8. benar,Dia Ezaku

103 1 1
                                    

Aksa melempar tas sekolahnya ke atas kasurnya.
Ia membanting tubuhnya keras keras diatas kasur birunya.
Gadis itu masih belum mengganti seragamnya, bahkan ia belum sempat melepaskan sepatunya.
Ia mengambil nafas dalam dalam, ia menatap langit langit kamar nya yg bernuansa senada dengan dinding kamar.
Beberapa saat kemudian ia teringat sesuatu, sontak ia langsung saja bangun dan berdiri.
Ia menuju rak bukunya yg terletak tak jauh dari meja belajarnya.
Ia ambil sebuah buku tebal, yg mempunyai cover bergambar organ tubuh manusia paru paru.

Ia kembali merebahkan dirinya ke kasurnya yg empuk.
Ia tengkurapkan tubuhnya, matanya mengamati buku itu.
Lalu ia baca helai demi helai buku itu.

"Buku ini pasti penting buat dia, aku harus ngembaliin buku itu.. Tapi gimana caranya"

Aksa masih berfikir keras bagaimana caranya ia menemui lelaki yg sama sekali tidak ia kenal.
Bahkan nama, rumah atau minimal sekolahnya.
Ia sama sekali tidak tahu, pikiranya berputar putar mencari cara.
Dan ia tak menemukan akal dalam otaknya.
Ia menenggelamkan wajahnya di kasur, matanya terasa berat.
Ia merasakan kantuk yg luar biasa.
Lambat laun jiwanya seolah melayang, mengistirahatkan raganya.
Gadis itu tertidur dengan lelapnya.

Baru beberapa menit gadis itu menikmati tidur siangnya.
Sebuah ketukan membuatnya terkaget.

"Aksa.. " tok tok tok..

Ia mengerjap ngerjapkan matanya yg masih sangat mengantuk.
Dengan malas ia bangkit dari tempat tidurnya.
Dan membukakan pintu,

"Eh, Aksa kamu kok belum ganti baju! Ini sepatu juga belum dilepas? Terus mukanya udah ngantuk aja! Ya ampunn Aksa.. "
Wanita setengah baya, yg masih Setia dengan dasternya warna hijau tua bergambar bunga bunga.

"Iya mah! Aksa ngantuk banget.. Hoooaaammmm.. " jawab Aksa santai sambil menguap di depan mamanya.

"Ehh,, ini anak gadis jorok amat sih! Bau matahari lagi! Udah deh sekarang mendingan kamu mandi, terus makan siang sama mamah sama papa dibawah.. Itu kamu udah dibeliin handphone baru sama papa kamu! " kata wanita berusia 40tahunan itu pada Aksa yg sontak memasang wajah sumringah mendengarnya.

"Wahhh, yanh bener mah! Handphone baru mah! Yes! Asyikk! " Aksa yg kegirangan langsung saja memeluk mamanya erat erat.

"Ehhh, ini apa apaan sih Aksa! Sakit nih sakit, kekencengen kamu meluknya! "

Aksa melepaskan pelukannya sambil cengengesan.

"Iya mah maaf! Seneng banget nih soalnya hehehe"

"Yaudah gih mandi! Tunggu apa lagi, kamu tuh bau banget tau gak! " wanita itu menjepit hidungnya di depan aksa dengan kedua jarinya.

"Ya nunggu mama pergi lah! Masak mama mau nungguin Aksa disini sih hehe"

"Eh, resek juga anak mama satu ini.. Iya iya mama pergi kamu cepet mandi gih! "

"Iya maaa.. Aksa mandi dulu"

***
Ditempat lain, seorang lelaki tampan mengenakan kemeja kotak kotak berwarna biru.
Celana jeans warna hitam dan sneakers putih.
Cello selalu berpenampilan sempurna.
Berbeda dengan Jihan yg selalu acuh tentang apa dan bagaimana orang menilainya.
Hari ini cello terlihat sangat bingung, pikiranya kacau.
Ia mondar mandir di dalam kamarnya yg di dominan warna orange.
Lelaki ini nampaknya sangat menyukai bola, terlihat dari karpet lantainya yg bergambar lambang sebuah club sepak bola yg mendunia manchester united.
Dan bedcover serta spreinya berwarna sama dengan motif dan gambar yg sama.

Ada sebuah foto keluarga yg terletak di meja belajarnya.
Didalam foto itu nampak dua orang lelaki kecil tengah berdiri dihadapan kedua orang tuanya.
Itu adalah jihan--cello.

First Love Never toTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang