Autror's POV
"Hahahaha, parahh parahhh.. Ngapain sih loe nyimpen-nyimpen kertas gituan segala?? Hahah " tawa Rain menghuni isi kantin
"Sialan! Malah ketawa loe Rain! Udahh ahh BT guee!" balas Monik memanyunkan mulutnya 5m kedepan
Flashback on
"Valdy, bacakan kertasnya!" titah sang guru maha agung yang dibalas oleh anggukan ajudannya :v
"Dear My Lovely, Revo Raditya Pratama..." baca Valdy yang disusul oleh koor "Chieeee" sekelas
"Revo, loe tau gak? Gue suka sama loe. Tapi, kenapa loe gak peka sih? Setaun gue nunggu loe, tapi sampe saat ini gue belum dapetin apapun dari hasil jerih payah penantian gue. Mungkin bener kata KAHITNA 'Cinta tak harus saling memiliki' :'(( "
"Ouhhhhh" koor para murid dengan nada menyedihhkann
"Kaciannnn"
"Revo, lu peka dong! Si Monik waiting setahun tuh!! Pantes aja lumutan!"
"Iya Rev! Si Monik pergi baru tau rasa lho!"
Sorak ramai para murid memojokkan Revo.
Yang dipojokan hanya bisa menunduk malu, entah apa yang harus dilakukan. Sementara yang terpojok, 'Blushhh' berubah menjadi bunglon seketika. Pipi Monik yang semula putih berubah menjadi merah hanya dalam beberapa detik. Mimik wajahnya menahan malu yang sudah tak tertahankanFlashback Off
***
"Kak Rain??" tanya Qila yang tiba-tiba muncul dihadapan Rain
"Ehh busett!!! Qila! Loe apaan sih main muncul-muncul aja??! Kalo mau muncul bilang -bilang dulu dongg!!" keluh Rain sambil mengurut dadanya
"Lah, itu sih salah Kak Rain malah ngelamun! Ngomong-ngomong Kak Rain liat Bang Hira gakk?? Qila tadi cari Bang Hira tapi gak ketemu-ketemu" ucap Qila dengan ekspresi khawatir.
Tumben sekali dia khawatir
"Lah, gak usah khawatir kali Qil! Tar lagi dia balik kok! Palingan dia lagi mandangin emak-emak mandi dikali, hahah.. Lagian kan, loe bisa kontak batin sama dia Qil. Kenapa gak coba buat kontak batin aja?" usul Rain
"Nah itu kak! Dari tadi Qila coba buat kontak batin sama Bang Hira, tapi gak ada jawaban. Bang Hira bikin Qila khawatir" jelas Qila sambil menundukkan kepalanya. Rain merangkulnya untuk duduk di kursi taman.
Qila ini gadis polos yang mati di usia sekolah dasar. Dia mati dikuliti ayahnya yang physicopat. Mayatnya dibuang di hutan. Tapi beruntungnya, Qila tetap hidup dengan tubuh yang sempurna walau kini ia hidup sebagai arwah gentayangan. Sayatan-sayatan di mukanya hilang. Matanya yang sempat ditusuk dan diputar ayahnya, tetap indah seperti almond. Bibir mungilnya yang dipotong pun masih tetap sama seperti sebelum ayahnya memotongnya. Maka dari itu, Rain tidak pernah takut jika bersama Qila. Karena Qila bertubuh normal sepertinya. Seandainya Qila masih hidup, sudah pasti dia menjadi gadis yang sangat cantik
Hira's POV
(Baru di part ini gue muncul :v)Sakit!
Itu yang sekarang gue rasa. Rasa sakit yang menjelajar dalam tubuh gue. Menusuk-nusuk hingga masuk dalam rongga tulang sum-sum gue.
Gue tau konyol rasanya bagi seorang arwah gentayangan kayak gue ngerasain sakit.
Tapi inilah kenyataannya. Gue cuma arwah gentayangan yang melakukan perjanjian.
Dan jika perjanjian itu gue langgar, ini yang gue terima. Rasa sakit tingkat dewa yang rasanya akan mencabut hidup gue untuk kedua kalinya
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You As My...
Fiksi RemajaCinta tak pernah salah kau berikan pada siapapun. Bahkan pada mereka yang tak tahu arti cinta. Kesalahanmu hanyalah memercayai cinta yang kau berikan pada seseorang, agar dia mampu membalas cinta itu. Padahal cinta bukanlah mengenai pembalasan wala...