ILY.AM.10."Raina"

53 14 8
                                    

Melupakanmu? Takkan mungkin! Karena kamu ada disetiap hembusan nafas. Melupakanmu? Takkan mungkin! Itu sama halnya aku berhenti bernafas
(Aghaz)

****

'Gue tunggu loe di taman pulang sekolah'

Rain, Monik dan Hira memandang lekat surat kecil yang ditemukan Rain di dalam loker sekolahnya

"Mungkin itu yang waktu itu neror loe Rain"

"Mungkin juga emang ada orang yang ingin ngobrol sama loe."

"Ya jadi loe kesana aja Rain. Siapapun dia, loe bakal tau setelah loe temuin dia"

Rain menatap manik mata kedua sahabatnya.

"Gue yang dapet nih kertas, kok loe berdua yang semangat bacot?" sindir Rain geli.

"Lah, kan gue gak bacot apa-apa Rain. Yang dari tadi bacot kan cuma si oli bekas!"

Rain dan Monik begitu tersentak ketika melihat Aghaz yang sudah berada disamping mereka.
Bagaikan jelangkung, dia selalu datang tanpa diundang.

"Omooo " dengus Monik sambil mengurut dadanya-mencoba ditabahkan oleh yang Maha Kuasa setiap kali bertemu dengan Aghaz.

"Sejak kapan loe disini??! Nongol tiba-tiba! Permisi dulu kek, apa kek?!! Bikin kaget orang aja tau gak?!!" Semprot Monik dalam satu tarikan nafas. Ternyata dia gagal untuk menabahkan hatinya.

Sementara yang terkena semprot hanya cengar-cengir cengengesan memasang wajah tanpa dosa

"Ada apa loe kesini?"  Tanya Rain to the point.
Kesal juga rasanya melihat Aghaz yang kerapkali muncul di depan batang hidungnya

"Mau liat PR, hehe" ucapnya sambil mengedip-ngedipkan kedua matanya.

'Mungkin dia cacingan' pikir Hira yang sedang menonton percakapan 3 manusia dihadapannya.

"Aigoo, loe anak baru udah bisa-bisanya liat contekan PR! Dasar loe! Madesu! Masa depan suram!!" hina Monik bertubi-tubi.

"Udahlah Mon, nih Ghaz PRnya. Jangan ganggu lagi" ucap Rain memberikan buku PRnya dengan tetap dingin seperti biasanya

"Thanks. Snow white!" Balas Aghaz yang langsung menyerbu buku PR Rain. 

***

Aghaz POV's

"Thanks, snow white!" ucapku sambil mengambil buku Rain dengan cepat.

Berpura-pura menulis dengan serius tanpa banyak bicara mampu membuat orang-orang yakin bahwa aku telah larut dalam buku PR Rain.

"Nggak nggak nggak, pokonya gue gak akan ikutin apa yang kalian suruh. Gue gak akan pergi ke taman! Titik!" Ucap Rain dengan penuh penegasan.

Dasar! Cewek sangar! Ngomongnya ketus amet!

Tunggu, apa maksudnya 'kalian'?

Kulihat pembicaraan asik mereka  yang sedang berada dibelakangku menggunakan LCD jam tangan di pergelangan lenganku

Rain hanya sedang berbicara dengan Monik? Lantas, mengapa dia mengatakan kata 'kalian'? Bukankah seharusnya Rain mengatakan kata 'kamu'?

Mereka seperti tidak sedang berdua. Aneh!

Aku mencoba berpikir keras sambil terus memperhatikan percakapan mereka berdua yang 'mungkin' lebih.

"Kayaknya nggak deh, lupain masalah tadi. BTW, Ra ngapain loe di---"

I Love You As My...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang