Sepuluh.

374 58 4
                                    

Aku dan taeyong duduk manis di ruang tamu sebuah rumah, rumah ini memang besar namun tidak sebesar rumahku. Rumah ini bergaya eropa klasik, berbeda dengan rumahku yang campuran antara gaya korea tradisional dengan gaya eropa. Dan itu adalah desainku, dari dulu aku memang suka sekali menggambar.

Aku datang kerumah ini atas usulan taeyong, dia bilang ini adalah rumah temannya. Dan dia sangat yakin kalau ayahnya tidak mendatangi temannya yang satu ini karena ayahnya tidak pernah tau tentang temannya ini.

Lalu tampak seorang gadis manis sebaya denganku tengah menuruni tangga, dia begitu cantik, kulitnya putih dan bercahaya, aku yang melihatnya saja sudah terkagum kagum. kakinya yang jenjang membuatnya begitu anggun ketika melangkah menuruni tangga. Rambutnya yang panjang dan bergelombang terayun-ayun mengikuti irama langkahnya. Ya Tuhan, apakah dia seorang bidadari yang engkau turunkan ke bumi! Aku hanya bisa menggumam dalam hati. Seandainya saja aku seorang pria, aku akan langsung meminangnya.

Gadis itu terus saja menyunggingkan senyumnya yang manis, aku membalas senyumnya. Dia lalu duduk di hadapanku, kulirik taeyong yang duduk disampingku, dia tertunduk dan sekilas kulihat wajah dan telinganya memerah. Aku jadi heran dengan tingkahnya.

"도와드릴까요 (dowadeulilggayo, ada yang bisa aku bantu)?" Tanya gadis itu tanoa basa basi. Tapi kemudian, ia mengerutkan dahi sambil menatapku tajam. "Lalu, kenapa nona ini memakai baju pengantin?" Mendengar pertanyaan terakhir gadis itu, aku jadi salah tingkah. Mungkin dia juga berpikir aku sudah gila. Aku jadi bingung harus menjawab apa. Lalu kusenggol lengan taeyong yang sedari tadi hanya tertunduk tanpa bicara sepatah kata pun. Dia mengangkat kepalanya perlahan, namun dia terlihat begitu malu2. Dia juga berusaha menghindari tatapan mata gadis itu. Ini semakin aneh.

"Emmm.. anu.. seolhyun-ah, aku.. eh, maksudnya kami... sedang lari" kata taeyong terbata-bata tanpa menatap gadis yang dihadapan kami. Kusenggol kaki taeyong, ia lalu melototiku.

"Heh, kau bisa bicara dengan jelas tidak sih? Jika kau bicara seperti orang gagap, mana mungkin dia akan mengerti." Bisikku bawel.

"Iya, dasar cerewet!" Sungut taeyong.

Seolhyun? Tadi taeyong menyebut gadis itu seolhyun, jangan2 dia adalah gadis yang tadi diceritakan taeyong. Pantas saja dari tadi tingkah laki2 brengsek ini aneh. Tapi... benar juga apa kata taeyong. Seolhyun benar2 cantik, pantas saja taeyong menyukainya. Aku saja seorang wanita langsung jatuh hati padanya. Aku benar2 jauh dibandingkan dia, dari tinggi saja aku sudah kalah telak. Huhh.

"Apa kalian sedang berencana kawin lari?" Todong seolhyun tiba2.

Aku terperanjat, begitu juga taeyong. Bahkan ekspresinya jauh lebih terkejut dibandingkan aku. Wajarlah dia terkejut, karena orang yang disukainya malah mengira dirinya akan kawin lari dengan gadis lain.

Aku cepat2 menjawab agar seolhyun tidak salah paham, "tidak, kami memang lari.. ah, tidak, lebih tepatnya kabur, tapi.. bukan bermaksud kawin lari. Kami lari dari pernikahan kami berdua, kami tidak ingin dijodohkan"

Seolhyun mengerutkan dahinya dan semakin menatap tajam pada kami berdua. "Maksudnya?"

"Jadi begini, kami ini dijodohkan dan dipaksa untuk menikah, tapi kami sama sekali tidak menyetujuinya karena kami tidak saling mencintai. Untuk itu kami memutuskan untuk kabur dan pergi sejauh mungkin agar pernikahan kami tidak pernah terjadi." Jelasku panjang lebar, meralat penjelasanku yang pertama. Seolhyun manggut2. Kurasa dia sudah mengerti. Syukurlah! Aku menarik napas lega.

"Jadi kau ini Irene anak dari keluarga baek? Nama irene adalah panggilanmu kan? nama aslimu adalah baek ji yeon? Yang dijodohkan dengan taeyong?" seolhyun memandangi kami bergantian.

"Ya kau benar," timpalku.

"Tapi kenapa kalian harus lari? Kalian ini sangat serasi loh, cocok jika menjadi pasangan suami istri." Ujar seolhyun seraya tersenyum manis.

"Cocok dengannya?! Tidak, seumur hidup aku pasti akan menyesal jika menikah dengan gadis aneh seperti dia," sanggah taeyong sambil menunjuk ke arahku dengan tatapan meremehkan. Dan entah kenapa... kata2nya barusan bagaikan pisau yang menusuk tepat ke hatiku, terasa sangat sakit.

"Lagi pula, siapa yang mau menikah dengan laki2 brengsek sepertimu!? Aku tidak sudi. Cihh!.." sewotku

Akhirnya kami terlibat perang mulut, taeyong terus saja mengejekku gadis sadis dan tidak menarik, dia juga menyebutku pendek. Aku tidak menerimanya, ini sudah keterlaluan.

(Maapken wp smpet error gaes😭, ganepatin janji deehhh😭)
Idihh taeyong jahat banget sih 😂
Mau tau gak kelanjutannya? Kalau gamau yodah... 😂😂
Mau next? Vomment yaahh😘😘
jujur vomment kalian sangat berarti untukku 😂😂
semoga buat siders hatinya terbuka untuk memberi vomment 😘
Makasihh~

You Are My Everything (TaeyongxIrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang