Love Material [Soonhoon]

Chapter 4

-LOVE MATERIAL Chapter 4-

Pairing: SoonHoon/HoZi

Caster: Kwon Soonyoung/Lee Jihoon/Seventeen's member.

Lenght: Multi-chapter

Genre: Drama, Hurt Comfort, Sad, Romance.

Rating: T (PG-15)

Happy Reading^

.

.

.

Pandangan Jihoon kosong.

Kejadian beberapa waktu lalu, masih bergentayangan di otaknya. Satu fakta menyenangkan yang ia dengar berubah menjadi sebuah musibah. Jihoon memang senang sekali mengetahui satu kenyataan bahwa Lee Chan dan Soonyoung adalah saudara. Tetapi, menit-menit selanjutnya, bagi Jihoon laksana neraka.

Hatinya sakit. Kenapa Soonyoung setega ini? Dia bisa menerima ungkapan Soonyoung, tapi tidak harus di hadapan khalayak umum 'kan? Kesannya seperti Soonyoung ingin menguak sisi buruk Jihoon pada semua orang. Bodohnya lagi, kenapa Jihoon tak melawan? Seumur-umur, Jihoon tidak pernah direndahkan seperti itu. Terlebih, yang merendahkan dirinya adalah orang yang dia cintai.

Jihoon menyusuri jalanan. Makian orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya tak Jihoon hiraukan. Memang dia sedang menderap lurus, namun pandangan matanya yang setengah buram, membuatnya berkali-kali terjungkal dan menabrak pejalan kaki lain. Tak pelak, beberapa sampai mengumpatinya.

Aku tidak lemah, aku tidak boleh menyerah, aku tidak lemah, aku tidak boleh menyerah... Kalimat ini, sudah ratusan kali ia teriakkan dalam hati.

Detik berikutnya, badan Jihoon ambruk ke tanah. Bingkisan yang dia genggam terjatuh di sebelah. Air matanya memang tak mengalir, tetapi Jihoon meraung dalam hati. Beberapa orang yang semula menatap kesal paranya, beralih iba. Jihoon layaknya sosok yang kehilangan arah.

Dianggap gila oleh orang-orang, Jihoon dia tak peduli! Di sergap petugas keamanan pun, baginya tidak masalah. Jihoon sedang membutuhkan seseorang, seseorang yang bisa ia tumpahi keluh kesah.

"Jihoon-ah," pantau seseorang yang sedang mengendarai sepeda.

Seseorang itu menepi, meletakkan sepedanya sembarangan, lalu melangkah mendekati Jihoon. "Kau benar Jihoon 'kan?" Sosok berjaket marun itu menangkup wajah Jihoon. Memastikan. "Ya Tuhan. Apa yang terjadi, Ji?"

Jihoon baru tersadar saat sosok itu mengembalikan paperbag lusuh dalam genggamannya, lalu merapatkan tudung jaket. Jihoon menengadah, menemukan sosok tinggi yang menatapnya peduli.

"Jun-ah," lirihnya. Junhui mengangkat sebelah alis. Pemuda pendek di depannya terlihat menyedihkan dan hancur. Miris. "Jun-ah, apa yang harus kulakukan?"

"Kau kenapa? Terjadi sesuatu?"

Tak ada jawaban sama sekali. Junhui memaksa badan kaku Jihoon untuk berdiri. Ia memapahnya ke tepi, didudukan pada bangku umum sekitar sana. Masih tak berkenan membuka suara, Jihoon diam membisu, pandangannya lurus ke bawah.

"Apa ada yang aneh dengan sepatuku?" pertanyaan Junhui memang tak berbobot, tapi berhasil membuat perhatian Jihoon tersedot. "Kenapa, Jihoon? Kau bisa cerita padaku."