sebelas.

344 52 1
                                    

"Ehm.. ehm.. ehm.." terdengar seolhyun berdeham keras, aku dan taeyong segera diam. Aku garuk2 kepala, malu2 dan taeyong kembali menunduk. " jadi apa yang bisa kubantu?" Tanya seolhyun lagi.

Taeyong mengangkat kepalanya dan menoleh padaku. Dengan isyarat mata dia menyuruhku menjelaskan pada seolhyun, tapi dengan tegas aku menggeleng.

Kulihat taeyong menghela napas sebentar. Lalu matanya tertuju pada seolhyun. "Emmm.. sebelumnya aku minta maaf karena sudah mengganggumu, seolhyun-ah. Sebenarnya aku kesini mau pinjam uang padamu, aku beemaksud pergi jauh agar orang tuaku tidak bisa menemukanku dan memaksaku menikah" kata taeyong mulai menjelaskan tujuan kami sebenarnya. "Aku... berharap kau bisa membantuku..."

"Lalu bagaimana denganku?" Sambarku.

"Itu masalahmu..." ucap taeyong tanpa ekspresi.

"Tapi kau yang menyuruhku mengikuti idemu ini, kan?" Tudingku sambil menatapnya galak.

"Aku tidak mau tau" tukas taeyong.

"Kau ini...." kata2ku menggantung karena seolhyun segera memotong.

"Jadi.. kalian mau kabur terpisah? kenapa kalian tidak pergi bersama2 saja?!"

"Pergi bersama gadis sadis ini?! Tidak!" Jawab taeyong tegas. Aku mendelik. "Kenapa? Kau mau protes? Hahaha..." dia tertawa renyah, seolah2 mengejekku.

Dasar keterlaluan.. dia pikir dia siapa? Dia tidak tampan dan juga tidak keren, didalam dirinya itu penuh dengan kepalsuan. Berpura2 baik dan sopan di depan banyak orang, tapi sebenarnya dia itu penjahat, brengsek, tidak punya perasaan.

"Lalu kemana kau akan pergi taeyong?" Tanya seolhyun pada taeyong. Laki2 itu terlihat menelan ludah.

"Emmm... untuk sementara aku akan pergi ke singapura, aku punya paman disana, pasti beliau mau membantuku " tutur taeyong, lalu melirik padaku. " oya, pinjamkan juga uang padanya, dia juga harus pergi sejauh mungkin. Dan bisakah kau pinjamkan atau berikan pakaian padanya? Aku agak sensitif melihat dia memakai baju pengantin itu." Taeyong menunjukku dengan mulutnya. Aku mendecak kesal.

"Baiklah!" Seolhyun lalu menuliskan 2 lembar cek dengan nominal yang cukup besar, ia lalu memberikannya ke kami berdua. Setelah itu seolhyun mengajakku ke kamarnya untuk berganti pakaian.

--

"thanks, kau memang baik seolhyun-ah!" Ucap taeyong malu2.

"urwell, kita kan teman." Seolhyun kembali menyunggingkan senyum termanisnya, dan lagi2 taeyong terlihat menelan ludah, matanya terbelalak hampir loncat keluar, mulutnya ternganga. Aku menahan tawa melihat ekspresi taeyong yang seperti orang bodoh.

Disepanjang jalan, taeyong terus saja tersenyum sendiri sambil mengelus2 jam tangannya dengan penuh kasih sayang. Kutatap laki2 ini lekat, sekarang aku baru mengerti bagaimana rasanya jatuh cinta. Orang bisa kehilangan akal karenanya dan orang bisa melakukan hal bodoh untuk bisa mendapatkan orang yang ia cintai. Hmm... kapan ya aku bisa merasakannya?

"Taeyong-ah!" Panggilku pelan.

"Emm.."

"Apa kau bahagia dengan perasaanmu itu?"

"Tentu saja. Aku sangaat.... sangat bahagia."

Aku terdiam dan hanya menghela napas lega. Aku bersyukur pernikahanku dgn taeyong tidak terjadi, jika terjadi... dia pasti akan menderita.

Mobil kami berhenti sisebuah bank, aku dan taeyong segera mencairkan cek yang diberikan seolhyun. Setelah itu kami menuju ketempat penyewaan mobil yang kami gunakan seharian ini.

"Oke, kita berpisah disini, aku akan ke bandara, dan kau terserah kau mau kemana." Perintah taeyong. "tapi ingat, untuk sementara ini jangan pulang kerumah sebelum semuanya kembali normal, dan jangan sekali-kali kau memberi tau orang tuaku kemana aku pergi!mengerti!" Tambahnya seraya menyenggol pundakku. Aku tersentak dari lamunanku. Sejak tadi aku sedang berpikir kemana aku akan pergi, namun tidak ada satu tempat yg terbesit di kepalaku.

"네, 아랐서 (ne, aratseo-ya aku mengerti)" ucapku singkat seraya menghembuskan nafas berat.

"Oya, kenapa kau juga menolak perjodohan kita? Apa kau juga punya orang yang disukai?" Tanya taeyong tiba2.

Kuhentikan langkahku, dan menggeleng pelan. "Tidak... aku tidak menyukai siapapun, aku tidak punya orang yang aku sukai seperti dirimu, jujur saja aku iri padamu..."

"Aku menolaknya karena aku punya impian. dan impianku itu adalah bisa menikah dengan orang yang aku cintai dan mencintaiku. Aku tidak ingin menikah dengan orang yang tidak mencintaiku, aku tidak ingin bahagia di kesedihan orang lain. Hmm... aku ingin seperti seolhyun menjadi orang yang dicintai. Sepertinya itu sangat menyenangkan." Ungkapku seraya mencoba tersenyum. Entah kenapa.. hatiku terasa sakit.

Taeyong tiba2 menepuk pundakku. "Hei, ayolah jangan sedih! Aku yakin suatu saat nanti akan datang seorang pangeran yang akan mencintaimu dengan tulus, jadi teruslah semangat dan tersenyum lebar!"

"Begitukah?"

"Ya, yang penting kau selalu percaya!" Taeyong kembali menyemangatiku, akhirnya aku tersenyum.

"Nah.. kalau seperti itu kan jadi lumayan menarik, hehe..."

"Huh dasarr!emm.. baiklah, aku pergi sekarang, suatu saat nanti jika kita bertemu lagi... aku akan membuat perhitungan kepadamu." Aku tersenyum mantap. "또 만나요 (ddo mannayo, sampai jumpa lagi)!" Kuhentikan taksi yang kebetulan lewat didepanku, aku segera masuk sambil melambaikan tangan pada taeyong.

"Ingat, pergi yang jauh ya!" Teriak taeyong. Aku hanya mengangguk. Lalu taksi yang kutumpangi melaju meninggalkan taeyong yang masih berdiri sambil melambaikan tangannya padaku.

Rintik2 hujan mulai turun kebumi. Tidak lama, hujan pun turun dengan deras, kupandangi tetesannya lewat jendela taksi. sudah kuputuskan untuk tidak pergi kemanapun, aku akan kembali ke rumah. Meskipun, taruhannya nyawa. Maafkan aku, taeyong-ah, aku tidak bisa pergi. Aku lebih suka rumahku.

Haloo im back~ 😄😀😊
Aduh kelanjutannya gimana ya? Apa udah sampai situ aja? haha ya gak lah! 😝
Aduh peminatnya dikit 😂 apa ceritanya garing? Atau apa? Makannya komen 😂 biar  bisa diperbaiki..😘
Jangan lupa kasih vote ya say 😊😘
Gomawo~

You Are My Everything (TaeyongxIrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang