20

422 53 8
                                    

*taeyongpov*

Sudah dua minggu aku menumpang di rumah irene, makin lama... Sepertinya pandanganku tentangnya berubah. Dia ternyata gadis baik, ya, meski kadang suka membuatku jengkel dan kami sering bertengkar. Bahkan hal kecil pun bisa membuat kami bertengkar hebat. Dia juga pernah menendangku keluar gara-gara berebut saluran televisi. Ck.

"Heh kenapa kau mengganti salurannya? Aku sedang menonton pertandingan sepak bola!" Protesku pada irene yang baru datang langsung mengganti saluran televisi.

"Jadi, kau mulai melawanku?! Kau tidak ingat perjanjian kita, kau mau kuusir dari sini?!" Ancamnya sambil berkacak pinggang.

"Ck, kau ini selalu saja mengancamku, kau pikir aku takut? Dengar ya, aku tidak takut padamu. Sini remotenya!" Kurebut remote televisi dari tangan irene dan menggantinya dengan saluran yang tadi aku tonton. Tapi irene merebutnya kembali dan akhirnya kami berebut remote sambil saling jenggut.

BRAK. irene menutup pintu apartemennya keras dia baru saja menendangku keluar. Lagi-lagi aku harus menggedor-nggedor pintunya dan memelas minta maaf. Sampai-sampai aku harus pura-pura menggigil kedinginan baru dia membukakan pintu dan menyuruhku masuk. Hahh, nasib sebagai seorang gelandangan memang sangat menyakitkan.

"Taeyong-ah cepat sarapan dulu nanti terlambat!" Panggilnya dari arah ruang makan.

"Iya, sebentar lagi, aku sedang ganti pakaian!" Sahutku. Sekarang keadaan sedikit berubah, irene tidak hanya memasak untuk dirinya sendiri tapi juga untukku. Dia juga sering menggantikanku mencuci piring jika aku tidak sempat. Tidak lama aku pun keluar dan segera menuju ruang makan untuk sarapan. Tampak irene sudah ada di meja makan dengan wajah sumringah. Emm... Sedikit mencurigakan... Menurutku.

"Apa kau akan pulang larut nanti malam taeyong-ah?" Tanyanya tiba-tiba.

"Tidak, aku pulang sekitar pukul delapan, memangnya kenapa?" Selidikku.

"Emm... Aku ingin merayakan sesuatu denganmu," katanya dengan mata berbinar binar.

"Baiklah, selesai kerja aku akan langsung pulang!"

---

Suara petir menggelegar hingga membuatku terkejut, aku semakin mempercepat langkahku menuju halte. Aku harus pulang sebelum hujan turun, aku juga sudah janji pada irene untuk pulang cepat. Entah apa yang akan dirayakannya, sebagai teman aku harus menepati janji.

Tididdd... Terdengar suara klakson mobil dari arah belakang, kuhentikan langkahku dan menoleh ke belakang. Mobil berwarna hitam berjalan pelan di belakangku dan berhenti tepat disampingku. Aku berusaha melihat siapa yang ada di dalam mobil tapi sama sekali tidak terlihat. Orang di dalam mobil itu lalu menurunkan kaca mobilnya.

YA TUHAN... DIA.. aku melongo, terkejut setengah mati saat tahu siapa pemilik mobil hitam itu, SEOLHYUN.

"Taeyong? Kau benar-benar taeyong, kan?" Tanyanya dengan suara lembut yang selalu membuatku terhipnotis.

"I-iya, aku taeyong" jawabku gugup. Seolhyun lalu turun dari mobilnya.

"Syukurlah, ini benar-benar kau, taeyong, kupikir aku tidak akan bertemu denganmu lagi!" Serunya sambil mengguncang-guncang lenganku.

"Hehe.. Ya, kupikir juga begitu. Tapi untung kita bisa bertemu lagi." Kataku basa basi.

"Oya, bagaimana kalau kita mengobrol sambil minum kopi di kedai kopi favorit kita? Ayo naiklah ke mobilku!" Ajaknya seraya menarik lenganku. Tanpa pikir panjang aku langsung mengiyakan ajakan seolhyun, kapan lagi aku bisa ngobrol bersamanya, jujur aku merindukannya. Ini benar-benar suatu keajaiban. Terima kasih Tuhan!

You Are My Everything (TaeyongxIrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang