Love Material [Soonhoon]

Chapter. 15 (END)

-LOVE MATERIAL Chapter 15-

Pairing: SoonHoon/HoZi

Caster: Kwon Soonyoung/Lee Jihoon/ Seventeen member's

Lenght: Multi-chapter

Genre: Drama, Hurt Comfort, Sad, Romance.

Rating: T (PG-15)

.

^Happy Reading^

.

.

...

Sakit memang, tapi jika kau sudah memiliki tekat sejak awal, jangan sesekali berpikir untuk berhenti di tengah jalan. Tanggung, dan percayalah, Tuhan tak tidur. Anugerah menantimu di penghujung.

-oOo-

Air sungai tak lantas mengalir kalau bebatuan yang menghambat tak disingkirkan. Hamparan batu yang berdesakan mampu memanjakan penglihatan, memang. Tapi, siapa sangka ketika sang batu terangkat maka yang terlihat nanti hanya bongkahan keras penuh lelehan lumut dan lumpur yang menjijikkan.

Ya, yang terlihat indah bukan berarti tak menyimpan cela.

Jeon Wonwoo lurus menatap aliran air dingin di sela-sela jari kakinya. Di atas satu batu raksasa yang kini ia singgahi, dia termenung. Istilah menggelikan itu seperti dirinya, seperti Jeon Wonwoo. Ia terlihat indah di mata temannya, dianggap istimewa. Tapi nyatanya, Soonyoung tidak tahu bahwa di dasar hatinya, Wonwoo menyimpan luka bernanah.

Apa kau ingat, Soonyoung, dulu kita sering menghabiskan waktu bersama dan itu indah. Kini, kau banyak menyakitiku. Andai kau tahu, betapa aku hancur sekarang. Hatiku, Soonyoung-ah~ aku kesakitan.

Laksana seruan dunia, hembusan udara di sekitar sana membentuk gumpalan dan menjadi suara bisikan; Semua yang ada pada dirimu adalah kebohongan, kau membunuh temanmu secara perlahan, Jeon Wonwoo.

Wonwoo kelabakan.

Kisar beberapa meter dari tempat Wonwoo bermuram durja, Kim Mingyu terduduk nyaman di tepian sungai. Beralaskan dedaunan kering, juga celana yang terjinjing dengan sedikit cipratan air. Mingyu tak bersuara, dalam diam, ia terus memandangi punggung Wonwoo.

Niatan mendekat sangat ingin ia lakukan, hanya saja Mingyu toleran. Wonwoo mungkin butuh waktu untuk sendiri. Jadilah, Mingyu yang beberapa menit lalu sempat berjalan hampir mendekati Wonwoo, memutuskan balik ke tempat semula setelah membuat sepatunya basah.

Mingyu terkesiap manakala Wonwoo berpaling ke belakang. Mereka beradu pandang. Dirasanya kini pemuda itu sudah cukup tenang, terbukti dari sunggingan kecil di belah bibirnya.

Wonwoo melangkah lamban sambil menurunkan kedua lipatan celana. Mingyu menepis hamparan pasir yang mengotori daun di bawahnya, guna Wonwoo duduk di sisinya.

"Hyung, haus?" Tawarnya.

Wonwoo menggeleng dan Mingyu urung menyentuh botol air disebelahnya. Tak bermaksud mengabaikan Wonwoo, pemuda jangkung ini meluruskan kaki, mendongakkan wajah menantang senja.

"Ada kalanya kau merasa letih dengan segala hal yang kau tekuni. Kau tak sekuat itu, pasti ada saat di mana kau tak kuasa lagi bertahan dan membutuhkan bantuan seseorang. Hyung, hidup itu keras. Kalau kau pikir, kau mampu mengatasi semuanya sendirian, kau salah besar."