4. coldest boy

110 2 0
                                    


"Ah, elah ini tuh gak jauh jauh dari si ferry! Handphone rusak, dan aku jadi telat janjian sama cello! Ck"
Aksa menggerutu dalam hati, sambil memarkirkan motornya di parkiran yg terletak di halaman toko.

Ia berjalan menuju toko buku, yg terletak tak jauh dari situ.
Langkah nya agak terburu Buru, baju biru lengan panjang yg dikenakan Aksa menambah manis penampilannya hari ini.
Sesampai nya di toko buku ia segera mengelilingi isi toko dengan seksama, ia mencari sosok cello.
Tapi ia tak menemukan Batang hidungnya.

"Kemana sih si cello! Bukanya tadi dia bilang udah nyampe ya? "

Aksa, berjalan lambat mengelilingi rak rak tinggi yg berisi buku buku.
Ia celingak celinguk dan tak menemukan bayangan cello.

"Apa, cello udah pulang kali ya? Karna dia lama nungguin aku disini. Akh, whatever lah! " gumam Aksa dalam hati.

Iapun tak lagi celingukan mencari cari cello.
Ia kembali pada tujuan awal, dimana dia harus mencari contoh contoh novel romance yg berthema 'cinta pertama'.
Siapa tau dia mendapatkan inspirasi dan ide dari buku buku yg akan dia baca nantinya.

Ia mengamati sebuah rak, yg menarik perhatianya.
Rak itu berisikan buku novel yg berjajar rapih dengan sampulnya yg unyu unyu.
Aksa meraih sebuah buku bersampul pink dengan cover yg cantik.

"Stay close, don't go"

Judul dan sinopsis novel itu menarik hati Aksa untuk membelinya.
Dan ia segera ke rak buku lain untuk melihat lihat kamus sastra Indonesia.
Mungkin Aksa ingin menimba ilmu agar menciptakan sebuah karya novel yg layak baca melalui buku buku yg ia beli dan baca disini.
Gadis itu berjalan pelan pelan, dan sesekali membaca buku yg menurutnya menarik.

Namun karena ia terlalu fokus pada rak rak buku itu, ia tak menyadari jika dirinya perlahan malah berjalan mundur dengan pelan menghampiri sebuah buku tebal yg membuat dia penasaran dengan isi ceritanya.

"Brruuaakkk..! "

Gadis itu tak sengaja menabrak seseorang, hingga membuat tumpukan buku yg ia bawa berantakan.
Begitupun dengan buku lelaki yg ditabrak nya itu menjadi berhamburan dilantai.

"Ma.. Maaf aku nggak sengaja! " kata Aksa pada lelaki yg tak dikenal Aksa itu.
Ia bergegas memunguti buku yg terjatuh di lantai itu.
Dan demikian pula dengan lelaki itu.
Ia membantu Aksa mengambil buku bukunya yg berantakan.

Tak sengaja tangan mereka bersentuhan ketika hendak mengambil buku yg sama.

Menyadari hal itu Aksa dgn spontan menatap wajah lelaki itu.
Jarak wajah mereka hanya sejengkal tangan, sangat dekat.
Sehingga Aksa dapat mendengar detakan jantung lelaki tampan yg ternyata juga seumuran dengannya.
Bahkan Aksa merasakan hangat desah nafas lelaki bermata kecoklatan itu tepat di pori pori wajahnya.

Wajahnya teduh sekali, tatapanya lembut.
Hidungnya mancung.
Jantung Aksa berdebar debar dengan kencang.
Sekilas pemuda itu terlihat seperti
"robert pattinson".

"Ketika pertama kali kumelihatmu, saat itulah aku telah jatuh.
Jauh sekali kedalam pandangan matamu.
Yg seolah ingin mengikatku disitu dan takkan pernah melepaskanku.
Itu adalah alasan mengapa,
Aku selalu kehilangan diriku; saat kumenatap kedua matamu "

-Aksa Racinta

"Maaf yah!  Aku nggak sengaja" ucap Aksa pada lelaki yg ditabrak nya itu.

Sambil memberikan sebagian buku yg tlah dirapihkan Aksa dan ia berikan pada lelaki itu.
Lelaki itu diam tak bergeming mendengar kata kata Aksa yg sedari tadi meminta maaf padanya.
Lelaki itu hanya mengangguk angguk ringan tanpa sepatah kata, lalu ia pergi begitu saja.
Melihat sikap lelaki itu, Aksa hanya Melongo.

First Love Never toTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang