9. jihan or zianathan eza ?

105 1 0
                                    

"Pak kita balik pulang aja ya! "

"Baik, non! " pak santuso melirik Aksa yg seluruh tubuhnya basah kuyup melalui spion.

"Bapak, nggak nyangka kalo non Aksa jago maen basket"

"Jadi, bapak ngeliat aku tadi? "

"I.. Iya maaf non lagian bapak penasaran, ngapain non Aksa hujan hujanan ditengah lapangan gitu, sama cowok lagi.. Pacar nya non Aksa ya! "

"Huz, ngawur deh pak, bukan bukan! Aksa gak punya pacar"

"Tapi kelihatanya tadi romantis sekali, kayak di tipi tipi hihi" lelaki berusia 50 tahunan itu pun cengar cengir, sambil melirik Aksa dari kaca spion.

"..."

Aksa tak menanggapinya, pikiranya jauh lebih sibuk memikirkan kejadian yg baru saja ia alami.
Ia merasa seperti ada di dalam mimpi.
Ia memandang keluar Jendela dan membayangkan detik demi detik kala matanya dan eza bertemu begitu mesra, air hujan seakan kalah dengan hangatnya tatapan kedua mata yg begitu teduh.
Ia tak menyangka, jika cowok itu adalah teman masa kecil nya yg dipertemukan di waktu yg begitu singkat.
Namun, bayangan nya sanggup bertahun tahun melekat.

Starring at bottom of your glass, hoping one day you make it dream last the dream come slow and goes so fast..

Suara merdu dari passenger membuyarkan lamunan Aksa.
Ia melirik HP nya yg bergetar, ia raih HP nya.

Reza calling...

Tanpa pikir panjang ia langsung saja menekan tombol Hijau.

"Hallo za.. "

"Sa, kamu jadi kesini ga sih! Aku nungguin kamu dari tadi loh" cerocos suara dari seberang yg terdengar sedikit kesal dibuat menunggu oleh Aksa.

"Ya, ampun maaf ya za, aku lupa Kasih tau kamu! Aku gak jadi ketempat kamu karena.. " Aksa memutar mutar bola matanya..  Ia bingung mau beri alasan seperti apa pada Reza, ia gigit bibir bawahnya lalu ia gigit kuku di ujung jemarinya.

"Loh kok gak jadi? Kenapa sa! " suara cempreng reza mengagetkan Aksa yg masih nampak bingung mencari Alasan.

"Anu.. Itu.. Em, adek aku! Iya si ferry! Tiba tiba nelfonin aku suruh anterin dia ke tempat les.. Jadi mau ga mau aku harus balik, iyaa gitu.. Maaf yaa za! " dustanya pada Reza

"Ha? Tumben banget kamu mau anterin adek kamu les? Biasanya juga kamu paling males sama hal hal yg berurusan sama adek kamu.. "

"Iya sih, tapi kali ini aku mau baik deh sama ferry. Hehe berubah dikit gapapa kali ya.. "

"Yaudah deh Bagus kalau kamu akur sama Adek sendiri, yaudah deh sa. Berhubung kamu gak jadi dateng, aku mau balik kerumah dulu. Soalnya hujan juga udah reda nih! "

"Oke deh, za! See you tomorrow"

Tut.. Tut.. Tut..

Panggilan terputus, Aksa melirik ke arah tasnya.
Ia melihat Buku eza yg lagi lagi tertinggal padanya

"Yaampun kenapa bukunya Eza masih ada di akuu..!! Uggghhh" Aksa menepuk Jidatnya sendiri.

Ia merasa bodoh sekali,
Namun dilain sisi ia juga sangat bahagia.
Pasalnya hari ini adalah hari ter-special dalam hidupnya.

Matanya begitu berat, tak terasa mengulang ulang kejadian yg sama di otaknya membuat gadis itu begitu mengantuk.

Dan tak lama kemudian, ia pun tertidur dengan lelapnya di dalam mobil.

**

"Duh, mah pkok nya ferry mau handphone baru kayak punya nya si Aksa! " rengek ferry

"Kamu, itu apa apaan sih fer, handphone kamu kan masih Bagus? "

First Love Never toTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang