Ellie penuh selidik. Matanya menyipit saat menatapku. "Lo ketemu Melody, kan, di toilet?" sambungnya lagi masih dengan tampang curiga.

"Emang gue kenapa?" tanyaku tak acuh. Aku menyeruput watermelon juice yang tinggal sedikit.

"Beli lagi kalau masih haus, jangan kaya orang susah!" ketusnya saat aku masih menyedoti jus ku sampai bunyi.

"Pulang aja, yuk, El. Udah malam."

Kami beranjak keluar dari mall. Langit sudah gelap saat mobil Ellie keluar dari basecamp. Sepanjang jalan aku terus memikirkan tindakanku di toilet tadi. Merasa terhina atas sikapnya yang merendahkanku. Dan kurasa ini adalah jawaban yang Tuhan berikan atas segala doaku. Aku yakin bahwa Aldi adalah jodohku. Tidak peduli jika persiapan pernikahannya sudah hampir selesai. Aku akan memilikinya. Aku akan egois untuk satu hal ini.

**

Aku terbangun dari tidur siang ku. Tidur siang yang tak pernah kurasakan lagi sejak lama. Aku menggapai handphone yang terus berdering dan melihat nama yang tertera dan aku terperanjat kaget sampai duduk tegak.

Aku berdeham sebelum menjawab telepon ini. "Halo?"

"Hai, Ca," jawab seseorang di sana.

"Kenapa, Di?"

"Nanti aku jemput, ya. Jam tujuh."

"Buat apa?" tanyaku heran.

"Kita dinner malam ini. Sekalian ada yang mau aku jelasin ke kamu."

Aku termenung sesaat mencoba mencerna ucapannya yang tidak kumengerti mungkin efek bangun tidur.

"Ca? Kamu masih di sana, kan?"

JannisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang