Part 10 - Party 2

319 16 1
                                    

"Sumpah! Party kali ini beneran keren abis" ucap Dila yang terus menganggukkan kepala menikmati alunan dj seksi itu.

Shinta tersenyum simpul, meskipun kurang enjoy tapi ia bahagia melihat sahabatnya sedikit melupakan masalah itu. "Lebih untung lagi, ternyata Tristan temennya Juna, siap-siap aja dijemput.." jawabnya terkekeh. Dila memanyunkan bibir tipisnya lalu kembali meneguk sisa wine.

"Yakin nggak mau nyobain?" tawarnya dengan menyodorkan. Yang ditawari menggeleng kepala pelan.

"Makasih, takut teler kaya Juna kemarin. Gara-gara minuman itu sikapnya jadi aneh.." tambahnya. Dila tertawa mendengarnya, "kalau minumnya nggak banyak, kagak bakalan mabuk sayangku..".

Shinta tersenyum dengan penuh paksaan. "Okelah... aku nggak akan maksa, tapi stok susu kaleng masih ada kan?" Dila kembali meledek. Merasa gemas, Shinta meraih benda yang siap sedia di tas, si kaleng putih dan menggoyangkannya penuh dramatis dihadapan Dila. Sontak membuatnya kembali tertawa.

Tawa mereka terhenti oleh sosok wanita yang melenggok manja dihadapannya. Dengan balutan mini dress merah menyala.Seksi diskripsi yang pertama kali muncul di benak Shinta. Bibir yang merekah merah merona dan rambut coklatnya dibiarkan tergerai membuat para pria sudah pasti enggan memalingkan matanya.

"Cantik banget tuh cewek..." pujian spontan keluar dari bibir manis Shinta. Dila setuju dengan pujian itu dan mengangguk pelan.

Ternyata ia menuju ke kerumunan pria-pria malang, Rafa dan kawan-kawan.

"Hei! Lihatlah, dia menghampiri mejanya Juna.. bisa juga ia punya temen wanita secantik itu.." serunya, matanya melirik ke arah Shinta. Apa lagi kalau bukan untuk menggodanya.

Ingin sekali menanggapi ledekan Dila, tapi ia mengurungkan niatnya. Takut dikira cemburu, yang ada Dila semakin gencar menjahilinya.

Shinta semakin penasaran dengan wanita itu. Ia mulai tampak intim menggandeng lengan Juna. "Apakah dia sudah kenal lama dengan Juna? Apakah dia mantan pacarnya Juna? Atau, gebetannya Juna?"guman Shinta mengernyitkan dahi.

"Sudahlah Shinta, jangan berpikir yang aneh-aneh gitu, yakinlah Juna hanya untukmu seorang" Dila berusaha menghibur karena tahu sahabatnya ini bisa dibilang sedang cemburu. Tampak dari ekspresi masamnya.

"Entahlah, aku juga belum yakin dengan perasaan ini" ucap Shinta lirih.

"Hei, bukankah ciuman waktu itu adalah jawaban atas semua keraguanmu selama ini? Ayolah Shinta, jangan biarkan pikiran-pikiran itu melunturkan kepercayaanmu padanya. Aku tahu dia itu serius padamu," tambah Dila penuh keyakinan. Shinta membalasnya dengan anggukan lalu tatapannya kembali pada sosok wanita itu.

Sedangkan, Juna terkejut dengan suprise kecil yang tentu saja waktunya tidak tepat. "Sial, kenapa Syeril bisa datang kemari!" umpatnya dalam hati. Ya... Syeril, wanita yang pertama kali menjamahnya. Wanita yang berusaha meraih hatinya. Wanita yang bilangnya akan pergi lama tapi ternyata baru beberapa bulan sudah kembali ke tanah air.

Habislah sudah, kalau Shinta tahu semua ini.

Perlahan Juna melepaskan tangan Syeril yang mengapit pinggangnya. Kecewa dengan responnya, Syeril langsung meraih lehernya dan menciumnya. Juna gelagapan dengan serangan itu dan mendorongnya.

Singkat. Tapi mematikan.

"Hei... what's wrong with you beb?" gerutu Syeril. Juna tak menjawab pertanyaan itu, ia justru mendongakkan kepalanya untuk mencari keberadaan Shinta. Berharap kejadian berusan, ia tak melihatnya. Tapi harapan itu pupus, mata Shinta tampak berkaca-kaca.

Stay With Me...(Triangle Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang