2. memulai

162 1 0
                                    

Jam beker Aksa berteriak teriak membangunkan sang pemiliknya.

Aksa terkaget, ia mengerjap ngerjapkan matanya dan meraih jam beker yg bertengker di meja kecil persis disamping kasurnya.

"Huh,nasib apa sih nih bangun harus pagi dan setiap pagi juga harus cek cok sama si ferry. Pokok nya hari ini aku gak mau ladenin omongan si anak ingusan itu! Aku gak boleh telat terus menerus, hukuman ku sudah beraaat oooohh Tuhan.. "
Gadis itu ngedumel di atas tempat tidurnya.

Selangkah lagi ia meraih handuk dan bergegas ke kamar mandi.

"Eh, Aksa apa apaan kamu jam segini udah bangun? Ngigau ya.. Haha" ejek ferry adik Aksa yg sangat usil, dan rupanya pandai sekali mengobrak abrik emosi Aksa.

Untuk usia, Aksa dan ferry terpaut jarak 3 tahun.
Mungkin usia yg tidak berbeda jauh, membuat kedua ABG ini labil dan sering bertengkar.

Wajah Aksa seketika kecut, tanpa meladeni pertanyaan ferry yg berpotensi membuat tekanan darahnya meninggi.
Aksa nyelonong masuk ke kamar mandi, namun dengan sejurus ferry berhasil menghentikan langkah Aksa yg sudah tinggal selangkah menyentuh lantai kamar Mandi.

"Eittss,, aku duluan" ferry merebut gagang pintu dan mendorong bahu Aksa keluar sambil mengejek nya dengan juluran lidah.

Aksa yg nampak kesal wajahnya semu merah seperti kepiting yg terlalu lama direbus dalam air panas.
Seakan akan ia siap melontarkan jurus pembelaan, tapi ia mengurungkan niatnya.

Bbbrruaakk..

Ferry menutup pintunya keras keras tepat dihadapan Aksa.
"Oh, ya Tuhan.. Beri aku kesabaran"
Aksa mengambil nafas panjang dan menghembuskannya.

Aksa nampak amat kesulitan sekaligus kelelahan menahan emosi yg sedari tadi ia tahan tahan.

Ia tak ingin terpancing emosi.

Ia tak boleh telat hari ini.
**
"Mah Aksa berangkat dulu ya"
Gadis itu menghampiri ibunya, yg tengah duduk di kursi makan bersama ferry dan papanya.

Mereka sudah rapi mengenakan seragam masing masing.
Aksa dengan seragam putih abu abunya, ferry dengan seragam SMP nya.
Dan tentu saja, pak Andri papa Aksa menggemakan kemeja putih lengkap dengan dasi dan juga jasnya.

"Loh, kamu nggak sarapan dulu sa?"

"Enggak, mah aku sarapan di sekolah aja takut telat soalnya"

"Tumben kamu sa, takut telat " sahut papanya.

"Haha,iya nih si Aksa sok sok an berangkat pagi,pake bilang takut telat lagi! miss ngaret ya ngaret aja! hahaha" lagi lagi ferry menyerang Aksa dengan kalimat ejekan.

"Sssttttt ferry ! Kamu gak boleh bilang begitu sama kakak kamu" bela sang mama.

Aksa yg no koment alih alih menanggapi kata kata ferry,hanya menarik nafas dalam dalam dan mengeluarkanya dari mulut.

Ternyata cara ini cukup ampuh,untuk membebaskanya dari tensi tekanan darah yg meninggi setiap kali berhadapan dengan adiknya.

Ia mencium tangan papa dan mamanya lalu segera berangkat.
Sang ibunda Aksa,cuma geleng geleng kepala sambil menatap suaminya yg nampak senyum senyum sendiri melihat ulah putrinya.

"Pa,si Aksa itu kenapa ya kok tumben"

"Tumben kenapa mah ? Bukanya Aksa,udah biasa jalan kaki dan gak pernah mau di anter sama papa ?"

"Bukan itu pah,tapi tumben tumbenan bangun pagi pagi gini,takut telat lagi!"

"Haha,yaa bagus donk mah! Itu tandanya Aksa udah mulai berubah jadi lebih punya tanggung jawab"

First Love Never toTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang